Sukses

Abaikan Larangan Berenang, Pelajar SMP Terseret Ombak Ganas Pantai Selatan Kebumen

Gelombang tinggi antara 2,5-4 meter berpeluang terjadi di pantai selatan Jawa Tengah, termasuk Kebumen. Dikhawatirkan jatuh korban akibat terseret ombak pantai selatan yang dikenal ganas itu.

Liputan6.com, Kebumen - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperingatkan bahwa gelombang tinggi antara 2,5-4 meter berpeluang terjadi di pantai selatan Jawa Tengah, termasuk Kebumen. Dikhawatirkan jatuh korban akibat terseret ombak pantai selatan yang dikenal ganas itu.

Peringatan dini ini ditindaklanjuti dengan larangan berenang di pantai oleh para pengelola wisata pada masa Libur Lebaran 2018 ini.

Mungkin, apa yang terjadi di Pantai Bopong, Kebumen ini bisa diambil hikmahnya. Seorang pelajar terseret ombak pantai selatan akibat mengabaikan larangan berenang yang dikeluarkan oleh pengelola dan Search and Rescue (SAR) setempat.

Sabtu sore, 16 Juni 2018, suasana di Pantai Bopong begitu ramai. Hari itu, sebanyak 2.500 orang tercatat berwisata di pantai pada masa masa libur lebaran 2018 ini.

Mempertimbangkan gelombang tinggi yang berpotensi terjadi, pengelola Pantai Bopong melarang wisatawan berenang dan bermain terlalu dekat di bibir pantai. Sayangnya, sejulah wisatawan mengabaikan larangan itu.

Benar saja, tiba-tiba satu gelombang besar datang. Wisatawan pun kocar-kacir menghindar.

Celakanya, seorang remaja tak bisa menghindar. Ia terseret ombak laut selatan yang dikenal ganas. Ia terseret belasan meter ke tengah laut. Pengunjung pun berteriak panik.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Korban Berhasil Diselamatkan

Dengan sigap, tim SAR segera melakukan upaya penyelamatan. Sejumlah ban yang diikat tali dilempar ke tengah laut.

Beruntung, korban terseret ombak itu berhasil meraih ban yang dilemparkan tim SAR. Secepatnya, ia ditarik ke pantai dan berhasil diselamatkan.

"Informasi yang kami terima, di Pantai Bopong ada korban terseret ombak. Namun berhasil diselamatkan," ucap Kabag Ops Polres Kebumen, AKP Cipto Rahayu, Minggu, 17 Juni 2018.

Saat berhasil ditepikan, korban terlihat masih panik. Kejadian itu menjadi tontonan wisatawan lainnya. Para wisatawan yang tengah berenang pun segera menjauh dari pantai.

Belakangan diketahui, remaja itu bernama IB, seorang pelajar SMP berusia 14 tahun. Ia berwisata bersama keluarganya yang berasal dari Desa Kedungbulus Kecamatan Sempor, Kebumen di pantai ini.

Cipto mengklaim, pengelola wisata, SAR, dan kepolisian telah melarang pengunjung berenang di pantai. Sebab, gelombang tinggi berpotensi terjadi di pantai selatan pada Juni ini.

3 dari 3 halaman

Insiden Ombak Pantai Selatan Sepanjang 2018

Anggota polisi dan SAR pun sudah berpatroli di sepanjang pantai untuk menghindari insiden serupa. Namun, korban mengabaikan larangan ini.

"Larangan mandi di pantai sebenarnya bukan hanya di Pantai Bopong saja. Di seluruh objek wisata pantai di Kebumen menerapkan larangan mandi di pantai," dia menjelaskan.

Usai kejadian itu, Polres Kebumen meningkatkan patroli di objek wisata. Polisi Pariwisata (Polpar) berkeliling mengimbau agar wisatawan tak berenang dan bermain terlalu dekat bibir pantai.

Data di Polres Kebumen, sejak awal 2018, terjadi 10 insiden wisatawan terseret ombak pantai selatan Kebumen. Dalam kejadian itu, tujuh meninggal dunia dan tiga lainnya dinyatakan hilang. Mereka yang terseret ombak, kebanyakan karena nekat mandi di pantai.

Cipto menerangkan, bentangan pantai Kebumen berbatasan langsung dengan Samudra Hindia. Hal ini lah yang membuat gelombang di parairan Kebumen terkenal ganas.

Peristiwa Laka Laut yang paling menyita perhatian belum lama ini adalah bapak dan anak yang terseret ombak di Pantai Mirit, Kebumen, April 2018 lalu. Mereka adalah bapak-anak, Suharmanto dan M Ekbal Ardiansyah, warga Kecamatan Kutowinangun, Kebumen.

Anak dan bapak warga Kecamatan Kutowinangun itu tewas terseret ombak saat mandi di pantai Laguna Mirit, Minggu (22/04/2018). Suharmanto ditemukan dalam kondisi tak ternyawa. Sedangkan anaknya, M Ekbal, sampai hari ini belum ditemukan.

"Kepada Wisatawan kami harapkan untuk tidak mandi. Sudah terlalu banyak korban," Cipto menambahkan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.