Sukses

Gelar Operasi Pasar Minyak Goreng, Disperindag DIY Ancam Pidanakan Praktik Toying

Pemda DIY menggelar operasi pasar minyak goreng untuk menstabilkan stok dan harga di tengah masyarakat.

Liputan6.com, Gunungkidul - Di tengah kelangkaan stok minyak goreng, Badan Urusan Logistik (Bulog) bekerja sama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi DIY, Dinas Perdagangan Gunungkidul, serta Satgas Pangan DIY, menggelar operasi pasar. Operasi pasar bertujuan memberi kemudahan masyarakat mendapatkan minyak goreng.

Ratusan warga tampak antusias saat operasi pasar minyak goreng satu harga Rp14 ribu itu digelar di halaman Sekretariat Daerah Gunungkidul.

Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perdagangan DIY Yanto Apriyanto mengatakan, operasi pasar minyak goreng digelar di tiga lokasi dengan total 23.000 liter kemasan minyak goreng. Warga yang mau membeli harus mengambil kupon terlebih dahulu dan pembelian dibatasi tiap orang dua kemasan seharga Rp28 ribu.

"Operasi pasar ini bertujuan untuk mengatasi kelangkaan minyak goreng di Gunungkidul, hari ini ada tiga lokasi yang disasar operasi pasar minyak goreng," terang Yanto.

Yanto menyebut, disediakan 11.700 liter minyak goreng yang disebar di tiga tempat. Di halaman Setda Gunungkidul 7.200 liter, di Kapanewon Playen 3.000 liter, dan di Kapanewon Nglipar 1.500 liter.

Yanto menyebut, sebenarnya pasokan minyak di DIY sudah mencukupi. Hanya saja, saat ini terjadi panic buying di kalangan masyarakat. Masyarakat membeli di atas jumlah kebutuhan mereka karena khawatiran tidak mendapat alokasi minyak goreng tersebut.

"Jadi biasanya beli satu liter sekarang beli 2-3 liter karena khawatir kehabisan barang," kata dia.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Praktik Toying

Yanto juga menengarai, kelangkaan minyak goreng di masyarakat disebabkan adanya praktik-praktik culas dari para distributor. Salah satunya praktik toying, yaitu distributor mengharuskan membeli barang lain untuk mendapatkany minyak goreng. Sehingga banyak pembeli mengurungkan niatnya membeli minyak goreng.

"Itu risikonya bisa sampai ke pidana. Kita baru tertibkan praktik main-main ini," katanya.

Sementara itu, Kepala Seksi Distribusi, Bidang Perdagangan, Dinas Perdagangan Gunungkidul Sigit Haryanto menjelaskan, Kabupaten Gunungkidul mendapatkan kuota 12.000 liter subsidi minyak. Rencananya, minyak tersebut akan didistribusikan melalui kegiatan operasi pasar. Awalnya ia mengajukan kuota 20.000 liter.

"Karena keterbatasan di tingkat produsen Gunungkidul hanya mendapatkan 12.000," tambahnya.

Sigit menambahkan, kegiatan operasi pasar ini akan dilaksanakan di kelurahan yang mengajukan. Harapannya belasan ribu minyak goreng tersebut bisa menstabilkan stok dan harga minyak goreng.

Pemilik CV Berkah Jaya Abadi, Andi Gunawan, mengakui terpaksa membatasi pembelian kemasan minyak goreng karena persediaan digudang pun sedikit. Namun tidak ada syarat khusus yang diberikan untuk pembelian minyak goreng.

"Seluruh pembeli yang merupakan pedagang eceran adalah pelanggan tetap kami hanya bisa mengaturnya dengan pembelian dilakukan agar semua bisa mendapat minyak goreng secara rata," kata dia.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.