Sukses

5 Gudeg Kaleng Yogyakarta, Transformasi dari Besek yang Lebih Tahan Lama

Gudeg dengan kemasan kaleng lebih tahan lama dan praktis dibawa.

Liputan6.com, Yogyakarta - Gudeg menjadi salah satu kuliner yang tak dapat terpisahkan dari Kota Yogyakarta. Tak heran kuliner olahan nangka ini menjadi primadona untuk menjadi buah tangan para wisatawan.

Bahkan kawasan Wijilan yang berada di pusat kota Yogyakarta berhasil menjadi sentra kuliner gudeg yang terkenal. Sayangnya sebagai makanan tradisional yang terbuat dari bahan-bahan alami, gudeg cukup cepat basi.

Para penjual gudeg Yogyakarta berinovasi untuk menciptakan gudep kaleng. Gudeg dengan kemasan kaleng lebih tahan lama dan praktis dibawa.

Dikutip dari berbagai sumber, berikut rekomendasi gudeg kaleng Yogyakarta yang cocok menjadi buah tangan para wisatawan.

1. Gudeg Andarawina

Gudeg kaleng Andarawina dapat lebih tahan lama, sehingga cocok untuk menjadi oleh-oleh. Gudeg kaleng ini juga praktis dibawa ke mana-mana karena memiliki berat kurang lebih 210 gram saja.

Bagi wisatawan yang sering bepergian, gudeg kaleng Andarawina sangat cocok untuk bekal di perjalanan. Ukurannya yang praktis membuat wisatawan dapat menyantap gudeg ini kapan saja dan di mana saja.

Gudeg kaleng Andarawina juga dapat dapat dihangatkan agar rasanya lebih nikmat. Satu kaleng gudeg Andarawina dibanderol mulai dari Rp 40.000 saja.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Gudeg Vegetarian

2. Gudeg Gori

Seporsi kaleng gudeg biasanya disajikan dengan lauk pelangkap, seperti krecek atau ayam. Namun gudeg kemasan ala gori ini membuat gudeg ramah para vegetarian, alias tidak menggunakan olahan hewani atau daging.

Gudeg gori dari Dapoer Togoe menyediakan gudek dengan dengan daging atau tanpa daging. Gudeg gori diolah dengan secara tradisional dan dikemas tanpa bahan tambahan daging yang notabene dihindari oleh vegetarian.

Satu kaleng gudeg gori dengan ukuran 350 gram dibanderol mulai Rp 45.000 saja.

3. Gudeg Wijilan Hj. Rini

Bagi pecinta makanan gudeg, tentunya satu porsi gudeg saja belum cukup. Apalagi jika hendak dijadikan buah tangan untuk keluarga, wisatawan tentunya membutuhkan gudeg dengan porsi besar.

Warung Gudeg Wijilan Hj. Rini menyajikan gudeg dengan kemasan kaleng dengan berbagai macam ukuran, mulai dari 250 gram sampai dengan 2 kilogram. Kemasan yang terbilang jumbo ini cocok sekali bagi wisatawan yang ingin menikmati gudeg ini bersama-sama.

Gudeg Wijilan Hj. Rini dibanderol mulai dari Rp 25.000 untuk kemasan kecil, dan Rp 270.000 untuk kemasan 2 kilogram.

4. Gudeg Bagong

Gudeg yang satu ini tidak kalah enak dan terkenal. Gudeg bagong merupakan salah satu merek dagang untuk makanan gudeg dengan kemasan kaleng yang diproduksi oleh Gudeg Yu Djum.

Bumbu dan varian menu pelengkapnya gudeg kaleng ini, di racik dengan racikan spesial ala gudeg Yu Djum. Mulai dari bumbu gudeg hingga pelengkapnya seperti telur dan ayam, dan lain sebagainya.

Racikan spesial ini dikemas menjadi varian menu gudeg bagong. Salah satu yang menjadi varian menu best seller atau terbaik adalah gudeg telur dan ayam suwir.

Satu kaleng gudeng bagong ala gudeng Wijilan Yu Djum dibanderol mulai dari Rp 33.000 saja.

5. Gudeg Kaleng Bu Tjitro 1952

Salah satu gudeg legendaris di Yogyakarta adalah gudeg kaleng Bu Tjitro 1952. Warung gudeg kaleng Bu Tjitro 1952 dari segi varian memadukan manisnya citra rasa gudeg dan gurihnya rendang ala gudeg Bu Tjitro.

Ada beberapa varian rasa yang tersedia dari gudeg ini. Mulai dari original, pedas, blondo, rendang, krecek original hingga krecek mercon. Gudeng kaleng Bu Tjirto 1952 dibanderol mulai harga Rp 30.000 saja.

(Tifani)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.