Liputan6.com, Makassar - Kementerian Agama (Kemenag) RI akan menggelar sidang isbat penentuan 1 Ramadhan 1444 Hijriah, hari ini Rabu (22/3/2023). Penentuan 1 Ramadhan akan dibacakan setelah ratusan titik pemantauan hilal yang tersebar di seluruh Indonesia sudah memberikan laporannya. Salah satu titik pemantauan hilal awal Ramadhan ada di Pantai Galesong, Takalar, Sulsel.Â
Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) Wilayah IV Makassar bahkan telah menurunkan tim untuk memantau hilal awal bulan Ramadhan 1444 Hijriah di lokasi tersebut.
Anggota Tim Observasi BBMKG Wilayah IV Makassar Kaharuddin mengatakan, pemantauan hilal awal Ramadhan melibatkan tim dari BBMKG Wilayah IV Makassar dan Stasiun Geofisika Gowa serta anggota organisasi massa Islam dan mahasiswa.
Advertisement
"Kami akan turun bersama untuk melakukan pemantauan hilal setelah sore hingga matahari terbenam," kata Kaharuddin.
Guna mendukung Kantor Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan memantau hilal awal Ramadhan 1444 Hijriah, ia mengatakan, BBMKG sudah memasang peralatan pendukung pengamatan di Pantai Galesong.
Menurut dia, pemantauan hilal akan dimulai pukul 17.00 WITA hingga matahari terbenam dan bulan muncul.
Kementerian Agama telah menetapkan 124 lokasi pemantauan hilal atau rukyatul hilal di seluruh Indonesia.
Kantor Wilayah Kementerian Agama tingkat provinsi dan Kantor Kementerian Agama tingkat kabupaten/kota akan melaksanakan pengamatan hilal dengan dukungan dari instansi pemerintah lain dan organisasi kemasyarakatan.
Hasil pengamatan hilal dan perhitungan astronomis akan dijadikan sebagai pertimbangan dalam menentukan awal Ramadhan 1444 Hijriah dalam sidang isbat pada Rabu petang di Kantor Kementerian Agama.
Pemantauan Hilal Tim Observatorium Bosscha
Sementara itu, Tim Observatorium Bosscha Institut Teknologi Bandung (ITB) melaksanakan pengamatan hilal menjelang penetapan awal Ramadhan 1444 Hijriah/2023 Masehi di Observatorium Bosscha, Lembang, Jawa Barat, dari 21-23 Maret 2023 sejak pagi hari, hingga bulan terbenam di ufuk Barat.
Peneliti Observatorium Bosscha Agus Triono PJ, Rabu, mengatakan, kegiatan pengamatan bulan sabit oleh Observatorium Bosscha di Kabupaten Bandung Barat ini ditujukan untuk meneliti ambang visibilitas (kenampakan) bulan sebagai fungsi dari elongasi terhadap ketebalan sabit bulan, juga dalam rangka rukyatul hilal bulan Ramadhan 1444 H.
"Rukyatul hilal dilaksanakan pada 22 Maret 2023 mulai sore hari hingga bulan terbenam. Sabit bulan yang tampak setelah matahari terbenam pada tanggal tersebut dikenal sebagai hilal," kata Agus dalam keterangan tertulis Humas ITB.
Pengamatan dilakukan dengan menggunakan sebuah teleskop refraktor berdiameter 106 mm yang dilengkapi detektor kamera berbasis CMOS (Complementary Metal-Oxide Semiconductor). Citra yang ditangkap oleh kamera kemudian diproses menggunakan perangkat pengolahan citra untuk meningkatkan kualitas tampilan sabit bulan.
"Perangkat lunak ini dikembangkan secara mandiri oleh peneliti di Observatorium Bosscha," katanya.
Data hilal Ramadhan pada Tabel 1, Gambar 1, Gambar 2, dan Gambar 3 didapatkan dari hasil perhitungan peneliti Observatorium Bosscha. Data ini menunjukkan bahwa di Indonesia, elongasi bulan dan Matahari merentang antara 8,8° - 10,6° dan ketinggian bulan merentang antara 6,5° - 9,0°.
Penentuan awal Ramadhan Di Indonesia, pihak yang berwenang menentukan awal bulan Hijriah penting, seperti Ramadhan, adalah pemerintah Republik Indonesia melalui proses sidang isbat.
Tugas Observatorium Bosscha adalah menyampaikan hasil perhitungan, pengamatan, dan penelitian tentang hilal kepada unit pemerintah yang berwenang jika diperlukan sebagai masukan untuk sidang isbat. Masyarakat dapat mengakses data dan hasil pengamatan hilal di website Observatorium Bosscha https://bosscha.itb.ac.id.
Advertisement