Sukses

Aksi 1000 Lilin Mahasiswa Samosir Desak Polisi Usut Tuntas Kematian Bripka Arfan Saragih

Perhimpunan Mahasiswa Samosir menggelar aksi 1000 lilin di depan pintu masuk Polda Sumut, Jalan Sisingamangaraja, Kota Medan, Rabu, 29 Maret 2023, sore jelang malam. Mereka mendesak polis mengusut tuntas kematian Bripka Arfan Saragih.

Liputan6.com, Medan Perhimpunan Mahasiswa Samosir menggelar aksi 1000 lilin di depan pintu masuk Polda Sumut, Jalan Sisingamangaraja, Kota Medan, Rabu, 29 Maret 2023, sore jelang malam. Mereka mendesak polis mengusut tuntas kematian Bripka Arfan Saragih.

Selain menyalakan lilin, puluhan mahasiswa yang turun aksi tersebut turut membentangkan spanduk dan berorasi di hadapan puluhan personel polisi yang mengawal aksi mereka di Polda Sumut.

Spanduk yang mereka bentangkan kemudian diletakan ke aspal. Spanduk tersebut bertuliskan agar polisi mengusut tuntas kematian Bripka Arfan Saragih, personel Satlantas Polres Samosir yang tewas bunuh diri, diduga usai ketahuan terlibat penggelapan Pajak Kendaraan Bermotor senilai Rp 2,5 miliar.

Selain spanduk, para mahasiswa juga membawa foto Bripka Arfan Saragih yang masih mengenakan seragam dinas Polri. Lalu meletakannya di atas spanduk yang sebelumnya telah dibentangkan di aspal, serta lilin-lilin yang telah dinyalakan.

Tidak hanya itu, para mahasiswa juga juga melantunkan lagu berjudul “Ibu Pertiwi” diiringi gitar akustik. Sambil bernyanyi, salah satu orator turut membacakan puisi.

Usai melakukan aksi dengan tertib, dan telah menyampaikan maksud dan tujuan menggelar aksi, mahasiswa kemudian membubarkan diri dengan tenang.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Desakan Kepada Polisi

Ketua Perhimpunan Mahasiswa Samosir, Sirdo Sagala mengatakan, aksi yang mereka lakukan untuk mendesak Kapolda Sumut, Irjen Panca Putra Simanjuntak, menonaktifkan Kapolres Samosir, AKBP Yogie Hardiman, selama proses penyelidikan.

Mereka juga meminta Polda Sumut segera menuntaskan kasus penggelapan pajak yang diduga dilakukan almarhum Bripka Arfan Saragih dan kawan-kawannya di UPT Samsat Pangururan, Samosir secara transparan.

"Juga dugaan adanya dalang-dalang atau oknum diungkap ke publik," ucap Sirdo Sagala.

Diakui Sirdo, sebagai mahasiswa perantau yang berada di Kota Medan, dia dan mahasiswa lainnya merasa sangat kecewa atas penanganan kasus penggelapan Pajak Kendaraan Bermotor di UPT Samsat Pangururan.

"Banyak dugaan-dugaan ada keterlibatan beberapa pihak. Kami menganggap Polres Samosir tidak mampu mengusut secara tuntas kasus ini," tandasnya.

3 dari 4 halaman

Periksa 2 Kapolres

Polda Sumut terus mendalami kematian Bripka Arfan Saragih serta dugaan penggelapan pajak. Terbaru, tim khusus Polda Sumut memeriksa 2 Kapolres.

Pemeriksaan dilakukan Bid Propam Polda Sumut terhadap Kapolres Samosir, AKBP Yogie Hardiman, dan mantan Kapolres Samosir sebelumnya, AKBP Joshua Tampubolon, yang saat ini menjabat Kapolres Belawan.

"Kapolres Samosir saat ini dan yang sebelumnya sudah diperiksa dan dimintai keterangan," kata Kapolda Sumut, Irjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak, Selasa, 28 Maret 2023.

Diterangkannya, pemeriksaan terhadap Kapolres Samosir, AKBP Yogie Hardiman, dilakukan secara menyeluruh, termasuk tentang kematian Bripka Arfan Saragih hingga dugaan penggelapan uang para wajib Pajak Kendaraan Bermotor di Samsat Pangururan, Samosir.

Sementara pemeriksaan terhadap AKBP Josua Tampubolon tentang terjadinya dugaan penggelapan uang pajak kendaraan bermotor, ketika menjabat sebagai Kapolres Samosir.

"Kasat Lantas dan Kanit Regiden Samosir juga dimintai keterangan," Panca menuturkan.

4 dari 4 halaman

Bekerja Secara Maraton

Kapolda Sumut, Panca Putra mengungkapkan, tim bekerja secara maraton, melakukan pendalaman dan pemeriksaan yang berkaitan dengan dugaan bagaimana proses terjadinya dugaan penggelapan.

Pihaknya juga akan kembali mengundang istri almarhum Bripka Arfan Saragih untuk meminta kembali masukan-masukan yang menjadi kejanggalan bagi pihak keluarga, dan harus dibuktikan oleh tim yang saat ini masih mendalami, baik dari penyelidikan hingga penyidikan.

"Kami bekerja profesional. Tim yang kami bentuk terdiri dari orang-orang berkompeten dalam pengawasan khusus dari inspektorat Polda Sumut," Kapolda Panca menegaskan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.