Sukses

Soal Jalan Rusak di Perbatasan, Wabup Mahulu: Ada Manusia di Sana, Bukan Kera

Wakil Bupati Mahakam Ulu Yohanes Apung meminta keseriusan pemerintah pusat membangun ruas jalan di kawasan perbatasan yang ada di daerahnya.

Liputan6.com, Mahakam Ulu - Akses jalan antar kecamatan di Kabupaten Mahakam Ulu memang memprihatinkan. Sejak dari Kabupaten Kutai Barat, mayoritas jalan hanya berupa pengerasan.

Sayangnya, jika hujan rintik saja, jalan berubah menjadi berlumpur dan licin. Padahal ini adalah akses satu-satunya melalui jalur darat di kabupaten termuda di Kalimantan Timur itu.

Wakil Bupati Mahakam Ulu Yohanes Avung menyebut belum ada kejelasan terkait status jalan. Hanya saja, dia berharap baik pemerintah provinsi maupun pemerintah pusat turun tangan karena kondisi saat ini sudah darurat.

“Sudah hampir sebulan Sungai Mahakam surut yang membuat angkutan barang sembako tak bisa sampai ke beberapa kecamatan. Berharap jalur darat kondisinya begini,” kata Yohanes kepada liputan6.com, Selasa (24/1/2023).

Dia telah memeriksa langsung kondisi ruas jalan di Kecamatan Long Bagun, Kecamatan Long Pahangai, dan Kecamatan Long Apari. Kondisinya rusak parah.

“Saat ini banyak kendaraan pengangkut sembako untuk ke Kecamatan Long Pahangai dan Long Apari tertahan. Jalan ini rusak parah, bahkan ada yang harus menginap di jalan selama empat malam,” sebut Yohanes.

Dia pun berharap perbaikannya tidak lagi menggunakan cara biasa. Sebab, jika hanya perbaikan, kondisi seperti ini akan terus berulang.

“Oleh sebab itu perhatian dari pemerintah pusat untuk betul-betul serius menangani jalan ini, karena jalan ini adalah jalan yang menuju ke daerah perbatasan,” katanya.

Yohanes bercerita, saat dia berusaha melewati jalan tersebut pun sangat kesulitan. Beberapa kali mobilnya yang berpenggerak ganda harus ditarik oleh mobil lain.

Beberapa kubangan besar menghambat gerakan mobil. Kubangan tersebut dipenuhi lumpur dan membuat ban mobil hanya berputar di tempat.

“Ada manusia di sana, bukan kera. Ada manusia di sana,” kata Yohanes dengan nada sedikit bergetar karena haru.

Dia berharap akses jalan ini benar-benar diperhatikan oleh pemerintah pusat. Pihaknya sudah menerima banyak janji yang hingga kini belum terealisasi.

Simak juga video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kondisi Darurat

Yohanes Avung berbicara dengan nada serius seraya menahan haru ketika menceritakan kondisi rakyatnya yang ada di Kabupaten Mahakam Ulu. Sebagai kabupaten baru yang berusia 10 tahun, anggaran daerahnya difokuskan membangun infrastruktur publik yang mendesak seperti fasilitas kesehatan dan pendidikan.

Sementara akses jalan antar kampung di beberapa bagian sudah ada semenisasi. Jika APBD Kabupaten Mahakam Ulu difokuskan membangun jalan, pengalokasian anggaran untuk hal lain pasti berkurang drastis.

“Jalan ini harus dibangun serius. Anggaran yang ada di pusat tolong diperhatikan di sini, jangan bangun di daerah jawa-sumatera saja.  Bangun daerah kami juga. Kami ini juga manusia,” ujarnya.

Dia menjelaskan, kebanyakan jalan yang melintasi sungai kecil tak memiliki jembatan. Alhasil, kendaraan roda empat harus melintasi aliran sungai setinggi lutut orang dewasa.

Di sisi lain, mayoritas jalan masih berupa hutan belantara. Bisa dibayangkan bagaimana pengendara harus bermalam hanya sekedar menunggu jalan bisa dilintasi.

“Lihat sendiri kondisi di lapangan sini. Oleh sebab itu anggaran di pemerintah pusat tolong diberikan untuk pembangunan jalan ini karena masyarakat sangat menderita,” kata Yohanes.

Dia berulangkali memohon agar tak lagi sekdar perbaikan jalan, namun benar-benar dibangun. Proses distribusi barang terutama kebutuhan pokok pun terganggu.

Yohanes menyebut di Kecamatan Long Apari harga beras sudah menyentuh Rp30 ribu per kilogram. Itupun stoknya langka.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.