Sukses

Di Perpustakaan Kota Sungai Penuh Hati Jadi Luruh

Setelah tujuh tahun sempat menumpang di gedung PKK, kini Kota Sungai Penuh, Provinsi Jambi, memiliki gedung layanan perpustakaan sendiri. Gedung ini dibangun melalui bantuan DAK dari Perpusnas.

Liputan6.com, Jambi - Bangunan dua lantai dominasi kelir oranye yang berdiri di Jalan Yos Sudarso, Desa Gedang, Kota Sungai Penuh, Jambi, itu bagian depannya terlihat artistik. Pada atap di bagian terasnya terpasang miniatur kubah masjid tumpang tiga. Ukiran berbentuk keris dan aksara Incung juga terpatri pada bagian wuwungannya yang terlihat dari depan gedung. Tak hanya di wuwungan, ukiran khas kebudayaan Sungai Penuh itu pun terpasang di antara pintu utama gedung.

Gedung layanan perpustakaan daerah di Kota Sungai Penuh, kota yang berjuluk "Sahalun Suhak Salatuh Bdei" itu sudah sangat dinanti warganya. Salah satunya Dewi Kartika (21), mahasiswi dari salah satu perguruan tinggi di kota itu mengaku sudah lama menanti perpustakaan punya gedung sendiri yang mudah dijangkau.

Kehadiran perpustakaan dengan gedung layanan yang dimiliki sendiri dan dibangun di lokasi yang representatif menurutnya, lebih memudahkan ia dan kawan kampusnya mencari literatur untuk tugas akhir kuliah. Namun, ia berharap agar koleksi buku-buku di perpustakaan itu bisa ditambah.

"Mungkin seperti buku-buku pengetahuan alam dan buku ilmu terapan diperbanyak lagi, karena kan sesuai geografis daerahnya sini yang di kelilingi bukit dan hutan," kata Dewi ketika dihubungi dari Jambi.

Selain itu, dari segi arsitektur bangunan gedung menurutnya, telah mengakomodir kebudayaan daerah setempat karena telah memasukan aksara Incung. Hal itu sambungnya, bisa menjadi salah satu strategi mengenalkan perpustakaan ke masyarakat.

"Terus kalau bisa sih perpus sering-sering ngadain acara diskusi-diskusi dengan komunitas literasi. Ini bagus buat pelajar dan mahasiswa, jadi enggak bosen," ujar Dewi.

Gedung layanan perpustakaan itu terlihat cantik dengan kehadiran nuansa kearifan lokal yang ditonjolkan pada bagian depannya.

"Kearifan lokal sengaja kita pasang di gedung ini untuk mengangkat khazanah kebudayaan, seperti anjungan kubah masjid itu adalah ikon kota ini " kata Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Sungai Penuh, Abdul Gafar ketika menjelaskan keunikan gedung itu kepada Liputan6.com, Jumat (7/8/2020).

Gedung layanan perpustakaan itu dibangun di lokasi yang strategis, berada di pusat kota. Bangunan ini dibangun di atas lahan 3.162 meter persegi atau sepertiga hektare. Dengan luas bangunan 1.396 meter persegi, gedung tersebut dibangun dengan menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) Perpustakaan Nasional tahun anggaran 2019 senilai Rp10 miliar.

Kini bangunan gedung layanan perpustakaan tersebut telah dibuka untuk umum. Keberadaan gedung ini menjadi bagian untuk meningkatkan literasi masyarakat perkotaan yang berada di wilayah paling barat Provinsi Jambi.

"Alhamdulillah setelah tujuh tahun kami menumpang di gedung PKK, sekarang kami senang karena layanan perpustakaan sudah punya gedung sendiri," kata dia.

Abdul Gafar mengatakan, Perpusnas telah berperan untuk peningkatan literasi dan inklusi sosial di daerah dengan memberikan dana khusus untuk pembangunan gedung perpustakaan. Sehingga, dengan kehadiran gedung baru ini bisa menjadi bagian dari aktivitas literasi masyarakat di daerah.

"Kehadiran gedung perpustakaan ini sudah sangat dinanti oleh masyarakat. Pemkot Sungai Penuh sangat terbantu dengan bantuan dana pembangunan gedung ini," ujar Abdul.

Dalam proses pengajuan program bantuan pembangunan gedung ini kata Abdul Gafar, telah diajukan beberapa kali sejak tahun 2015 namun belum diterima. Pemkot Sungai Penuh terus mengajukan pada tahun-tahun berikutnya.

Hingga akhirnya pada tahun 2018, Pemkot Sungai Penuh mendapat sinyal dengan kehadiran tim survei dari Perpusnas dan Bappenas yang datang langsung ke Sungai Penuh. Menyambut kehadiran tim survei saat itu, Wali Kota Sungai Penuh Asafri Jaya Bakri langsung menyanggupi dengan menyediakan lokasi pembangunan perpustakaan yang strategis.

"Pemkot Sungai Penuh sanggup menyediakan lahan yang strategis dan sanggup menyediakan anggaran perawatan. Itu langsung disampaikan oleh Walikota kepada tim survei, dan di tahun 2019 akhirnya pembangunan gedung ini terwujud," kata dia.

Bangunan gedung layanan perpustakaan ini lanjut Gafar, merupakan bangunan pertama di Sungai Penuh yang bisa terselesaikan dengan waktu satu tahun anggaran. Lahan yang dibangun gedung ini difasilitasi Pemkot Sungai Penuh, dengan memberikan lahan yang bersertifikat atas nama Pemkot.

"Lokasinya mudah dijangkau dari mana pun karena berada di tengah kota, juga di sekitar gedung layanan perpustakaan ini ada banyak sekolah," kata Abdul.

Simak video pilihan berikut

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Pemandangan yang Bikin Betah

Langit di Kota Sungai Penuh, Jambi, begitu cerah ketika Liputan6.com berada di lantai dua gedung layanan perpustakaan Kota Sungai Penuh itu. Di belakang perpustakaan terlihat hamparan hijau sawah, pepohonan kelapa, dan jajaran Bukit Barisan terlihat jelas dari jendela kaca transparan.

Sementara pada jendela bagian depan terpampang pemandangan alam bukit seperti Bukit Simancik, Bukit Tapan, dan Bukit Senteong. Saat cuaca benar-benar cerah, pemandangan Gunung Raya dan Gunung Kerinci, juga terlihat dari jendela kaca di lantai dua gedung perpustakaan itu.

Membaca buku di perpustakaan itu pun semakin betah dengan sajian pemandangan alamnya. Jendela kaca transparan sengaja dipasang di ruang baca lantai itu supaya pemandangan dari luar begitu jelas terlihat.

Salah satu sudut ruang baca di lantai dua gedung layanan perpustakaan Kota Sungai Penuh. Pemandangan jajaran Bukit Barisan dan hamparan sawah terlihat dari setiap suduh ruang baca. (Liputan6.com/Gresi Plasmanto)

Di lantai dua di gedung layanan perpustakaan Kota Sungai Penuh, almari dan rak berjejer rapi dengan koleksi beragam buku bacaan. Semua buku-buku yang tertata di ruangan itu bebas dibaca.

"Nyaman, anak-anak senang saat dibawa ke perpustakaan, mereka dapat mengenal bermacam-macam buku bacaan baik flora dan fauna," kata Kepala Sekolah TK Kartika Sungai Penuh, Dian.

Sebelum pandemi Covid-19, Dian pernah membawa anak-anak TK di sekolahnya untuk berkunjung ke gedung layanan perpustakaan baru itu. Di sana anak-anak mendegarkan dongeng dengan ceria yang disampaikan petugas di perpustakaan.

"Betah, anak-anak bisa lihat pemandangan sekaligus baca buku," katanya.

 

3 dari 5 halaman

Inklusi Sosial

Selain memiliki pemandangan alam nan asri, gedung layanan perpustakaan itu juga dibangun di lokasi yang strategis. Khusus di sekitar lokasi perspustakaan itu terdapat belasan sekolah mulai jenjang TK hingga SLTA.

Berada di pinggir jalan protokol pusat kota, keberadaan gedung layanan perpustakaan itu mudah diakses oleh masyarakat. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Sungai Penuh kata Abdul Gafar, kedepan telah merancang program untuk peningkatan inklusi sosial.

Program tersebut akan digulirkan untuk peningkatan literasi masyarakat. Peran perpustakaan kata Gafar, harus menjadi garda terdepan dalam memberikan akses pengetahuan bagi masyarakat.

"Di Sungai Penuh ini ada 6 perguruan tinggi, SLTA sederajat ada 12 sekolah, SMP sederajat 35 sekolah, SD ada 71 sekolah, ini menjadi peluang bagi perpustakaan untuk meningkatkan minat budaya membaca," kata Gafar.

Perpustakaan ini kedepannya akan dirancang dengan mendekatkan kepada masyarakat, supaya memiliki nilai pemanfaatan yang tinggi. Melalui pendekatan ini, perpustakaan menjadi terbuka bagi masyarakat dan komunitas literasi, baik itu melalui pustaka keliling dan pustaka digital.

Selain itu di lantai dasar gedung layanan perpsutakaan itu kata Abdul Gafar, nantinya akan dimanfaatkan untuk menggelar sarasehan dan coffe morning bersama komunitas literasi dan pustaka desa.

"Secara berkala kita akan gulirkan program peningkatan inklusi sosial, bisa kerjasama dengan komunitas literasi, tahun depan kita akan membina pustaka-pustaka desa," kata dia.

Tantangan dalam peningkatan inklusi sosial melalui layanan pustaka tersebut lanjut Abdul Gafar, di daerahnya secara umum tidak terlalu signifikan. Dari 104 ribu jiwa penduduk di Kota Sungai Penuh yang sebagian besar sebagai petani kata dia, bisa menjadi modal bagi perpustakaan dalam meningkatkan literasi.

Dengan program perpustakaan berbasis inklusi sosial ini kata Gafar, bisa menjadi solusi masyarakat untuk menggali potensi lewat kemampuan dari buku-buku terapan yang menjadi koleksi perpustakaan.

Dia yakin dengan kultur masyarakat Sungai Penuh yang beragam itu nantinya bisa mengenal perpustakaan. Apalagi dengan kehadiran fisik gedung pustaka diharapkan bisa menjadi modal untuk mengenalkan masyarakat terhadap literasi.

"Ada pepatah tak kenal maka tak sayang, jadi kita kenalkan dulu gedung perpustakaan yang baru ini, kalau sudah banyak yang kenal tentu banyak yang datang dan sayang dengan perpustakaan ini," katanya.

4 dari 5 halaman

13.697 Buku

Setelah pindah ke gedung baru ini, layanan perpustakaan terus meningkatkan koleksi buku bacaan. Hingga saat ini perpustakaan Kota Sungai Penuh telah mengoleksi total sebanyak 13.697 eksemplar buku dengan judul sebanyak 4.216.

Kemudian disamping itu, perpustakaan juga mengoleksi 1.000 buku yang terpasang di sistem digital library. Tahap demi tahap sambung Abdul Gafar, perpustakaan ini akan kembali menambah koleksi buku bacaan.

"Kita masih kekurangan buku ilmu kesehatan dan ilmu pertanian, kita berencana akan tambah koleksi. Yang sudah terpenuhi koleksi buku umum," kata Abdul Gafar.

Tak hanya memiliki koleksi beragam buku bacaan, gedung layanan perpustakaan Kota Sungai Penuh menyediakan fasilitas yang nyaman untuk pengunjungnya. Selain menyediakan fasilitas wifi, di perpustakaan juga terdapat ruang baca lesehan.

Meski belum diresmikan, namun keberadaan perpustakaan ini sejak dibuka untuk umum pada 10 Februari, gedung layanan perpustakaan itu mendapat apresiasi dari masyarakat. Pada bulan Maret sebelum pandemi Covid-19, layanan perpustakaan telah dikunjungi 300 orang.

"Saat pandemi ini kita maksimalkan dilayanan digital, masyarakat bisa akses buku bacaan di portal iSungaipenuh, di perpustakaan digital itu ada seribu koleksi buku bacaan yang bisa diakses secara gratis," kata dia.

 

5 dari 5 halaman

Merdeka = Literasi Tinggi?

Menurut Abdul Gafar, saat ini masyarakat dan peserta didik yang sedang mencari literatur tidak perlu susah-suah lagi. Sebab, saat ini koleksi buku yang tersedia di gedung layanan perpsutakaan Kota Sungai Penuh sudah banyak.

Masyarakat bisa meminjam koleksi buku tersebut secara gratis dengan mendaftar menjadi anggota. Dengan telah menjadi anggota perpustakaan, maka buku akan mudah dipinjam.

"Perpustakaan ini bisa berperan meningkatkan indeks pembangunan manusia, dan dengan kehadiran gedung baru ini membuktikan kita telah merasakan nilai-nilai kemerdakaan," kata Abdul Gafar.

Pada HUT ke-75 kemerdekaan Indonesia menurut Abdul Gafar, menjadi momentum bagi layanan perpustakaan untuk mendekatkan kepada masyarakat. Hal itu supaya masyarakat dapat mengisi kemerdekaannya dengan membaca dan meningkatkan literasi.

"Dengan hadirnya gedung baru ini, kami mengajak masyarakat untuk mengenal perpustakaan, mari kita mengisi hari kemerdekaan dengan membaca, di perpustakaan ada banyak buku bacaan gratis," kata dia.

Sementara itu, gedung layanan perpustakaan Kota Sungai Penuh itu seyogyanya akan diresmikan pada April 2020. Namun, karena pandemi Covid-19 itu membuat acara peresmian belum bisa terlaksana dan harus ditunda.

"Semoga awal tahun depan Covid-19 sudah kondusif, gedung ini akan diresmikan, tahun depan rencananya kita akan membangun lahan parkir dan membuat pagar, saat ini pagarnya masih seng," demikian Abdul Gafar.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.