Sukses

Cara Mudah Warga Semarang Bebas Macet

Pantau lalu lintas Semarang secara real time menjadi awal Semarang menuju kota cerdas.

Liputan6.com, Semarang - Semarang makin memantapkan diri menjadi kota cerdas. Salah satu terobosan yang dilakukan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi dalam melayani warganya adalah dengan memberi informasi secara real time.

Saat ini, warga Semarang bisa memantau kepadatan lalu lintas di persimpangan jalan utama di Kota Semarang. Cukup dengan gawai atau telepon cerdas berbasis android, warga akan bisa mengambil keputusan dengan cepat tanpa takut terjebak macet.

Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menyebutkan pemanfaatan aplikasi bernama "ATCS Lalin Semarang" itu bisa diunduh di Google Playstore. Meski berupa video, memori aplikasi itu hanya 437 kb.

"Memanfaatkan video live streaming CCTV yang terpasang di titik tertentu," kata Hendi kepada Liputan6.com, Selasa (12/4/2016).

Saat ini, daerah yang bisa terpantau di ATCS Lalin Semarang yaitu Abdurahman Saleh, Bangkong, Fatmawati, Kalibanteng Selatan, Kalibanteng Utara, Kaligarang, Karang Ayu, Karyadi, Kelinci, Ki Mangun Sarkoro, Krapyak, Kyai Shaleh-Pandanaran, Lamper-Gajah, Milo, Pasar Gayam, Peterongan, Polda, Soekarno-Hatta, Sam Po Kong, Supriyadi, Thamrin-Pandanaran, dan Tugu Muda.


Dalam penjelasan aplikasi di Playstore, ATCS  atau Area Traffic Control System merupakan aplikasi yang dibuat untuk membantu pengguna jalan memantau lalu lintas sehingga terhindar dari kemacetan. Pembuatnya juga berjanji akan terus mengembangkan aplikasi tersebut, termasuk menambah titik pantau.

"Gampang kok. Tinggal buka aplikasi dan tekan tombol 'streaming klik di sini'. Pilih persimpangan mana yang akan di pantau lalu klik Play Video," kata Hendi.

Dengan memanfaatkan teknologi, Hendi berharap  inovasi-inovasi di Kota Semarang ini benar-benar dapat berjalan untuk membantu masyarakat, bukan hanya sebagai pelengkap. Dishubkominfo Kota Semarang diminta selalu memantau di control room.

Teknologi itu juga diharapkan bisa memancing kerja sama antardinas. Misalnya terlihat ada pengamen, gelandangan,dan orang terlantar (PGOT), Dishubkominfo akan berkoordinasi dengan Satpol PP dan Dinsos lewat Handy Talky.

"Ketika semua sistem baik itu sistem kerja, pelaporan, pengendalian dan lain sebagainya telah teruji dan terbukti benar-benar berjalan, maka tidak akan ada lagi yang dikhawatirkan, karena semua sudah on the right track," kata Hendi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.