Sukses

Mengenal Fenomena ‘Rip Current’ Laut Selatan yang Menelan 2 Remaja Kebumen

Rip current adalah arus balik yang terbentuk akibat arus datang tegak lurus garis pantai dan menemui garis pantai yang melengkung. Arus ini dapat menyeret seseorang yang sedang berenang ke tengah laut

Liputan6.com, Kebumen - Laut Selatan alias Laut Kidul kembali makan korban. Dua remaja dilaporkan hilang tenggelam di Pantai Laguna, Desa Lembupurwo, Kecamatan Mirit, Kebumen, Jawa Tengah.

Dua korban tenggelam di Pantai Laguna itu adalah Fadlun (18), warga Desa Mangunranan, Mirit dan Zamzam (16), warga Desa Mrinen, Kecamatan Kutowinangun Kebumen.

Ceritanya, dua korban berangkat dengan satu rekan lainnya untuk mengisi liburan tahun baru ini. Sesampai di Pantai Laguna, mereka bermain di pantai dan lantas nekat berenang meski gelombang laut selatan sedang tidak bersahabat.

Keasyikan bermain menyebabkan mereka lalai. Tanpa disadari, mereka sudah terlalu ke tengah.

Tak lama kemudian, yang dikhawatirkan pun terjadi. Sekitar pukul 07.00 WIB, dua korban terseret ombak dan tenggelam di pantai Laguna.

“Korban terseret ombak. Saat ini gelombang pantai selatan tengah tinggi, tentu sangat bahaya," ucaapnya, Rabu, 1 Desember 2019.

Dari hasil penyelidikan kasus remaja tenggelam ini, diduga korban mandi di area rip current. Rip current adalah arus balik yang terbentuk akibat arus datang tegak lurus garis pantai dan menemui garis pantai yang melengkung. Arus ini dapat menyeret seseorang yang sedang berenang ke tengah laut.

Simak video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Peringatan Dini Gelombang Tinggi

Tugiman mengemukakan, jauh hari sebelum peristiwa itu, sebetulnya Polres Kebumen telah mengingatkan wisatawan untuk menghindari mandi di laut. Sejumlah spanduk imbauan larangan mandi telah dipasang di sepanjang pantai di Kebumen.

Melalui patroli Polsek dan personel pengamanan Ops Lilin Candi 2019, Polres Kebumen juga gencar meminta agar wisatawan tak membahayakan diri dengan bermain terlalu dekat dengan garis pantai, apalagi sampai berenang.

Tetapi, rupanya masih ada yang tak mengindahkan imbauan itu. Tugiman berharap, insiden tenggelamnya dua remaja ini menjadi perhatian masyarakat agar tak menganggap enteng ancaman bahaya di pantai selatan.

Prakirawan BMKG Pos Pengamatan Cilacap, Feriharti Nugrohowati mengatakan gelombang setinggi 2,5 meter hingga empat meter berpeluang terjadi menyeluruh di perairan selatan, mulai dari Yogyakarta hingga Sukabumi.

Gelombang tinggi berpeluang terjadi dari perairan pantai hingga Samudera Hindia. Gelombang tinggi berpeluang terjadi mulai Selasa (31/12/2019) pukul 07.00 WIB hingga Tanggal 2 Januari 2020 pukul 19.00 WIB.

Itu artinya, bahaya mengancam baik di perairan pantai maupun lepas samudera. Sebab, gelombang setinggi ini bisa berbahaya untuk kapal berukuran besar sekali pun, seperti kargo.

Karenanya, nelayan diimbau untuk tak melaut. Wisatawan juga diimbau untuk tak berenang di pantai.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.