Sukses

Arawinda Kirana Mengaku Idap Vaginismus, Apa Itu dan Bagaimana Gejalanya?

Melalui akun Instagramnya @arawindak, ia mengatakan kondisi vaginismus yang dialaminya kian memburuk usai mengalami kekerasan seksual

Liputan6.com, Yogyakarta - Baru-baru ini, aktris Arawinda Kirana kembali muncul ke publik. Ia mengaku telah mengidap vaginismus sejak lama.

Melalui akun Instagramnya @arawindak, ia mengatakan kondisi vaginismus yang dialaminya kian memburuk usai mengalami kekerasan seksual. Hingga saat ini, ia masih berjuang agar bisa melawan kondisi tersebut.

Mengutip dari berbagai sumber, vaginismus adalah kondisi yang menyebabkan otot-otot vagina mengencang. Secara tidak sadar, otot vagina akan mengencang saat terjadi penetrasi seksual, saat menggunakan tampon, atau saat melakukan pemeriksaan panggul.

Hal ini memicu munculnya rasa sakit saat berhubungan seksual. Kondisi ini dikaitkan dengan dampak pelecehan atau trauma seksual di masa lalu.

Selain itu, hubungan seksual yang menyakitkan atau peristiwa traumatis lainnya juga dapat menjadi penyebab munculnya vaginismus. Namun, kondisi ini tak selalu disebabkan oleh faktor emosional seperti rasa cemas dan peristiwa traumatis.

Vaginismus juga bisa dipicu oleh beberapa kondisi fisik, seperti infeksi saluran kemih atau jamur, riwayat kanker atau lichen sclerosis, persalinan, menopause, riwayat operasi panggul, kurangnya pemanasan saat berhubungan seksual, lubrikasi vagina yang tidak mencukupi, maupun efek samping obat.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Gejala Vaginismus

Munculnya vaginismus dapat ditandai oleh beberapa gejala, salah satunya muncul rasa ketidaknyamanan atau nyeri saat penetrasi hingga terasa menyakitkan. Selain itu, pengidap vaginismus juga tidak dapat berhubungan seksual atau melakukan pemeriksaan panggul karena kejang atau nyeri otot vagina.

Kondisi vaginismus yang dialami Arawinda Kirana ini bisa diatasi dengen beberapa metode pengobatan. Senam kegel, terapi topikal, terapi dilator vagina, terapi perilaku kognitif, terapi seks, hingga teknik relaksasi menjadi beberapa metode pengobatan yang bisa dicoba.

(Resla Akanita Chak)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini