Sukses

Etika, Loyalitas dan Kinerja Tinggi Terbukti Dongkrak Elektabilitas Erick Thohir

Erick Thohir membuktikan bahwa dengan loyalitas serta kinerja tinggi berhasil mendongkrak elektabilitasnya sebagai cawapres pada Pemilu 2024 mendatang.

Liputan6.com, Yogyakarta - Kendati masuk sebagai sebagai kandidat tertinggi dalam bursa cawapres, namun tak membuat Erick Thohir menjadi jemawa dan terjebak pada politik. Bahkan dalam satu kesempatan pertemuan dengan jurnalis, Erick menyatakan bahwa saat ini ia masih akan terus fokus untuk bekerja dan menjalankan tugas sebagai Menteri BUMN.

Menurut Erick jika ada survei yang menempatkan dirinya sebagai salah satu kandidat cawapres potensial, menurut Erick, itu merupakan apresiasi dari buah kinerja yang dilakukannya. Lanjut Erick, saat dirinya akan tegak lurus dengan Presiden Joko Widodo dan akan fokus menyelesaikan tugas-tugasnya sebagai Menteri BUMN.

“Apa lagi dalam konteks politik di Indonesia, penentuan capres dan cawapres merupakan keputusan parpol. Karena bukan berasal dari parpol, maka saya akan fokus pada kerja sebagai Menteri BUMN yang saat ini cukup banyak. Saya tak mau terjebak politik. Hari ini fokus saja pada kerja. Karena fokus kerja di BUMN memberikan manfaat yang besar bagi bangsa dan masyarakat,” ucap Erick.

Dekan Fisipol Universitas Gadjah Mada Wawan Mas'udi menilai pernyataan yang dilontarkan Erick tersebut merupakan langkah yang tepat. Sebab untuk dapat membangun kepemimpinan politik, harus memiliki basis legitimasi yang sangat kuat. Sebagai figur yang yang berasal dari teknokrat atau profesional, maka cara yang terbaik untuk membangun legitimasi harus dari performance atau kinerja. Kinerja yang dimaksud adalah prestasi dalam menjalankan program tertentu sesuai dengan tugas dan amanah yang saat ini diemban.

Karena Erick saat ini memegang jabatan publik sebagai Menteri BUMN, menurut Wawan sudah sewajarnya beliau fokus untuk menjalankan tugasnya sebaik mungkin. Membangun legitimasi dari kinerja menurut Wawan juga bukan perkara yang mudah. Ada pihak yang menilai kinerja seseorang sudah baik. Namun ada pihak lain yang menyatakan kinerja tidak baik. Sehingga langkah yang terbaik adalah dengan mengaitkan antara kinerja dengan apa yang menjadi agenda dan kebutuhan publik secara umum menjadi sangat penting.

“Jika dalam kaitan dengan reformasi di BUMN, maka kinerja yang harus dibuktikan oleh Menteri Erick adalah memastikan BUMN memiliki kinerja yang semakin baik dan semakin akuntabel. Sebab selain sebagai alat negara untuk menggerakkan perekonomian nasional, BUMN juga harus memiliki fungsi sosial,” terang Wawan, Kamis (4/5/2023).

Erick yang akan selalu tegak tegak lurus dengan presiden, menurut Wawan merupakan wujud dari dirinya yang menjunjung tinggi sistem politik presidensial yang saat ini dianut Indonesia. Dalam sistem politik presidensial, Menteri merupakan elemen yang terintegrasi dengan kepemimpinan presiden.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bekerja Sebaik Mungkin

Apa yang dilakukan oleh seorang menteri menurut Wawan merupakan bagian dari tugas, fungsinya dan menjalankan program yang sejalan dengan Presiden Jokowi. Sehingga ketika seorang menteri itu berhasil membantu persiden mewujudkan programnya, maka legitimasi yang kuat akan otomatis terbangun.

“Sehingga dalam konteks tegak lurus dengan Presiden Jokowi, Menteri Erick tengah menjalankan tugasnya sebagai pembantu presiden untuk mewujudkan cita-citanya yang tertuang dalam Nawa Cita. Apa yang disampaikan oleh Menteri Erick sebenarnya merupakan tugas ideal sebagai seorang Menteri. Sehingga cara yang sangat rasional untuk membangun legitimasi yang kuat dari seorang menteri yang berasal dari profesional  dan teknokrat adalah bekerja sebaik mungkin menjalankan tugas yang diberikan presiden,” kata Wawan.

Memang membangun legitimasi yang kuat dan menjalankan tugas sebaik-baiknya sebagai pembantu presiden merupakan dua hal yang berbeda. Meski berbeda namun menurut Wawan membangun legitimasi dan menjalankan tugas sebaik-baiknya sebagai pembantu presiden memiliki keterkaitan yang sangat kuat. Tanpa kinerja yang baik menurut Wawan mustahil memiliki legitimasi kuat untuk dapat dijual di pilpres 2024 mendatang.

“Untuk menuju ke arah kepemimpinan politik pilihannya banyak. Bisa dari parpol dan juga bisa dari dari kinerja yang baik selama memimpin jabatan publik. Pak Erick memilih dari profesional  atau teknokrat jadi mau tak mau ia harus menunjukan kinerja yang bagus dan efektif selama menjadi Menteri BUMN. Selain itu Erick juga harus mampu mengkomunikasikan kinerja dan capaian kepada berbagai pihak," jelasnya.

Termasuk ke elemen parpol agar dapat diketahui. Sehingga membangun public profiling berdasarkan kinerja yang nyata saat ini menjadi kunci utama Erick Thohir. Menurut Wawan, Erick harus bisa membangun leadership branding yang basisnya kinerja. Langkah tersebut sangat efektif bagi profesional  dan teknokrat yang ingin membangun legitimasi,”ungkap Wawan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.