Sukses

Maestro Batik Cirebon Bikin Motif Virus Corona Dikejar Naga, Apa Maknanya?

Di tengah pandemi Covid-19 yang membuat kondisi ekonomi terpuruk, rupanya menjadi inspirasi bagi sang maestro Batik Cirebon Katura.

Liputan6.com, Cirebon - Pandemi Covid-19 memberi dampak negatif bagi pelaku ekonomi kreatif di sektor batik. Namun, tak menyurutkan semangat Maestro Batik Cirebon Katura (70) untuk berinovasi.

Meski sepi pesanan pembeli, Katura menganggap momen pandemi menginspirasi diri untuk tetap berkarya. Katura membuat motif batik baru bernama Corona.

"Saya bikin ketika masa pandemi ini. Setiap momen besar yang terjadi di Indonesia biasanya saya selalu menuangkan dalam sebuah karya batik," ujar dia, Jumat (1/10/2021).

Katura membuat motif virus Covid-19 atau Corona dengan mahkota liukan khas Batik Cirebon. Di bagian lain, terdapat motif gambar naga tengah mengejar dan hendak memakan virus corona tersebut.

Tidak lupa, motif batik berada di antara kedua gambar yang dilukis Katura. Dia menjelaskan, Batik Corona tersebut memiliki makna dan harapan besar.

"Harapannya agar corona segera punah dari muka bumi. Simbol naga mengejar corona sebagai upaya melawan virus berbahaya," jelas Katura.

Dia menjelaskan, Naga merupakan hewan legenda yang menjadi salah satu simbol kekuatan dan kekuasaan China. Naga juga merupakan bagian dari akulturasi budaya antara China dan Cirebon.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Makna

Naga yang digambarkan Katura tersebut terinspirasi dari Kereta Paksi Naga Liman milik Keraton Cirebon.

Sementara awan Mega Mendung merupakan simbol dari sosok pemimpin yang mengayomi. Di tengah suasana panas, sosok pemimpin harus tetap berhati dingin.

"Meskipun suasana pandemi pemimpin harus tetap mengayomi rakyatnya tidak rakus. Bersama-sama melawan corona hingga hilang dari muka bumi," ujar Katura.

Oleh karena itu, bagi orang yang mengenakan batik bermotif mega mendung maka diharapkan akan membuat sejuk sekitarnya.

Katura menyebutkan, Batik Corona limited edition, hanya dibuat 10 kain. Batik tersebut dibanderol Rp500 ribu per kain. "Masih ada hanya beberapa saja yang beli wong suasana pandemi ekonomi jadi susah," ujar Katura.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.