Sukses

Bos Pecat Tiga Pegawai Usai Periksa Riwayat Panggilan, Ini Alasannya

Lantas apa yang membuat sang boss memutuskan untuk memecat 3 pegawainya?

Liputan6.com, Jakarta Di era pandemi yang dimulai pada tahun 2020, bekerja dari rumah telah menjadi norma dalam banyak pekerjaan di Amerika Serikat. Meskipun banyak orang harus bekerja dari rumah setiap hari kerja di masa-masa sulit tersebut, seiring berjalannya waktu menuju keadaan yang lebih stabil, banyak perusahaan mulai menawarkan kombinasi antara bekerja dari rumah dan di kantor.

Mereka yang bekerja dari rumah akan dengan cepat mengakui bahwa mereka pernah meninggalkan meja kerjanya untuk sebentar waktu untuk menyelesaikan cucian atau membersihkan rumah. Namun, tindakan seperti itu dapat berujung tragis, seperti yang dialami oleh beberapa pegawai yang dipecat setelah bosnya menelusuri riwayat panggilan telepon mereka.

Lantas apa yang membuat sang bos memutuskan untuk memecat 3 pegawainya? Untuk kisah lengkapnya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari Unilad, pada Minggu (28/4).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Awal Mula Masalah Muncul

Sejak pandemi mengambil alih dunia pada tahun 2020, bekerja dari rumah telah menjadi norma di banyak lini pekerjaan. Tentu saja, banyak orang harus bekerja setiap hari kerja di rumah pada masa-masa sulit tersebut. Namun, ketika kita menuju ke suatu bentuk realitas, banyak pengusaha mulai menawarkan kombinasi antara bekerja dari rumah dan di kantor.

Mereka yang bekerja dari rumah akan dengan cepat mengakui bahwa mereka pernah meninggalkan meja kerjanya untuk sejenak menyelesaikan cucian atau menyapu rumah.

Namun, tindakan seperti itu dapat berujung buruk, salah satunya adalah seperti yang terjadi pada wanita Australia yang dipecat setelah bosnya menggunakan teknologi keystroke untuk melacak kinerjanya saat bekerja di rumah.

Dan tetap berpegang pada apa yang terjadi di Australia, seorang bos Australia lainnya mencurigai beberapa stafnya tidak bekerja dengan serius sehingga dia memutuskan untuk menyelidiki.

3 dari 3 halaman

Kronologi Kejadian

Sebagai seorang manajer, tidak pernah mudah untuk melacak kinerja seorang karyawan jika mereka melakukannya di rumah. Manajer ini yakin bahwa karyawannya terlalu santai, sehingga dia memutuskan untuk memeriksa log panggilan mereka.

Dia sudah tahu ada sesuatu yang salah ketika obrolan grup kerja menjadi lebih sepi, waktu tanggapan email melambat, dan panggilan tidak dijawab.

Bos yang tidak bisa disebutkan namanya, mengatakan: "Waktu antara panggilan mulai menjadi lebih lama. Daripada panggilan setiap 15 menit, menjadi setiap 20 menit, dan kemudian setiap setengah jam.

"Dan kemudian ada celah dua jam tanpa ada yang terjadi... itu menunjukkan staf absen, dimulai dari yang kecil, tetapi absennya akan semakin lama."

Dengan kecurigaannya semakin besar, dia memilih untuk menginstal beberapa aplikasi yang digunakan untuk melacak para pegawainya.

"Kami memang memiliki beberapa pelacakan melalui CRM (Customer Relationship Management) kami, Pipedrive," katanya.

Pipedrive adalah perusahaan perangkat lunak berbasis cloud yang pada dasarnya berfungsi sebagai kalender di mana staf memasukkan tugas, pengingat, dan panggilan yang dijadwalkan atau selesai.

Dia melanjutkan: "Biasanya, seorang salesperson mungkin akan mendapatkan antara empat dan 10 panggilan dalam satu jam. Seseorang mungkin menelepon dan mereka sedang sibuk, mereka mungkin mengatakan hubungi saya kembali dalam setengah jam. Jadi itu tercatat sebagai panggilan selama satu menit.

"Dan kemudian mereka mungkin memiliki percakapan lain selama lima hingga sepuluh menit. Dan untuk setiap panggilan Anda menulis catatan - tetapi hal-hal itu mulai tidak terjadi. Tidak ada catatan yang ditinggalkan."

Tidak hanya panggilan tidak tercatat, banyak dari mereka adalah 'panggilan hantu' atau panggilan palsu yang dibuat-buat.

Setelah 18 bulan memantau pekerjaannya, dia memutuskan bahwa tiga dari mereka harus pergi karena 'pekerjaan yang tidak mencukupi'. Dia mengakui bahwa mungkin perlu mengenalkan pelacakan keyboard jika seorang bos merasa bahwa mereka dimanfaatkan.

"Banyak dari kita memiliki teman beberapa derajat pemisahan yang membanggakan diri mereka tentang memanfaatkan majikan mereka, dengan cara atau cara lain, terutama selama pandemi," katanya.

"Staf tahu bahwa bisnis mereka memiliki kerentanan. Sulit merekrut, beroperasi sulit. Dan mereka memanfaatkannya untuk menjadi sedikit lebih nakal.

"Terkadang majikan dianggap sebagai orang jahat - tetapi beberapa dari kita hanyalah perusahaan kecil yang berusaha melakukan yang terbaik."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.