Sukses

Batik Tanah Liek, Batik Unik Khas Sumatera Barat

Selain Pekalongan, Sumatera Barat juga memproduksi batik yang unik. Tidak hanya ukiran batiknya yang berbeda, cara membuatnya juga istimewa.

Liputan6.com, Sumbar Batik merupakan  kain bergambar, dengan berbagai motif memiliki filosofi dari setiap corak, yang kini menjadi identitas seni nusantara. Berbagai daerah di Indonesia memproduksi batik, dengan ciri khas daerah masing-masing.

Selain Bali, Indramayu, Madura, Palembang,  Yogyakarta, Solo, Pekalongan, Cirebon, Sumatera Barat juga memproduksi batik yang unik. Tidak hanya ukiran batiknya yang berbeda, cara membuat dan bahan yang digunakan pun berbeda.

Dibuat dengan menggunakan pewarna alami dan memanfaatkan tanah liat sebagai bahan baku, hingga  diberi nama “Batik Tanah Liek” (liat). Batik ini diproduksi oleh tiga daerah di Sumatera yaitu Kabupaten Dhamasraya, Pesisir Selatan dan Tanah Datar. 

Dulunya batik tanah liat hanya boleh dikenakan  oleh Pemimpin Adat, Budo Kanduang  (Pemimpin Perempuan minang kabau) dan juga sebagai atribut Kerajaan Pagaruyuang. Digunakan sebagai selendang dan  saluak (peci), Raja Adityawarman dan raja kecil lainnya. Raja Sungai Pagu, Jambu Lipo, Pulau Punjung, Sawah Lunto, dan Sijunjung.

Batik khas minang kabau memiliki motif unik yang menggambarkan daerah tersebut. Corak yang digunakan di antaranya, jam gadang, rumah gadang, tari piring, kerbau pedati, malin kundang, dan masih banyak yang lain.

Selain bercorak minang kabau yang unik, batik tanah liek ini warnanya juga tidak mudah pudar. “Sekita 10 tahun lalu saya dihadiahi kain batik tanah liek, hingga kini warna kainnya masih utuh padahal sering saya kenakan,” ujar Elva warga Kabupaten Tanah Datar.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Mengenal Batik Tanah Liek Lebih Dekat

Pembuatan Batik Tanah Liat

Biasanya kain yang dipakai membatik adalah kain sutra, katun dan tenun. Langkah pertama, kain dimasukkan ke dalam larutan tanah liat dan air. Takaran tanah liat yang digunakan tergantung pada kepekatan warna yang diinginkan.

Kemudian kain tersebut dijemur pada tempat teduh, selanjutnya kain digambar menggunakan pensil. Setelah itu kain di canting seperti pembuatan batik lainnya, yaitu dengan peletakan cairan malam sesuai motif yang diinginkan.

Setelah dicanting, gambar yang kosong, diisi warna sesuai selera. Pewarna yang digunakan adalah pewarna dari alam.

Buah dan Sayuran Pewarna Alami Batik Tanah Liat

Ramah lingkungan, mudah ditemukan batik tanah liat diwarni dengan bahan alam. Untuk mendapatkan warna hitam diambil dari kulit jengkol.

Warna kuning dari kunyit, getah gambir untuk warna orange, warna merah tua dari kulit rambutan, sedangkan kulit manggis dapat menghasilkan warna ungu. Setelah diwarnai, kain direndam dalam larutan kimia pengikat.

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.