Sukses

Peduli Lingkungan dengan Kolaborasi Program Pemilahan Sampah

Isu sampah masih menjadi permasalahan lingkungan yang dihadapi saat ini.

Liputan6.com, Jakarta - Isu sampah masih menjadi permasalahan lingkungan yang dihadapi saat ini. Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menunjukkan, pada 2022 sebanyak 65 persen sampah masih dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA) dan baru 35 persen sampah yang diolah kembali.

Padahal jika dikelola dengan baik, sampah dapat membawa manfaat bagi lingkungan sekitar hingga memiliki nilai ekonomis.

Oleh sebab itu PT Frisian Flag Indonesia (FFI) mengambil bagian dalam program pemilahan sampah dengan bekerjasama dengan Octopus, platform ekonomi sirkular pertama di Indonesia yang berfokus pada pengelolaan sampah.

President Director PT Frisian Flag Indonesia, Berend Van Wel mengatakan Frisian Flag Indonesia sebagai bagian dari FrieslandCampina berkomitmen untuk terus menyediakan gizi yang baik kepada masyarakat dan turut berkomitmen untuk menerapkan bisnis yang berkelanjutan.

"Hal tersebut sejalan dengan strategi keberlanjutan global kami, yaitu Nourishing a Better Planet. Komitmen tersebut diwujudkan salah satunya melalui program pemilahan sampah di lingkungan masyarakat yang telah berjalan sejak April 2022," ujarnya.

Menurutnya program pemilahan sampah ini merupakan bentuk kolaborasi antara pemerintah, sektor industri dan masyarakat dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memilah sampah mulai dari rumah tangga dan menerapkan gaya hidup yang berkelanjutan.

Sebelumnya FFI telah berkolaborasi dengan Kelurahan Gedong, Kelurahan Ciracas dan Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Timur dengan mengoperasikan 2 bank sampah di wilayah Kelurahan Gedong & Ciracas, Jakarta Timur.

Kolaborasi ini menjangkau sekitar 3.200 rumah tangga dan belasan kader PKK sebagai pengelola bank sampah, serta mampu mengurangi sampah bekas kemasan produk Frisian Flag Indonesia hingga 250 kg per tahun.

Dalam kesempatan yang sama CEO Octopus Indonesia, Moehammad Ichsan menyambut baik kolaborasi yang terjalin bersama Frisian Flag Indonesia. Menurutnya, digitalisasi pada bidang pengelolaan sampah dapat meningkatkan kesadaran dan memudahkan masyarakat untuk mulai memilah sampah dari rumah.

"Melalui kolaborasi ini, nantinya masyarakat akan terlibat aktif dalam pemilahan sampah dari rumah. Pelestari yang sudah terlatih dan terverifikasi dapat dengan mudah mengambil sampah untuk kemudian didaur ulang di fasilitas Octopus," jelasnya.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Digitalisasi Pemilahan Sampah

Dengan menggunakan aplikasi Octopus sebagai solusi daur ulang sampah, masyarakat tidak hanya ikut berkontribusi dalam menjaga kelestarian lingkungan, tetapi juga bisa mendapatkan keuntungan dari setiap sampah yang dikumpulkan.

Keuntungan tersebut berupa poin yang dapat ditukarkan dengan berbagai manfaat untuk kebutuhan sehari-hari, seperti pulsa dan token listrik.

"Melalui aplikasi Octopus, kami ingin memberikan pengalaman yang menyenangkan dalam mengelola sampah rumah tangga serta memberikan apresiasi bagi pengguna yang telah melakukan pemilahan sampah," ujar Ichsan.

Aplikasi Octopus tersedia untuk pengguna Android dan iOS serta dapat diunduh secara gratis di PlayStore maupun App Store. Kunjungi situs www.Octopus.co.id untuk informasi lebih lanjut atau dapatkan beragam konten menarik dan inspiratif tentang daur ulang sampah di media sosial @Octopus.ina.

Selain itu, Lurah Kelurahan Gedong, Nunung Siti Cholimah mengapresiasi kolaborasi baik ini. Menurutnya, digitalisasi memberikan nilai tambah bagi masyarakat dalam proses pengelolaan sampah rumah tangga.

"Kami mendukung kolaborasi antara FFI, Octopus beserta Kelurahan Gedong, Jakarta Timur terkait program pemilahan sampah di lingkungan Kelurahan Gedong. Kolaborasi ini menjadi sebuah tonggak pencapaian atas program yang telah berjalan selama ini," katanya.

Selain itu, tentunya dapat mengurangi volume sampah dari Kelurahan Gedong yang dikirim ke TPA Bantargebang hingga 1,6 ton/tahun, dari rata-rata sampah yang dihasilkan sebanyak 120 ton/tahun.

Sebelumnya, FFI telah melakukan inovasi kemasan untuk mengurangi penggunaan plastik, penggunaan energi terbarukan di fasilitas produksi, penggunaan sedotan kertas pada kemasan susu cair siap minum varian rendah lemak, dan melakukan kemitraan dengan beberapa stakeholder untuk program pemilahan sampah, dengan harapan 95 persen kemasan produk dapat didaur ulang pada 2025 mendatang.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.