Sukses

Wagub Jabar Sebut Pelaku Teror Melanggar Kitab Suci

Pelaku radikalisme dan terorisme menggunakan cungkilan ayat di kitab suci yang diterjemahkan tidak secara keseluruhan

Liputan6.com, Bandung - Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum menyebutkan pelaku radikalisme tidak sepenuhnya memahami ajaran agama yang dianutnya dan Pancasila sebagai dasar negara.

Akibatnya mereka melanggar aturan yang ada secara norma maupun normatif. Perjuangan pelaku radikalisme ini terus berlanjut dengan berbagai jenis nama kelompok. 

“Tidak berpikir tentang undang-undang, tidak berpikir tentang pancasila yang penting dia memaksakan kehendak dengan berbagai macam cara. Pelanggaran normatif. Begitu juga sebagai umat beragama, mereka pun melanggar kitab sucinya. Karena kami yakin tidak ada satu kitab suci yang menghalalkan segala cara dalam menempuh tujuannya masing-masing,” ujar Uu Ruzhanul Ulum ditulis di Bandung, Kamis, 1 April 2021.

Menurut Uu, pelaku radikalisme menggunakan cungkilan ayat di kitab suci yang diterjemahkan tidak secara keseluruhan. Pengertiannya pun akan melenceng dari yang dimaksudkan.

Khusus di ajaran agama Islam, disebutkan dalam melaksanakan dakwah ditegaskan harus lemah lembut. Sehingga orang lain akan berubah perilakunya menjadi lebih baik akibat dampak dakwah yang lemah lembut tersebut.

“Tidak bisa kita melakukan apa pun tanpa menggunakan aturan yang ada. Aturan yang baik dan terang harus diikuti oleh kelompok masyarakat mana pun. Itu jelas dalam mengajak kepada kebaikan, tidak dengan cara yang seenaknya,” ucap dia.

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ajaran Kitab Suci

Uu Ruzhanul Ulum menambahkan apabila dasar negara Indonesia yaitu Pancasila dipahami dengan baik oleh pelaku radikalisme, maka kecil kemungkinan akan terjadi peristiwa teror.

Seperti peristiwa bom bunuh diri dan penembakan anggota polisi di Mabes Polri yang terjadi waktu lalu.

Dia menegaskan dalam sila pertama Pancasila, Ketuhanan yang Maha Esa telah mengakomodir seluruh ajaran agama yang ada di Indonesia. Intinya dalam sila pertama itu, memerintahkan agar melaksanakan ajaran kitab suci setiap agama.

“Umat Islam kembali kepada Al Quran, umat yang lain kembali ke kitab sucinya. Karena disitu adalah tentang Ketuhanan yang Maha Esa, tentang ketauhidan, tentang akidah, tentang keimanan. Dan terdapat sila yang lain jika dilaksanakan dengan baik, tidak akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” dia menjelaskan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.