Sukses

Satai Ratu Jogja, Sedapnya Melebihi Rasa Jatuh Cinta

Coba dan rasakan perbedaan Satai Ratu Jogja dari satai ayam kebanyakan.

Liputan6.com, Yogyakarta Gigitan pertama satai ayam yang satu ini mampu menciptakan kenangan yang tidak terlupakan. Mungkin terkesan berlebihan, tetapi anggapan itu akan beralih dengan mengamini ketika mencoba makanan berlabel Satai Ratu ini.

Daging ayam terasa empuk, saking empuknya seperti tidak perlu dikunyah lagi. Apalagi potongan kulitnya, terasa lumer ketika bersentuhan dengan air liur di lidah.

Menu yang diberi nama satai merah ini memang tidak seperti kebanyakan satai di tempat lain. Tidak ada bumbu kacang, bahkan penyajiannya pun dengan semangkuk kuah polos. Rasa kuahnya mirip dengan kuah mi ayam di restoran chinesse food.

Sesuai namanya, satai merah berwarna merah. Warna ini berasal dari bumbu racikan sendiri dengan tingkat kepedasan yang pas dan tidak bisa diganggu gugat.

Artinya, satai yang dijual di Satai Ratu tidak menerapkan sistem level pedas. Namun, jangan khawatir rasa pedas satai ini bisa diterima semua orang, termasuk mereka yang tidak menyukai pedas.

"Rasa empuknya karena didoakan saat membuat," kelakar Budi Seputro, pemilik Satai Ratu kepada Liputan6.com, Senin (28/1/2019).

Selain satai merah, ada juga satai lilit. Wujud satai lilit tidak ditusuk dengan lidi. Bentuknya potongan balok menyerupai tahu. Satai lilit tidak pedas, warnanya juga cenderung putih kecoklatan.

Satai lilit disantap dengan sedikit kuah dan rasanya mirip bistik. Satai ini dibuat dari daging cincang murni.

Seporsi satai merah dan lilit dibanderol harga yang sama, yakni Rp 23.000. Untuk satai merah terdiri dari enam tusuk, sedangkan satai lilit empat potong.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Jual Bumbu Satai Merah

Menurut Budi, semua daging ayam bisa seempuk ini selama cara memotong dan membakarnya benar. Ia juga menyarankan kepada pelanggannya untuk menyantap satai langsung di Satai Ratu.

Empuknya satai juga didukung oleh penyuguhan satai dalam keadaan panas.

"Kalau ada pelanggan yang ingin membungkus dan tujuannya untuk oleh-oleh tidak saya sarankan, lebih baik coba dulu di tempat, untuk merasa rasanya yang asli," tutur Budi.

Ia punya alasan khusus menerapkan hal itu. Ia khawatir satai yang sudah dingin tidak senikmat satai yang baru matang.

Namun, tidak jarang tamu memaksa. Untuk mengakalinya, ia membuat bumbu satai merah dalam kemasan botol seberat 300 gram. Bumbu merah ini dijual seharga Rp 40.000 dan bisa awet sampai tujuh hari di dalam suhu ruang, satu bulan di kulkas, atau dua bulan jika disimpan di freezer atau mesin pendingin.

Bumbu merah kemasan botol ukuran 300 gram dijual Rp 40.000 suhu ruang awet 7 hari, kulkas sebulan, freezer bisa sampai 2 bulan

Trik membakar yang tepat juga dibagikan laki-laki berusia 47 tahun itu kepada konsumennya yang membeli produk bumbu merah.

"Dengan memakai bumbu merah, rasanya pasti mirip satai merah di Satai Ratu," ucap Budi.

Satai Ratu mengkombinasikan satai lilit dari Bali, satai merah dari Rembige Lombok, dan bumbu merah dari Banjarmasin. Namun tidak ditiru mentah-mentah, Budi bersama dengan rekannya I Gusti Lanang Trisna memadukan beragam cita rasa nusantara ke dalam sebuah satai.

Ia juga tidak sepenuhnya sepakat satai merah mirip dengan satai di Rembige. Sebab, satai di Rembige memakai daging sapi, sedangkan ia menggunakan daging ayam.

"Rasa Rembige tidak sampai 50 persen di satai merah ini," ujarnya.

3 dari 3 halaman

Sudah Dikunjungi Pelanggan dari 71 Negara

Satai Ratu memiliki tagline kesukaan turis mancanegara dan Indonesia. Bukan sekadar kata-kata, kenyataannya tempat ini sudah disambangi pelanggan dari 71 negara.

Ada papan yang bertuliskan nama negara-negara dan negara yang sudah ditandai oleh Budi berarti warganya pernah datang ke Satai Ratu. Ia juga merekam testimoni para pelanggan lewat video.

"Selama ini, turis mancanegara juga suka dengan menu di Satai Ratu dan komentarnya juga sama dengan tamu domestik," tutur Budi.

Promosi untuk wisatawan mancanegara sebenarnya tidak khusus. Budi memiliki kebiasaan bercengkerama dengan para pelanggannya.

Wisatawan yang puas biasanya mengabarkan keberadaan Satai Ratu kepada teman-temannya. Dari sinilah Satai Ratu dikenal lewat gethok tular wisatawan mancanegara.

Tertarik mencicipi lezatnya Satai Ratu? Menu-menu andalan itu bisa dinikmati setiap Senin sampai Sabtu pukul 11.00 sampai 21.00 WIB di Satai Ratu yang berlokasi di Jogja Paradise Jalan Magelang Yogyakarta. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.