Sukses

Petaka Pemulung Besi Tua di Area Reaktivasi Rel Kereta Api Garut

Diduga tidak mengidahkan keselamatan, seorang pemulung besi tua di Garut, Jawa Barat, tewas tertimpa reruntuhan bangunan dalam proses pengosongan lahan reaktivasi kereta api Garut.

Liputan6.com, Garut - Diduga tidak mengidahkan keselamatan, Aep Saepudin (55), pemulung asal Garut, Jawa Barat, tewas setelah tertimpa reruntuhan bangunan dalam proses pengosongan lahan proyek reaktivasi kereta api Garut, Selasa, 11 Februari 2020.

Aep bersama tiga rekannya diketahui mengumpulkan besi tua di area bekas bangunan yang dikosongkan dalam proyek kereta api tersebut. Tiba-tiba sebuah bangunan yang telah keropos runtuh menimpa tubuhnya.

Tiga rekannya berhasil menyelamatkan diri, tetapi nasib malang justru menimpa Aep, setelah terjebak dalam bangunan dalam kejadian mendadak tersebut.

Kapolsek Garut Kota Kompol Uus Susilo membenarkan kejadian itu. Menurutnya, kejadian nahas tersebut, berlangsung di sekitar Kampung Panggirsari, Kecamatan Paminggir, Kabupaten Garut siang tadi.

"Kejadian sekitar pukul 13.00 WIB," ujar dia, Selasa (11/2/2020).

Menurutnya, kejadian itu berlangsung cukup cepat, saat itu korban bersama tiga rekannya tengah fokus mengumpulkan besi tua dan barang bekas lainnya. Tiba-tiba dikejutkan dengan runtuhnya bangunan, lokasi yang tengah mereka garap.

Korban yang masih berada di dalam bangunan, langsung tertimpa reruntuhan, sedangkan tiga rekanya berhasil menyelamatkan diri.

Akibatnya, korban mengalami luka serius di bagian kepala dan bahu sebelah kiri. "Korban meninggal di rumah sakit, setelah mendapatkan pertolongan pertama," kata dia.

Untuk kepentingan penyelidikan, petugas langsung memasang garis polisi dan melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) di lokasi reruntuhan bangunan tersebut.

Seperti diketahui, proses reaktivasi kereta api tahap pertama dari Stasiun Cibatu hingga Garut Kota sudah mencapai 95 persen. Beberapa fasilitas infrastruktur pendukung seperti rel, jembatan, hingga stasiun telah menunggu proses uji coba yang terus dilakukan petugas lapangan.

Ribuan bangunan yang berdiri di sepanjang jalur sepanjang 19,8 kilometer tersebut, langsung dikosongkan untuk menyukseskan proyek nasional sektor transportasi massal tersebut. Tak ayal kondisi ini menjadi sumber mata pencaharian baru, khsususnya bagi pemulung untuk mengumpulkan besi tua dari reruntuhan bangunan yang ditinggalkan. 

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.