Sukses

Kisah Warga Dusun Giri Belah Wonogiri Dirikan Dapur Umum untuk Ratusan Pasien Isoman

Berawal dari melihat warga di Kecamatan Giritontro yang terpapar Covid-19 dan cenderung dijauhi karena takut tertular. Panitia Car Free Day (CFD) akhirnya inisiatif mendirikan dapur umum untuk warga yang isolasi mandiri (isoman).

Liputan6.com, Solo - Kisah ini berawal saat warga di beberapa desa dan dusun di Kecamatan Giritontro yang terpapar Covid-19 dan harus menjalani isolasi mandiri (isoman).

Sayangnya, keluarga yang tengah isoman kurang mendapat dukungan moril dari tetangganya lantaran tak sedikit yang takut tertular virus tersebut. Akhirnya warga sepakat mendirikan dapur umum.

Kepala Dusun (Kadus) Giri Belah, Sukatmin seiizin Camat Giritontro, Freddy Sasono menceritakan awal mulai didirikannya 'Posko Dapur Umum Warga Isolasi Mandiri' tersebut. 

Ia menyebut seharusnya warga isoman mendapatkan dukungan penuh dari warga sekitarnya untuk meningkatkan imun. 

"Kami warga dan teman-teman panitia Car Free Day (CFD), karena pandemi gak ada kegiatan jadi kami sepakat dirikan posko dapur umum warga isolasi mandiri," kata Kadus kepada Liputan6.com di lokasi dapur umum, Giritontro, Wonogiri, Senin (2/8/2021).

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Saksikan Video Pilihan Berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Donatur dari Luar Negeri

Kadus Sukatmin menuturkan walaupun dapur umum itu untuk warga isoman, terkait pendanaan pihaknya melakukan penggalian dana hanya melalui grup-grup di aplikasi WhatsApp. Dana tersebut lebih dari cukup untuk digunakan untuk kebutuhan dapur umum.

"Kita siapkan makanan siap makan untuk warga isoman setiap hari. hari ini ada 115 bungkus kita sebarkan ke warga isoman. Pendanaan kita hanya punya uang Rp5 juta rupiah," ujar dia.

Namun, Kadus melanjutkan jika banyak donatur tak hanya memberikan uang, tapi bahan-bahan makanan untuk kebutuhan dapur umum.

"Bahan makanan seperti beras, mie, telor, minyak bahkan sayuran setiap hari datang. Bersyukur bertumpuk bantuan, jadi bisa meringankan warga yang tengah isoman. Donatur kami dari warga sekitar Kecamatan Giritontro, warga perantauan bahkan dari luar negeri," katanya.

Menurutnya tak banyak yang ikut terlibat dalam dapur umum itu, lantaran dirinya  tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes) di lingkungan dapur umur.

"Bagian memasak sekitar 8-10 orang dan pengantar makanan 10 orang saja. Pengeluaran per hari sekitar Rp500 ribu sampai Rp700 ribu untuk kebutuhan 100-120 bungkus nasi," tutur dia.

3 dari 3 halaman

Dapur Umum Dukungan untuk Warga Isoman

Sementara itu, Wahyu Widodo Koordinator pencarian donatur dan sebagai motivator mengaku dirinya memancing warga untuk donasi untuk dapur umum Covid-19 hanya dengan membuat status di pesan whatsapp. "Saya hanya menulis kata-kata motivasi di whatsapp.

Nah, warga datang sendiri ke posko dapur umum nganter bahan-bahan makanan dan uang. Sampai akhir bulan sangat cukup untuk keperluan dapur umum," katanya.

Pria yang pernah terpapar dan dinyatakan sembuh dari Covid-19 itu mengaku sangat memahami keadaan wargan yang tengah isoman. Baginya, dapur umum didirikan bukan sekedar tentang makanan, tapi bentuk kepedulian orang-orang di sekitar mereka yang akan meningkatkan imun dan membuat mereka bahagia. 

"Ini (posko dapur umum warga isoman) bentuk dukungan moral untuk warga isoman biar tidak merasa sendiri. Semoga mereka merasa diperhatikan dan itu adalah obat terbaik agar imun naik. kalau imun sudah naik, bahagia dan pasti sembuh kan?," ujar dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.