Sukses

Aksi Damai Ibu-Ibu di Bandung Soroti Kekerasan Saat Demo

Sejumlah ibu mengangkat poster-poster berisi protes kepada aparat atas dugaan represifitas saat mengamankan demonstrasi beberapa waktu lalu

Liputan6.com, Bandung Sekitar 50-an perempuan dewasa yang kebanyakan kaum ibu mengangkat poster-poster berisi protes kepada aparat atas dugaan represifitas saat mengamankan demonstrasi mahasiswa beberapa waktu lalu. Mereka yang mengatasnamakan diri sebagai Suara Perempuan Bandung menggelar aksi damai di Taman Vanda, Kota Bandung, Rabu (10/10/2019).

Puluhan perempuan yang berdiri di taman tersebut seolah tak mengenal lelah. Meski terik matahari menyengat tubuh, tak satupun dari mereka mundur. Bahkan mereka dengan semangat bergantian menyampaikan orasi.

Aksi damai para perempuan yang didominasi ibu-ibu itu merupakan cara menyuarakan keresahan mereka atas kekerasan aparat pada saat demonstrasi di depan Gedung DPRD Jawa Barat pada 23, 24 dan 30 September lalu. Mereka juga terpanggil untuk mendukung aksi-aksi mahasiswa selama ini baik yang ada di Bandung maupun kota lainnya.

"Suara Perempuan Bandung mendukung penuh demonstrasi beserta tuntutannya (7+1) yang dilakukan pelajar, mahasiswa, buruh, perempuan serta semua rakyat pasa 23, 24 dan 30 September 2019," ucap salah satu peserta aksi, Vini.

Selain itu, wadah perempuan tersebut menuntut tiga hal. Pertama, meminta Kapolrestabes Bandung membuat pernyataan tertulis untuk tidak melakukan tindakan kekerasan dalam bentuk apapun terhadap siapapun yang menyampaikan pendapat.

Suara Perempuan Bandung juga meminta pihak sekolah dan kepolisian untuk mengembalikan hak menyampaikan pendapat pada pelajar sekolah di Bandung.

Terakhir, mereka meminta agar dibentuk tim independen untuk menginvestigasi dan mengadili aparat pelaku kekerasan.

Vini menyampaikan, aksi damai Suara Perempuan Bandung dilakukan sebagai bentuk solidaritas terhadap ibu-ibu yang anaknya mendapatkan gempuran gas air mata dan tembakan water canon. Bahkan di daerah lain seperti di Kendari telah jatuh korban jiwa.

"Wadah ini diinisiasi oleh semua perempuan. Kita semua di sini sama, massa aksi yang sama sebagai perempuan ibu-ibu yang resah dengan kondisi saat ini," katanya.

Tercatat, tiga kali aksi unjuk rasa di depan Gedung DPRD Jabar dalam skala besar digelar. Dalam tiga kali demonstrasi tersebut, selalu berakhir dengan kericuhan.

Padahal, demonstrasi awalnya berjalan tertib dengan penyampaian aspirasi atas penolakan sejumlah Rancangan Undang Undang (RUU) yang dianggap kontroversial, seperti RUU KUHP dan revisi UU KPK.

Simak video pilihan di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.