Sukses

Bangun Ekonomi Kerakyatan Sembari Pulihkan Hutan Gambut di Musi Banyuasin

Lahan Nursery, tempat pembibitan benih pohon yang akan ditanam di lahan hutan gambut yang sempat terbakar di tahun 2015 dan 2019 di Kabupaten Musi Banyuasin Sumsel.

Liputan6.com, Palembang - Dampak kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di tahun 2015 dan 2019 lalu, sangat besar terhadap ekosistem hutan gambut di Kabupaten Musi Banyuasin Sumatera Selatan (Sumsel).

Saat ini, multi stakeholder di Sumsel berusaha untuk memulihkan ekosistem hutan gambut, dengan menggelar program Restorasi Lanskap Sembilang.

Multi stakeholder yang turun tangan, yakni Yayasan Inisiatif Dagang Hijau (IDH), APP Sinar Mas, Gerakan Cinta Desa (G-Cinde) dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Musi Banyuasin Sumsel.

Program itu tak hanya bermanfaat untuk mengembalikan ekosistem hutan gambut saja, namun juga berbasis ekonomi kerakyatan untuk warga Musi Banyuasin.

Ada tiga daerah yang disasar untuk pemulihan hutan gambut, yakni di Desa Muara Merang, Desa Telang dan Desa Pagar Besi di Kabupaten Muba Sumsel.

Sala satunya di Dusun Pancoran Desa Muara Merang Kecamatan Bayung Lencir, Musi Banyuasin Sumsel. Ratusan warga digandeng dalam program lanskap berkelanjutan, yang tergabung dalam Masyarakat Peduli Restorasi (MPR).

Ada sekitar 30 orang warga MPR yang diberdayakan, khususnya ibu-ibu di Dusun Pancoran, Desa Pancoran Musi Banyuasin Sumsel. Mereka melakukan pembibitan di lahan Nursery-Tumbuhan Jenis Tumbuhan Lokal.

Kegiatan tersebut merupakan Program Kegiatan Restorasi Ekosistem Hutan, kerjasama antara PT APP Sinar Mas (PT BPP, PT RHM, PT SHP,PT TPJ), Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial ekonomi Kebijakan & Perubahan Iklim, KLHK, IDH dan G-Cinde.

Kepala Bidang (Kabid) MPR di Dusun Pancoran Gendro Haryanto, program Nursery yang sudah dilakukan sejak tahun 2020 lalu, sudah menghasilkan sekitar 1.200-an bibit tembesu angin, yang sudah dijual ke APP Sinar Mas. Masyarakat pun bisa mengantongi sekitar Rp 12 jutaan, dari hasil penjualan tersebut.

Lalu di bulan April 2021 lalu, ada sekitar 16.000-an bibit pohon untuk restorasi hutan gambut, seperti bibit Jelutung, Meranti, Pulai Pipit, Pinang, Durian dan Tumi. Ribuan bibit tersebut sudah dipesan oleh salah satu perusahaan, yang ditanam di lahannya sepanjang 9 hektare.

“Kita menggunakan anakan kayu alam, bukan dari bibit pesanan. Bibit harus dirawat dulu selama tiga bulan, yang dilakukan oleh ibu-ibu di Dusun Pancoran,” ucapnya, Kamis (30/12/2021).

Setelah itu, ada proses penanaman di lokasi restorasi sepanjang 9 hektare, yang dilakukan 15 orang warga dalam jangka waktu 45 hari lamanya.

Setelah ditanam, ada empat orang anggota MPR yang ditunjuk untuk memonitoring, replanting dan melihat perkembangan bibit tersebut di Kabupaten Musi Banyuasin Sumsel.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tingkatkan Ekonomi Rakyat

“Program pemberdayaan masyarakat ini, sangat bermanfaat bagi kesejahteraan kepada masyarakat sekitar. Terutama, bisa meningkatkan kesejahteraan warga, dengan adanya pemasukan sampingan,” ungkapnya.

Siti Wahyuni (26), warga Dusun Pancoran Desa Muara Merang Muba menjadi salah satu anggota MPR, yang mengelola Bumdikdamber. Ada sekitar 14 orang anggota MPR yang mengelola budikdamber, yang sebelumnya mendapatkan pelatihan dan bibit dari G-Cinde.

Ada 8 ember yang dimanfaatkan untuk membudidaya benih lele dan sayur kangkung. Dengan pengelolaan yang tepat di bulan Juli-September 2021 lalu, mereka pun panen ikan lele dan sayur kangkung.

Sebagian lele kami konsumsi dan bagikan ke warga sekitar, sebagian lagi dijual. Penghasilannya lumayan membantu perekonomian masyarakat.

“Kami mendapatkan banyak pengetahuan tentang pengelolaan budikdamber dan pembibitan, yang bisa menjadi solusi untuk peningkatan kebutuhan ekonomi keluarga,” ujarnya.

3 dari 3 halaman

Lanskap Berkelanjutan

Diungkapkan Bambang Abimanyu, Forest Suistanability Head PT RHM yang merupakan mitra APP Sinar Mas, restorasi ekosistem di lanskap sembilang yang merupakan kerjasama APP Sinar Mas dan Yayasan IDH, menjadi langkah kombinasi ilmu pengetahuan dan keterlibatan masyarakat.

“Program Restorasi Lanskap Sembilang dengan sekitar 202.528 hektare, berada di TN Berbak Sembilang dan Suaka Margasatwa Dangku. Dengan adanya kolaborasi tersebut, menjadi langkah untuk perlindungan dan pengelolaan lanskap bisa secara berkelanjutan,” katanya.

Di areal hutan lindung PT Rimba Hutani Mas, lanjutnya, akan kembali dihijaukan dengan program lanskap berkelanjutan. PT RHM juga sudah mengikuti forest conservation sejak tahun 2013, dengan tidak menebang hutan alam.

Rehabilitasi kawasan hutan lindung sudah dijalankan PT RHM sejak tahun 2014, bekerjasama dengan masyarakat Dusun Pancoran Desa Muara Merang dengan membentuk MPR.

“Kita ada kegiatan seperti e-radikasi dan penanaman, pengelolaan kawasan lindung, patroli rutin, sosialisasi dan operasi jerat bersama dengan TN Berbak Sembilang,” katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.