Sukses

Pernikahan-Pernikahan yang Membuat Heboh Tanah Bugis

Mulai dari pernikahan sesama perempuan hingga pemuda asal Nias yang nekat menikahi kekasihnya yang telah meninggal pernah terjadi di Sulawesi Selatan.

Liputan6.com, Makassar - Sulawesi Selatan memang mempunyai banyak cerita tentang pernikahan unik dan tidak masuk akal. Mulai dari pernikahan sesama perempuan hingga pemuda yang nekat menikahi jenazah kekasihnya.

  

Selain itu, ada pula sejumlah pernikahan yang terjadi antara anak di bawah umur maupun pernikahan beda generasi.

Pernikahan lainnya yang tak kalah membuat heboh adalah pernikahan antar dua sejoli dari negara yang berbeda.

Liputan6.com pun kemudian mencoba merangkum daftar pernikahan yang membuat heboh Tanah Bugis beberapa tahun terakhir.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

Heboh Pernikahan Sesama Perempuan di Bulukumba

Seorang perempuan bernama Rahmayani berhasil menikahi gadis pujaan hatinya, Syarifah Nurul Husna. Saat itu, Rahmayani memalsukan data dirinya menjadi seorang laki-laki dengan mengganti nama menjadi Rahmat Yani.

Meski sempat mengalami kendala saat mengurus surat-surat di Kantor Urusan Agama (KUA) setempat, resepsi pernikahan keduanya pun tetap berlangsung di Kampung Baru, Kelurahan Ekatiro, Kecamatan Bulukumba, Sulawesi Selatan pada Minggu, 17 September 2017.

Identitas asli Rahmat Yani alias Rahmayani kemudian terungkap setelah fotografer pernikahan keduanya mengunggah foto pernikahan mereka di akun Facebook miliknya.

"Heboh terjadi pernikahan perempuan vs perempuan hila-hila kec.bontotiro kab.bulukumba," tulis akun Ashock'photography dan mengunggah foto pernikahan Rahmat Yani dan Syarifah Nurul Husna pada Rabu, 27 September 2017.

Unggahan tersebut kemudian viral, dari informasi itulah kemudian pihak Polres Bulukumba memanggil Rahmat Yani alias Rahmayani untuk diperiksa. "Saat digelandang ke Polsek Bonto Bahari itulah dia (Rahmat Yani alias Rahmayani) mengakui bahwa dirinya adalah perempuan," kata Kapolres Bulukumba, AKBP Anggi Naulifar Siregar, Rabu 27 September 2017.

Namun, penanganan kasus tersebut tidak dapat dilanjutkan penyelidikannya karena pihak keluarga dari mempelai perempuan tidak keberatan atas pemalsuan data diri Rahmat Yani alias Rahmayani.

"Keluarga mempelai perempuan tidak melaporkan itu, mereka tidak keberatan dengan alasan Rahmat Yani banyak jasa kepada keluarga mereka," kata Kasat Reskrim Polres Bulukumba, Iptu Deki Merizaldi, Kamis, 28 September 2017.

3 dari 6 halaman

Pemuda Asal Nias Nikahi Jasad Kekasihnya

Demi membuktikan cinta sejatinya, Ahmad Khadir, pemuda asal Kepulauan Nias, Sumatera Utara nekat menikahi jenazah kekasihnya, Erni, sesaat sebelum gadis asal Desa Lampoko, Kecamatan Balusu, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan itu dimakamkan pada Kamis, 2 Februari 2017, lalu.

Nyawa Erni tak bisa diselamatkan setelah ia menenggak racun rumput di kamarnya pada Selasa, 31 Januari 2017. Sesaat setelah meminum racun rumput itu Erni kemudian menelepon kekasihnya, Edi, sapaan akrab Ahmad Khaidir yang saat itu bekerja di sebuah koperasi di Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan.

Edi lalu bergegas menuju kediaman Erni yang berjarak 175 kilometer dari tempat tinggalnya menggunakan kendaraan roda dua, tanpa ragu Edi memacu motornya di tengah hujan badai kala itu.

Erni sempat berusaha diselamatkan oleh kedua orangtuanya dengan cara melarikan Erni ke Puskesmas terdekat, tetapi karena peralatan puskesmas yang terbatas Erni kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Andi Makkasar, Parepare.

Namun nahas nyawa Erni tak bisa diselamatkan dan akhirnya meninggal dunia pada Kamis, 2 Februari 2017 sekitar pukul 01.00 Wita dini hari.

Selama menjalani perawatan Edi lah yang setia menemani Erni di rumah sakit. Bahkan, selama keduanya pacaran Edi sangat baik kepada Erni dan keluarganya. Kelakuan baik Edi itulah yang meluluhkan hati orangtua Erni hingga akhirnya mengizinkan jenazah anaknya itu dinikahi oleh Edi.

"Sebenarnya Edi sudah datang melamar dan akan menikah bulan Oktober (2017). Selama menjalani perawatan intensif (di RS Andi Makkasau) Edi lah yang setia menemani anak saya. Keinginannya itu diutarakan saat anak saya dikafani, kita tidak bisa menolak apalagi selama ini Edi sangat baik kepada kami," kata Wati, Ibunda Erni, Minggu 5 Februari 2017.

Setelah Edi mendapat restu dari orangtua Erni, keduanya pun dinikahkan oleh Imam Masjid Lampoko di rumah duka. Setelah ijab kabul mereka usai, jenazah Erni pun segera dikafani lalu dimakamkan.

4 dari 6 halaman

Cerita Cinta Pengamen Makassar Nikahi Jurnalis Perancis

Risal Hamid (36), pemuda asal Kelurahan Biring Romang, Kecamatan Manggala, Kota Makassar, jadi buah bibir di media sosial setelah mantan pengamenitu menikahi jurnalis cantik berkewarganegaraan Prancis, Julie Martha (36), pada Sabtu, 5 Agustus 2017. 

"Iya kemarin waktu hari Sabtu kita resepsi di Makassar," kata pemuda yang akrab disapa Ijal itu kepada Liputan6.com saat dikonfirmasi, Selasa, 8 Agustus 2017. 

Awal mula pertemuan keduanya adalah saat Ijal diundang manggung di Kota Padang, Sumatera Barat, pada 2015 oleh salah seorang rekan seprofesinya sebagai musikus. 

"Pertama kali ketemu itu di Padang tahun 2015. Waktu itu saya diundang manggung oleh vokalis saya, Redo Malano. Dia kan orang Padang. Waktu itu saya diundang nampil di acara resepsi pernikahan dia," kata Ijal. 

Redo Malano adalah saudara ipar Julie Martha. Redo, kata Ijal, menikah beberapa tahun yang lalu dengan Martha, kakak Julie, dan sekarang tinggal di Prancis. Pasangan itu kini telah dikaruniai satu orang anak.

"Martha itu dosen sastra Prancis di Unhas (Universitas Hasanuddin, Makassar). Redo dan Martha itu ketemu waktu kita manggung di Unhas beberapa tahun lalu. Pada saat acara nikahannya itu, saya ketemu dengan doi (Julie) di Padang," ucapnya.

Ijal mengaku yang menyatakan cinta pertama kali adalah Julie. Saat itu, Julie "menembak" Ijal saat Ijal sedang manggung di Gili Trawangan, Lombok, pada 15 Agustus 2015.

"Yang pertama kali nembak itu doi, bukan saya, di Lombok, pas lagi ada undangan nampil di sana. Tanggal 15 Agustus 2015 yang lalu, makanya ini mau ke Lombok liburan sekalian anniversary-an," ucapnya. 

Sebelum resepsi pernikahannya menjadi heboh di media sosial, Ijal mengaku telah melangsungkan pernikahan dengan Julie di Paris, Prancis, pada Mei lalu. Namun, karena ingin mengenalkan sang istri kepada keluarganya di Makassar, ia juga melangsungkan resepsi pernikahan di kota kelahirannya.

"Sebenarnya dari bulan Mei, saya sudah sah jadi suami dan istri. Kita resepsi di kawasan Balai Kota Paris. Tapi, kan saya harus kenalkan istri saya di keluarga saya. Makanya saya bawa pulang," tuturnya.

Karier Berbeda

Awal mula karier Ijal sebagai musisi tidaklah mudah. Dia hanya seorang laki-laki yang gemar bermain gitar. Pada awal 2000-an, ia sering ngamen di Pantai Losari, Kota Makassar. Pada akhir 2001, ia nekat untuk merantau ke Jakarta untuk mengadu nasib. 

"Awalnya modal nekat merantau, karena di sana tidak ada keluarga maupun teman," kata Ijal. 

Kepiawaiannya bermain gitar membuatnya dilirik oleh banyak musikus ternama di Jakarta. Ijal bahkan sering manggung bersama artis-artis terkenal Ibu Kota. 

"Dulu sering manggung sama artis, termasuk mantan vokalis (band) Zigaz, Zian. Padahal awalnya di Jakarta juga cuma ngamen," ucapnya. 

Sementara istrinya, ujar dia, adalah salah seorang editor dan penulis di Courrier International, salah satu media di Kota Paris, Prancis. 

"Doi itu editor dan penulis di salah satu media ternama di Paris," katanya.

5 dari 6 halaman

Bocah SD Nikahi Gadis SMK

Seorang bocah SD membuat heboh setelah menikahi gadi SMK. Keduanya telah melangsungkan resepsi pernikahan di kediaman mempelai wanita pada Kamis, 30 Agustus 2018 hingga pernikahan keduanya pun viral di berbagai media sosial, termasuk Facebook, Twitter, dan Instagram.

Bocah SD itu berinisial RS (13), dia merupakan warga Lannying, Desa Bonto Lojong, Kecamatan Uluere, Kabupaten Bantaeng. Sementara pasangannya berinisial MA adalah gadis berusia 17 tahun, gadis yang masih duduk di bangku kelas XI SMK itu merupakan warga Loka, Desa Bonto Marannu, Kecamatan Uluere, Bantaeng. 

"Iya memang betul pernikahan keduanya telah berlangsung, saya sudah terima konfirmasi dari Kepala KUA Uluere," kata Humas Departemen Agama Kabupaten Bantaeng, Mahdi, kepada Liputan6.com, Jumat sore, 31 Agustus 2018.

Namun, lanjut Mahdi, pernikahan keduanya tidak dilaporkan ke KUA Uluere. Maka itu, pernikahan mereka secara hukum dianggap tidak sah.

"Tapi mungkin secara syariah ya tetap sah, karena memenuhi syaratnya. Seperti ada wali dan syarat lainnya. Mirip-mirip nikah siri lah begitu," sambung Mahdi.

Orangtua kedua mempelai bahkan sama sekali tidak berupaya untuk mengajukan dispensasi ke pengadilan agama. "Laporan yang saya terima, tidak ada upaya pengajuan dispensasi," jelas Mahdi.

Dia memperkirakan alasan orangtua kedua mempelai tidak melaporkan pernikahan anak mereka adalah karena merasa bahwa itu hanya akan menjadi sia-sia. Pasalnya, kedua mempelai masih sangat jauh di bawah umur.

"Kemungkinan seperti itu, mereka takut dan meyakini kalau mereka mengajukan sudah pasti akan ditolak, karena tidak memenuhi syarat," ucapnya.

Satu-satunya solusi, kata Mahdi, adalah menunggu umur kedua mempelai cukup lalu mengajukan permohonan penerbitan buku nikah di KUA setempat. Meskipun mereka mengajukan sekarang, sudah pasti akan ditolak.

"Ini mirip pernikahan siri, tapi sekiranya mereka mau mengajukan buku nikah ya tunggu mereka cukup umur dulu," Mahdi memungkasi. 

6 dari 6 halaman

Pemuda 20 Tahun Nikahi Nenek 65 Tahun

Pernikahan beda generasi menghebohkan Sulawesi Selatan. Beberapa hari belakangan, pernikahan yang terjadi di Desa Corowali, Kecamatan Panca Lautang, Kabupaten Sidrap, ini ramai dibicarakan penduduk setempat.

Tak heran jika resepsi pernikahan Muhammad Idris (20) dan Inade (65) yang berlangsung Rabu, 24 Oktober 2018 kemarin ramai dikunjungi warga.

Usut punya usut, kisah cinta beda generasi ini bermula saat Idris bekerja sebagai tukang petik cengkih di kebun milik Inade. Inade sendiri dikenal sebagai orang yang memiliki kebun cengkih yang sangat luas di Kabupaten Luwu.

Meski beda generasi dan terpaut usia hingga 45 tahun, Inade mengaku rela dinikahi oleh Idris karena ia mencintai pemuda yang kini telah menjadi suami sahnya itu.

"Kami memang saling mencintai. Mungkin inilah yang dinamakan jodoh," ucap nenek yang ditinggal mati suaminya pada Februari 2015 lalu itu.

Saking membuat hebohnya, ribuan warga memadati tenda resepsi pernikahan Idris dan Inade ini. Tak hanya itu, sejumlah pejabat juga datang karena penasaran dengan pernikahan tersebut.

"Saya sampai penasaran ingin melihat. Kebetulan juga warga di desa ini dekat dengan saya, makanya dari Makassar langsung kesini," kata Wakil Ketua DPRD Sulsel, Syaharuddin Alrif, setelah menghadiri resepsi pernikahan Idris dan Inade.

Saksikan juga video menarik pilihan berikut:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.