Sukses

Utamasia, Akademi Sepak Bola di Medan Diminati Orang Tua Saat Pandemi Covid-19

Akademi Sepak Bola Utamasia bisa dibilang sebagai sekolah sepak bola anak-anak di Kota Medan yang usianya masih sangat muda, berdiri April 2020 saat pandemi Covid-19 melanda Indonesia. Saat itu latihan hanya sekadar di halaman rumah seorang pelatih.

Liputan6.com, Medan Akademi Sepak Bola Utamasia bisa dibilang sebagai sekolah sepak bola anak-anak di Kota Medan yang usianya masih sangat muda, berdiri April 2020 saat pandemi Covid-19 melanda Indonesia. Saat itu latihan hanya sekadar di halaman rumah seorang pelatih.

Sejak Januari 2021, Utamasia berpindah tempat latihan di Lapangan Cadika Sport Centre, Kecamatan Medan Johor, dengan siswa awal 17 anak. Menerapkan kurikulum pelatihan Filanesia dan FIFA 11+, Utamasia kini menjadi sangat diminati para orang tua.

CEO Akademi Sepak Bola Utamasia, Ari Febian mengatakan, saat ini total ada 60 siswa berlatih di Utamasia yang dibagi ke dalam 5 kelas, bahkan ada 3 anak perempuan yang telah mendaftar ke Utamasia.

"Banyak juga orang tua yang berminat untuk bergabung namun masih menunggu PPKM selesai di Kota Medan," kata Ari, Jumat (6/8/2021).

Disinggung yang membuat Utamasia sangat diminati para orang tua, Ari menuturkan ada lima fakta seputar Akademi Sepak Bola Utamasia. Pertama, Pelatih muda berlisensi dan sudah menjalani vaksinasi tahap kedua.

Utamasia saat ini memiliki 6 pelatih yang semuanya masih berusia muda dan memiliki lisensi. Di antaranya Donny Fernando Siregar, eks Kapten PSMS Medan yang berusia 38 tahun namun sudah berlisensi B AFC.

Kemudian ada Hardi Citra, eks PSMS Medan, berusia 39 tahun berlisensi D Nasional. Saut FJ Naibaho, 40 tahun, lisensi D Nasional. Ada juga Markus Siahaan (38 tahun), Irwin ‘Londo’ Ramadhana, 41 tahun, dan M Nasta, 26 tahun, yang masing-masing berlisensi D Nasional.

Dijelaskan Ari, pelatih akan terus bertambah sesuai jumlah anak. Karena Utamasia memegang prinsip 1 pelatih melatih 10 anak. Dengan total 60 anak saat ini, Utamasia memberdayakan 6 pelatih.

"Tujuannya agar metode pelatihan bisa lebih baik diserap oleh anak-anak. Para pelatih sudah menjalani vaksinasi tahap dua agar orang tua merasa aman dan percaya menitipkan anaknya berlatih di Utamasia," jelasnya.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Program Latihan Disesuaikan

Kedua, program latihan disesuaikan dengan kebutuhan anak usia dini. Kepala Pelatih Akademi Sepak Bola Utamasia, Donny Fernando Siregar menerangkan, saat ini sangat sulit menemukan sekolah sepak bola di Kota Medan yang memberikan pelatihan yang benar-benar sesuai usia dan kebutuhan anak.

"Contoh, anak usia 7 tahun dan 10 tahun diberikan materi pelatihan yang sama dan latihan di kelas yang sama. Ini tidak tepat. Karena kekuatan tulang, kemampuan menangkap materi pelatihan di usia 7 dan 10 tahun sangat berbeda," terangnya.

Di Utamasia, kata Donny, metode latihan disesuai dengan usia. Misalnya untuk anak 7 tahun ke bawah akan menerapkan metode Main-Belajar-Main. Sedangkan pada anak 10 tahun ke atas menerapkan metode Belajar-Main-Belajar.

"Anak-anak di bawah usia 10 tahun akan merasa latihan adalah sesuatu yang menyenangkan," ucapnya.

Ketiga, Utamasia memiliki 5 kelas berdasarkan usia dan perkembangan biologis dan kronologis. Yakni kelas anak U4-5 tahun, 6-7 tahun, 7-8 tahun, 8-9 tahun, dan 10-13 tahun. Di semua kelompok tersebut tak hanya diisi oleh laki-laki, 3 di antaranya yang sudah mendaftar adalah perempuan.

"Untuk kelompok usia 14 tahun ke bawah, latihan sepak bola laki-laki dan perempuan masih digabung. Di usia 14 tahun ke atas nanti baru akan dilakukan pemisahan," sebut Donny.

3 dari 3 halaman

Fasilitas Standar FIFA

Empat, memiliki fasilitas pelatihan sesuai standar FIFA dan lapangan yang nyaman untuk anak-anak. Sejak awal didirikan, Utamasia sudah menginvestasikan uang yang banyak untuk menyediakan fasilitas latihan sesuai standar FIFA. Bahkan setiap anak akan diberikan 1 bola untuk latihan, dan bola yang digunakan original.

"Di Utamasia bola selalu disediakan melebihi jumlah anak. Jadi saat latihan dan bermain, tiap anak memegang bola. Untuk bola yang kita sediakan juga bola original. Tekanan angin bola disesuaikan dengan kelompok usia. Jadi anak-anak tidak rentan cedera," Ari menerangkan.

Lima, menerapkan kurikulum filanesia dan metode latihan FIFA 11+. Setelah memiliki fasilitas yang oke, Utamasia juga menerapkan kurikulum pelatihan Filanesia. Kurikulum ini diperkenalkan pertama sekali di Indonesia oleh Kepala Pelatih Timnas Indonesia, Luis Milla.

Metode pelatihan tersebut diajarkan ke dalam kursus-kursus pelatih di Indonesia. Namun tidak banyak yang mau menerapkannya dengan baik. Kemudian juga diselingi dengan metode pelatihan FIFA 11+.

"Metode ini berfungsi untuk mencegah anak-anak mengalami cedera serius di masa yang akan datang. Kurikulum dan metode pelatihan ini kita padukan dan konsisten kita terapkan. Sehingga anak-anak mendapat metode pelatihan sepak bola yang benar dan cocok untuk usianya," tandasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.