Sukses

6 Fakta tentang Pencarian Alien yang Jarang Diketahui Banyak Orang

Mendengar kata alien, orang kerap menghubungkan dengan makhluk dari luar angkasa.

Liputan6.com, Yogyakarta Mendengar kata alien, orang kerap menghubungkan dengan makhluk dari luar angkasa. Biasanya digambarkan dengan kepala berukuran besar, tubuh kecil, berjari tiga, dan mata besar.

Namun, benarkah demikian? Pencarian alien ternyata sudah dilakukan sejak berpuluh tahun lalu.

Venzha Christ, seorang pegiat sains antariksa di Indonesia sekaligus pendiri Indonesia Space Science Society (ISSS), memaparkan tentang seluk beluk alien yang selama ini masih jadi tanda tanya bagi sebagian orang.

1. Alien tidak sama dengan ET

Venzha Christ memulai penjelasannya dengan memaknai alien. Alien adalah sebuah entitas yang asing bagi manusia di Planet Bumi dan belum atau tidak teridentifikasi asal muasalnya. Sementara, ET yang merupakan kependekan dari Extra-Terrestrial yang disinyalir memiliki keberadaan kehidupan di luar planet Bumi dan hal ini masih sebatas teori dan perkiraan-perkiraan. Para ilmuwan mencari ETI, yaitu Extra-Terrestrial Inteligence adalah sebuah bentuk kecerdasan sebuah entitas yang mungkin muncul di alam semesta, termasuk hal-hal di luar tata surya kita.

“ET yang mengarah ke ETI inilah adalah sasaran yang dicari, yakni bagian dari peradaban dan pembangun dimensi teknologi yang bisa diamati dan mungkin juga harapannya bisa berkomunikasi,” ujarnya di Yogyakarta, Selasa (30/6/2020).

2. Kemungkinan besar alien ditemukan di Galaksi Bima Sakti

Menurut Venzha Christ, potensi alien yang tinggal di Galaksi Bima Sakti sangat besar ketimbang perkiraan sebelumnya. Para peneliti menemukan enam miliar planet yang berada pada Habitable Zone (yaitu zona yang memungkinkan adalah bentuk kehidupan) dan ada juga yang mirip Bumi di galaksi ini. Bahkan, para astronom percaya penelitian ini bisa menjadi pendorong utama untuk menemukan kehidupan di tempat lain yang tersebar sangat luas di dalam kosmos.

Dengan miliaran bintang di galaksi kita saja, jika masing-masing dianggap memiliki setidaknya satu planet yang berpenghuni, pastilah ada banyak peluang bagi kehidupan lain untuk berkembang. Kekayaan planet yang diungkapkan oleh teleskop ruang angkasa NASA Kepler telah menghasilkan temuan-temuan planet yang menyerupai Bumi yang berpotensi dihuni oleh entitas tertentu dan oleh para ilmuwan ditargetkan sebagai materi penelitian dan observasi.

3. Ilmuwan mendengar suara langit

Venzha Christ mengungkapkan, sejak awal peradaban orang kerap bertanya-tanya perihal kehidupan manusia di alam semesta.

“Apakah kita benar-benar sendirian di alam semesta atau apakah ada kehidupan cerdas di tempat lain,” ucapnya.

Hal ini mendasari para ilmuwan pada akhir abad ke-20 menemukan ide dasar untuk memindai langit dan mendengarkan pola-pola emisi elektromagnetik non-acak seperti gelombang radio atau televisi untuk mendeteksi kemungkinan peradaban lain di alam semesta.

Pada akhir 1959 dan awal 1960, era Search Extra-Terrestrial Inteligence (SETI) modern dimulai ketika Frank Drake melakukan pencarian SETI pertama pada waktu yang hampir bersamaan ketika Giuseppe Cocconi dan Philip Morrison menerbitkan sebuah artikel dalam jurnal ilmiah yang menganalisa serta memaparkan teori pendekatan ini.

4. Dua kategori kehidupan makhluk luar angkasa

Venzha Christ mengelompokkan kehidupan alien atau makhluk luar angkasa ke dalam dua kategori. Pertama, klasifikasi luas kehidupan yakni suatu proses yang mencakup mikroba dan bentuk-bentuk sederhana lainnya. Kedua, sistem koloni dari peradaban yang mempunyai kemampuan untuk membangun dirinya dan berteknologi.

“Tanpa peradaban dan teknologi, kehidupan tidak dapat menghasilkan sinyal canggih yang bergerak melintasi galaksi,” kata Venzha Christ.

Sampai detik ini para ilmuwan terus menyelidiki atmosfer dan karakteristik dunia (planet) lainnya baik di dalam maupun di luar tata surya sebagai bagian dari pencarian ET, termasuk alien di dalamnya.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Riset ke Area 51

5. Ilmu yang mempelajari pencarian alien

Cabang ilmu yang sangat erat dengan pencarian entitas cerdas ini dalam astronomi dan sains antariksa dikenal dengan nama Astrobiologi. Astrobiologi, yang sebelumnya dikenal sebagai exobiologi, adalah bidang ilmiah interdisipliner yang berkaitan dengan asal-usul, evolusi awal, distribusi, dan masa depan kehidupan di alam semesta. Astrobiologi mempertimbangkan pertanyaan apakah ada kehidupan di luar bumi, dan jika ada, bagaimana manusia dapat mendeteksinya. Ada juga cabang ilmu lain yang juga sangat berkaitan erat dengan observasi tentang ET dan ETI ini, yang biasa kita sebut Xenobiology dan Space Biology

Venzha menilai bidang ini bisa menjelaskan bagaimana sebuah entitas dapat menunjukkan ketidaklengkapan, dari argumen yang biasanya dikutip untuk mendukung keunikan kecerdasan manusia dalam konteks galaktik dan kosmos.

6. Melacak tanda sinyal dan frekuensi dari luar angkasa secara amatir bisa dilakukan siapa punApakah ada yang melacak tanda-tanda, signal, dan frekuensi itu secara amatir?  Semuanya bisa dan tidak ada batasan serta tidak ada aturannya. Venzha menilai sangat penting bagi semuanya saja yang tertarik untuk mengumpulkan informasi ini. Ia tidak menutup kemungkinan ada peluang sebuah koloni dari galaksi lain menjawab.

“Bagaimana jika pesan alien merujuk pada sinyal yang telah dikirim seseorang  dan kami tidak tahu apa yang dikirim? Semuaya sangat mungkin kan, makanya sangat diperlukan sebuah kerjasama yang masif dari banyak ilmuwan dan masyarakat dunia secara luas,” ucapnya.

Venzha menuturkan penjelasan seputar alien, ET, dan dinamika pencariannya diharapkan bisa mengubah anggapan dan gambaran orang perihal alien yang selama ini digambarkan dalam film fiksi ilmiah.

Venzha Chris melakukan perjalanan riset ke berbagai belahan dunia untuk mencari tahu informasi seputar ET dan alien. Perjalanan ini membuatnya berkecimpung ke ranah astrobiologi, seperti yang sudah dilakukannya di AREA 51 dan Roswell, USA.

AREA 51 adalah pangkalan Angkatan Udara Amerika Serikat yang terbesar di dunia. Pangkalan ini berlokasi di Danau Groom, danau kering di gurun Nevada, sekitar 135 kilometer di sebelah utara Las Vegas. Pangkalan militer ini memiliki landasan pacu sepanjang 3,7 km. 

Area 51 ini dibangun pada era Perang Dingin antara AS dan Uni Soviet, sebagai fasilitas untuk menguji dan mengembangkan pesawat, termasuk pesawat U-2 dan SR-71 Blackbird. 

Lantas apa hubungannya dengan Alien? Yang paling terkenal adalah klaim bahwa di AREA 51 terdapat pesawat luar angkasa (UFO) dan alien sebagai pilotnya, setelah pesawat itu jatuh di Roswell, Negara Bagian New Mexico, pada 1947. Seluruh kawasan AREA 51  melingkupi lahan gurun seluas hampir 2,9 juta hektare. Sedangkan jarak AREA 51 dengan Roswell adalah 690 mil atau sekitar 1.110 km (hampir sama dengan jarak Jakarta ke Banyuwangi)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.