Sukses

Menduga Kekuatan Erupsi Gunung Merapi dari Intensitas Kegempaan dan Deformasi

deformasi atau perubahan bentuk tubuh Gunung Merapi juga teramati terus berkembang meski secara eksponensial atau tidak berubah secara signikan layaknya erupsi pada 2010

Liputan6.com, Yogyakarta - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta menyatakan hingga saat ini belum muncul lava baru di permukaan kawah Gunung Merapi yang kini telah berstatus Siaga atau level III.

"Lava yang baru sampai sekarang belum muncul, ini masih kita tunggu terus perkembangannya," kata Kepala BPPTKG Hanik Humaida saat konferensi pers yang berlangsung secara virtual pada Jumat (13/11), dikutip Antara.

Menurut Hanik, guguran lava yang selama ini keluar dari gunung api aktif itu merupakan material lava sisa erupsi Gunung Merapi yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya.

"Di sini kita tekankan bahwa saat ini lava yang gugur itu adalah material lama. Jadi lava-lava sisa erupsi yang lama, jadi bukan lava yang baru," kata dia.

Meski demikian, Hanik mengatakan guguran lava yang beberapa kali keluar dari Gunung Merapi dengan jarak luncur sejauh satu kilometer (km) sampai tiga kilometer mengindikasikan bahwa memang ada desakan magma dari dalam.

Sementara itu, deformasi atau perubahan bentuk tubuh Gunung Merapi juga teramati terus berkembang meski secara eksponensial atau tidak berubah secara signikan layaknya erupsi pada 2010.

"Pada 2010 misalnya terjadi pemendekan jarak tunjam 1 sentimeter, hari berikutnya langsung menjadi 2 sentimeter, hari ketiga 4 sentimeter, hingga hari kelima 8 sentimeter. Nah untuk sekarang ini tidak seperti itu," kata dia.

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Perkiraan Jenis Erupsi

Dari sisi aktivitas kegempaan juga terpantau meningkat dengan intensitas lebih tinggi dibanding situasi 2006. Gempa fase banyak saat ini terjadi sebanyak 300-an per hari, gempa vulkanik dangkal terjadi sekitar 40-an per hari.

"Kalau melihat seperti itu kelihatannya (kekuatan erupsi) di atas 2006 tetapi masih jauh di bawah2010. Potensinya kemungkinan efusif tetapi disertai ekaplosif," kata dia.

Hanik memperkirakan erupsi yang potensial terjadi berkategori efusif disertai eksplosif. Situasi ini akan ditentukan besaran kubah lava yang ditekan gas dari dalam perut Gunung Merapi.

Berdasarkan data aktivitas vulkanik saat ini, menurut dia, potensi erupsi eksplosif disertai awanpanas yang bakal keluar dari Gunung Merapi diperkirakan memiliki jangkauan dengan jarakmaksimal 5 km.

BPPTKG telah menaikkan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga. Untuk penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam kawasan rawan bencana (KRB) III direkomendasikan untuk dihentikan.

BPPTKG meminta pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III, termasuk kegiatan pendakian ke puncak Gunung Merapi.

Pemerintah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten, Jawa Tengah juga diminta mempersiapkan segala sesuatu yang terkait dengan upaya mitigasi bencana akibat letusan Gunung Merapi yang bisa terjadi setiap saat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.