Sukses

Kisah Sedih Ribuan Warga yang Bermalam di Pengungsian Akibat Gempa di Pasaman Barat

Ribuan korban gempa di Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat (Sumbar), diungsikan dan bermalam di tenda darurat yang didirikan di halaman kantor bupati di Simpang Empat

Liputan6.com, Pasaman Barat - Ribuan warga Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat (Sumbar), diungsikan dan bermalam di tenda darurat yang didirikan di halaman kantor bupati di Simpang Empat sejak Jumat (25/2).

"Fokus utama kami saat ini adalah menyediakan tempat pengungsian, dapur umum dan kebutuhan air bersih," kata Wakil Bupati Pasaman Barat Risnawanto di Simpang Empat, Jumat malam, dikutip Antara.

Hingga Sabtu dini hari sekitar pukul 02.00 WIB petugas gabungan masih tampak pulang-balik mengangkut warga ke lokasi pengungsian di halaman kantor bupati.

Di antara para pengungsi yang menempati tenda darurat beralaskan tikar itu adalah orang lanjut usia, perempuan dan anak-anak.

Mereka tidur berdesakan di bawah tenda darurat dengan selimut seadanya, sebagian terlihat tidur dengan posisi duduk.

Salah seorang pengungsi dari Jorong Timbo Abu Kajai, Kecamatan Talamau, Amri (42), mengatakan dirinya harus mengungsikan isteri serta tiga anak karena khawatir akan gempa susulan.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Simak Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Listrik dan Sinyal Mati Total

"Banyak gempa terjadi usai gempa besar pada Jumat pagi, karena cemas akhirnya saya memilih untuk mengungsikan keluarga," katanya.

Bersamanya juga ikut mengungsi mertua serta tetangga yang rumahnya mengalami retak serta rusak karena gempa.

Ia bersama keluarga besar datang ke lokasi pengungsian dengan berboncengan sepeda motor secara bergantian, dan membawa pakaian seadanya.

"Untuk selimut kami pakai kain sarung, karena memang pakaian yang dibawa tidak banyak. Untuk makan malam tadi disediakan di tempat pengungsian," katanya.

Ia juga menceritakan bahwa listrik dan jaringan seluler di lokasi rumahnya mati total sejak gempa bermagnitudo 6,1 terjadi pada Jumat (25/2) sekitar pukul 08.39 WIB.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.