Sukses

Inovasi Masker Batik Cantik Saat Wabah Covid-19 Melanda

Perusahaan batik di Sukoharjo ikut memproduksi masker di tengah kian langkanya persediaan masker di pasaran. namun masker yang diproduksi adalah masker batik untuk masyarakat umum, bukan untuk kebutuhan medis.

Liputan6.com, Sukoharjo - Pandemi virus Corona Covid-19 yang melanda Indonesia menyebabkan kebutuhan masker melonjak tajam. Peluang tersebut dilirik sebuah perusahaan batik di Sukoharjo untuk ikut memproduksi masker dengan motif batik.

Bahkan, kini para pekerja konveksi di perusahaan batik dengan brand Batik Keris itu dikerahkan untuk membuat masker motif batik. Permintaan masker nonmedis itu memang meningkat berlipat setelah keberadaan masker medis kian langka dan mahal di pasaran.

Komisaris Utama Batik Keris, Lina Tjokrosaputro mengatakan sejak merebaknya wabah virus Corona Covid-19 permintaan masker melonjak tinggi. Hanya saja masker yang dibuat perusahaan batiknya bukan merupakan masker medis, melainkan masker kain yang diperuntukkan untuk masyarakat umum.

"Permintaan masker sedang booming, semua orang butuh masker. Pembuatan masker kain ini untuk mendukung permintaan masyarakat karena disarankan memakai masker untuk penutup mulut dan hidung," kata dia saat ditemui di Sukoharjo, Jumat, 3 April 2020.

Awalnya masker yang diproduksi itu masker putih polos seperti yang biasa digunakan oleh para karyawan di perusahannya. Namun, setelah itu muncul ide untuk membuat masker dengan menggunakan kain batik.

Bahkan, kain batik yang digunakan merupakan motif campuran yang identik dengan motif khas batik di perusahaannya. Masker batik cantik ini dinilai fektif untuk menekan penularan Covid-19 melalui saluran napas.

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Harga Masker Batik Cantik

"Motif-motif ini adalah motif desain dari batik sendiri. Bahan untuk membuat masker batik ini memang memanfaatkan kain yang sudah ada. Kalau kita bikinnya dengan barang baru pasti harganya akan lebih mahal," jelasnya.

Lina pun menjamin masker batik itu aman digunakan untuk penutup mulut dan hidung bagi masyarakat umum, pasalnya terdiri dari tiga lapisan kain. Sedangkan di antara lapisan itu terdapat sisi yang difungsikan sebagai filter dengan memasukkan tissue di dalamnya.

"Masker batik itu pelapisnya adalah kain cotton 100 persen. Masker batik terdiri dari tiga pelapis yang fungsinya untuk memasukkan filter tissue yang bisa diganti setiap saat,” ungkapnya.

Lina menyebutkan masker batik itu  dijual dengan harga sekitar Rp8.000 per masker. Sedangkan untuk pemesanan masker batik itu minimal sebanyak 500 masker.

"Penjualannya melalui online, bahkan ada tim khusus yang melayani untuk pemesanan masker. Yang belanjanya bisa membutuhkan eceran atau memang pesanan, kita berusaha untuk memenuhi," harapnya.

Bahkan untuk memenuhi permintaan pesanan masker, kini para pekerja yang biasanya mengerjakan garmen untuk sementara waktu dialihkan untuk mengerjakan masker. Hanya saja jika dibandingkan dengan memproduksi masker, ia mengaku keuntungan lebih besar untuk memproduksi garmen.

“Permintaan untuk mengerjakan masker ini memang salah satu cara untuk bertahan dan survive di tengah kondisi saat ini. Namun kita berharap badai ini segera berlalu dan ekonomi segera bangun,” harapnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.