Sukses

Lolos Dari Maut, 1 Korban Miras Oplosan di Sukabumi Terancam Buta

Seorang korban miras oplosan di Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat masih menjalani perawatan medis.

Liputan6.com, Sukabumi - Asep M Solihin (27), seorang korban miras oplosan di Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat masih menjalani perawatan medis. Meski nyawanya selamat, Asep terancam kehilangan penglihatan. 

Warga Kampung Majlis, Kelurahan/Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi ini dirawat ruang Seruni RSUD R Syamsudin SH, Kota Sukabumi. Ia dirujuk dari RSUD Palabuhanratu sejak Rabu 11 April. 

"Kami mendapatkan pasien rujukan dengan keluhan gangguan penglihatan. Diduga karena minum miras oplosan," ujar Wahyu Handriana, Ketua Tim Penanganan Keluhan dan Informasi RSUD R Syamsudin Sh Kota Sukabui kepada wartawan, Jumat (13/4/2018). 

Asep ditangani dokter spesialis penyakit mata juga dokter penyakit dalam. Ia terancam mengalami kebutaan pada mata sebelah kiri. "Selain organ mata, secara umum kondisinya stabil," kata Wahyu. 

Berdasarkan keterangan keluarga, Asep minum miras oplosan bersama sejumlah kawan, Sabtu 7 April. Ia sempat mengikuti pemakaman dua rekannya yang meninggal dunia, yakni Dewo (26), dan Hendrik (29). 

Ia mengeluhkan gejala tak biasa pada Senin 9 April. Dadanya terasa sesak, kepala pening. Hari itu juga, Ia dibawa ke RSUD Palabuhanratu. 

"Kami, keluarga, hanya berharap Asep bisa kembali seperti semula," ujar Suherman (39), kakak kandungnya. 

 Saksikan video pilihan berikut ini:

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Metanol Merusak Syaraf Penglihatan

Untuk diketahui, Asep M Solihin kini ditangani beberapa dokter spesialis. Salah satunya, Arief Priyadi, dokter spesialis mata di RSUD R Syamsudin SH. 

"Alkohol yang digunakan di miras oplosan jenisnya metanol. Zat ini yang meracuni syaraf penglihatan (Nervous Opticus)," kata Arief dikonfirmasi liputan6.com melalui sambungan telepon. 

Metanol, kata Arief, menyebabkan metabolisme oksigen di tingkat sel berkurang. Tidak hanya penglihatan, zat ini bisa merusak organ lainnya. 

Secara medis, gangguan yang dialami Asep disebut dengan istilah Toxic Optic Neuropatic. Gangguan ini cenderung sulit disembuhkan. 

Arief mengatakan, kasus gangguan penglihatan serupa, selalu Ia temukan setiap tahun. Sejak pertama kali bertugas di RSUD R Syamsudin SH, pada 2008, Ia menangani lebih dari 10 orang yang mengalami gangguan penglihatan akibat mengkonsumsi metanol. 

"Dalam setahun itu, selalu ada dua atau tiga kasus," tuturnya

"Kalau saya rata-ratakan, dari 10 kasus, hanya satu yang bisa membaik. Itu pun tidak sempurna, normal seperti biasa," tambah Arief. 

Khusus untuk Asep M Solihin, lanjut Arief, kerusakan penglihatan terjadi pada mata sebelah kiri. Sementara untuk mata kanan, mengalami kebutaan sejak lahir. 

"Pengaruh metanol terhadap setiap orang berbeda-beda. Saya belum melihat adanya penelitian yang membahas berapa takaran metanol yang bisa menyebabkan kebutaan," pungkas Arief. 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.