Sukses

Waspada, Guguran Lava Gunung Karangetang Masuk ke Kali Batang

Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Karangetang Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulut menyebutkan jarak luncur guguran lava dari Gunung Karangetang ke Kali Batang sejauh 1.000 hingga 1.750 meter.

Liputan6.com, Sitaro - Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Karangetang Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulut menyebutkan jarak luncur guguran lava dari Gunung Karangetang ke Kali Batang sejauh 1.000 hingga 1.750 meter.

"Selain ke Kali Batang, guguran lava juga mengarah ke Kali Batuawang sejauh 1.000 hingga 1.500 meter, Kali Timbelang dan Kali Beha Barat sejauh 1.000 meter," ungkap Ketua Pos PGA Karangetang Yudia P Tatipang, Rabu (28/6/2023).

Dia mengharapkan warga yang tinggal di sekitar kali yang aliran airnya berhulu di puncak Gunung Karangetang tetap waspada dan mengantisipasi dampak guguran lava tersebut.

Selain potensi awan panas guguran yang masih menumpuk di puncak kawah gunung itu, ujarnya bahaya lainnya berupa luncuran material vulkanik yang sewaktu-waktu terjadi, terutama saat hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.

"Secara visual, katanya, pada periode pengamatan pukul 00.00-06.00 Wita asap dari kawah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang dan tinggi 75-100 meter di puncak kawah," ujarnya.

Terekam juga 60 kali gempa guguran dengan amplitudo antara lima hingga 15 milimeter dengan durasi 30-518 detik, begitu pula dengan tremor menerus (mikrotremor) dengan amplitudo 0,5-3 milimeter, dominan dua milimeter.

"Tingkat aktivitas Gunung Karangetang saat ini siaga level III," ujarnya.

Dia berharap, beberapa rekomendasi diperhatikan, yaitu masyarakat dan pengunjung, wisatawan tidak mendekati, tidak melakukan pendakian dan tidak beraktivitas di dalam zona prakiraan bahaya yaitu radius 2,5 kilometer dari puncak kawah dua (kawah utara) dan kawah utama (selatan) serta area perluasan sektoral ke arah barat daya dan tenggara sejauh 3,5 kilometer.

Masyarakat juga harus mewaspadai guguran lava dan awan panas guguran yang dapat terjadi sewaktu-waktu dari penumpukan material lava sebelumnya karena kondisinya belum stabil dan mudah runtuh, terutama ke sektor selatan, tenggara, barat, dan barat daya.

"Masyarakat yang tinggal di sekitar bantaran sungai-sungai yang airnya berhulu di puncak Gunung Karangetang meningkatkan kesiapsiagaan dari potensi ancaman lahar hujan dan banjir bandang yang dapat mengalir hingga pantai," ujarnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini