Sukses

Menilik Sejarah Munculnya Gamelan Gong Kebyar Bali

Dalam buku "Music in Bali' oleh Colin McPhee tertulis, gong kebyar pertama kali diperdengarkan di depan umum pada Desember 1915.

Liputan6.com, Bali - Gong kebyar merupakan salah satu jenis alat musik sejenis gamelan. Gamelan ini merupakan bentuk seni pertunjukan yang cukup populer di Bali.

Hal tersebut membuat gong kebyar banyak berkembang dan tersebar hampir ke seluruh pelosok Pulau Bali. Mengutip dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, gong kebyar merupakan perkembangan dari gong gede.

Gong kebyar banyak dipengaruhi oleh pelegongan, salah satunya yakni masuknya unsur 'otek-otekan' di dalamnya. Dalam buku "Music in Bali' oleh Colin McPhee tertulis, gong kebyar pertama kali diperdengarkan di depan umum pada Desember 1915.

Hal tersebut terjadi saat diadakan kompetisi gong kebyar pertama di Jagaraga. Sebelum diperdengarkan ke khalayak umum, gong kebyar tentu telah melalui proses yang cukup panjang.

Colin McPhee mengungkapkan, Desa Jagaraga hanya merupakan tempat diselenggarakannya kompetisi gong kebyar pertama, tetapi bukan menjadi tempat kemunculan pertama gamelan ini. Dengan demikian, kemunculan gong kebyar Bali diperkirakan sudah ada sebelum 1915.

Dalam sebuah laporan penelitian oleh Pande Gede Mustika, I Nyoman Sudiana, dan I Ketut Parta tertulis, lagu-lagu gong kebyar diciptakan pertama kali oleh I Gusti Nyoman Panji di Desa Bungkulan pada 1914. Hal tersebut menunjukkan, pada 1914, di Desa bungkulan telah diciptakan lagu-lagu kekebyaran.

Selanjutnya, sumber lain menyebutkan, di Desa Bungkulan telah diciptakan lagu–lagu (tabuh) kekebyaran pada 1910. Dengan demikian, gamelan gong kebyar pertama kali muncul di Bali Utara (Buleleng) pada 1914, sedangkan di Desa Bungkulan (Buleleng Timur) telah diciptakan bentuk-bentuk tabuh kekebyaran pada 1910-1914 yang dipelopori oleh I Gusti Nyoman Panji.

Sebelum munculnya gong kebyar di Bali, terdapat jenis-jenis gamelan yang sudah lebih dulu ada. Beberapa gamelan tersebut adalah gamelan gong gede, gong luwang, gong beri, gamelan pelegongan, dan lainnya.

(Resla Aknaita Chak)

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.