Sukses

Balita di Muara Enim Tewas Usai Dipukul Ibu Kandungnya Pakai Piring

Hanya karena masalah sepele, balita di Kabupaten Muara Enim Sumsel meregang nyawa di tangan ibu kandungnya sendiri.

Liputan6.com, Palembang - Penyesalan. Itulah yang kini dirasakan LN (19), warga Kecamatan Gunung Megang Kabupaten Muara Enim Sumatera Selatan (Sumsel), usai melihat anaknya meregang nyawa di tangannya sendiri.

Balita yang baru berusia dua tahun, meninggal dunia usai LN memukul anaknya menggunakan piring.

Alasannya cukup sederhana. LN merasa kesal, karena anaknya menolak untuk diberi makan. Peristiwa ini terjadi pada hari Jumat (25/3/2020) lalu, sekitar pukul 12.30 WIB di kediaman pelaku.

Dari informasi yang dihimpun, LN awalnya sudah mengambil nasi dan lauk untuk anaknya berinisial NR. Namun, NR justru tidak mau makan, sehingga LN memukul anaknya menggunakan tangannya.

LN lalu meredamkan emosinya dan kembali membujuk anaknya untuk makan. Korban kembali menolak bujukan ibunya. Merasa kesal dengan tingkah laku anaknya, LN lalu memukul anaknya dengan piring berisi nasi.

Piring yang dipukul ke anaknya tersebut, lalu pecah dan melukai bahu anaknya. Tubuh mungil NR langsung mengeluarkan darah. Warga Kabupaten Muara Enim Sumsel ini, langsung panik dan membawa anaknya ke bidan terdekat.

Kepala Polres Muara Enim, AKBP Doni Eka Saputra, melalui Kasat Reskrim AKP Dwi Setya mengatakan, bidan di dekat rumahnya merujuk korban ke puskesmas hingga akhirnya dibawa ke Rumah Sakit HM Rabain Muara Enim.

Namun saat di perjalanan ke rumah sakit, nyawa NR tidak tertolong diduga karena kehabisan darah.

“Melihat kondisi NR, keluarga LN pun marah dan nenek korban YR (46) yang merupakan mertua LN, langsung melaporkan ke Polsek Gunung Megang Muara Enim,” katanya, Senin (6/4/2020).

Setelah menerima laporan itu, polisi langsung bergerak cepat mengamankan pelaku. Setelah ditangkap, tersangka kemudian diserahkan kepada Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Muara Enim. Setelah diamankan, tersangka langsung dibawa ke Mapolres Muara Enim Sumsel.

2 dari 2 halaman

Penyesalan Datang Terlambat

Tersangka LN sendiri mengaku menyesal telah membunuh anaknya. Dia mengaku jika insiden tersebut terjadi secara tidak sengaja dan karena emosi sesaat.

"Saya yang melahirkannya, mana tega saya membunuh anak saya sendiri. Saya menyesal seumur hidup dan tidak dapat memaafkan diri saya sendiri," ucapnya.

Saat membawa anaknya ke bidan, LN sudah meminta tolong kakaknya. Karena suaminya yang berprofesi sebagai petani karet, sedang berada di kebun.

Dia mengakui, sebelum pemukulan terjadi, anaknya yang meminta untuk makan. Namun dia merasa emosi, ketika akan disuapi malah anaknya menolak.

“Waktu saya mau disuapi, NR malah tidak mau, malah memukul saya. Karena emosi saya secara spontan memukul bahunya. Tetapi setelah itu saya sadar. Saya menyesal karena nyawa anak saya tidak tertolong lagi," katanya.