Sukses

Kanji Rumbi, Sajian Berbuka Khas Aceh Warisan Sultan

Kanji rumbi menjadi menu favorit berbuka puasa khas Aceh warisan Sultan.

Liputan6.com, Aceh - Dua orang pria sibuk mengaduk adonan yang ada di dalam belanga. Aroma khas rempah-rempah yang meruap dari kuali raksasa tersebut terasa begitu kuat.

Rempah-rempah yang terdiri dari cengkeh, kayu manis, dan buah pala tampak mengambang di permukaan. Di bawahnya terlihat butiran beras yang masih mengeras, pertanda adonan belum membubur.

Seseorang menabur potongan seledri, tomat, serta bawang prei, ke dalam belanga ketika adonan mulai mengental. Proses aduk-mengaduk ini sudah berlangsung hampir 3 jam lamanya.

Tak jauh dari tungku terlihat kesibukan lain. Seorang pria sedang membuat bumbu kecap sementara dua orang lagi asyik menyuwir daging ayam.

Hanya sepenggalah dari pria yang membuat bumbu kecap, tampak seseorang tengah membolak-balik daging ayam yang ada di penggorengan. Semua aktivitas ini berlangsung di halaman Masjid Al-Mabrur, Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat, Sabtu sore, 11 Mei 2019.

Sedang ada kegiatan masak-memasak kanji rumbi, atau sebagian menyebutnya dengan kanji rumi. Kanji rumbi merupakan makanan khas Aceh, sejenis bubur bercita rasa unik yang dimasak dengan campuran rempah-rempah.

Kegiatan masak kanji rumbi bersama pada bulan puasa di masjid itu sudah dilakukan sejak 70an. Bahan-bahannya dibeli secara patungan, selain juga terdapat donatur yang ikut menyumbang.

"Untuk sekali masak bisa mencapai Rp5 juta. Dua kuali, bisa untuk 300 porsi," kata seorang warga, Tata Irfan (46), kepada Liputan6.com, di lokasi, Sabtu sore (11/5/2019).

Baik itu bumbu dan sebagainya dipersiapkan sejak usai salat zuhur. Kanji rumbi mulai dimasak pada pukul 14.30 WIB, dan baru selesai sekitar pukul 17.00 WIB.

Pelengkapnya adalah daging ayam yang telah disuwir serta diberi kecap berbumbu khusus. Bumbu yang ditumbuk halus ini antara lain, bawang goreng, seledri, serta bawang putih.

"Selain untuk berbuka puasa di masjid, juga dibagi sesama warga. Mereka bisa datang sendiri membawa mangkuk sendiri. Untuk musafir dipersilahkan singgah dan berbuka di masjid," ujar Tata.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Warisan Sultan

Kanji rumbi sejatinya tidak jauh berbeda dengan bubur ayam yang dapat ditemukan di tempat lain di Indonesia. Campuran rempah-rempah di dalam kanji rumbi yang menjadi pembeda keduanya.

"Hampir sama, cuma kalau kanji rumbi, bumbunya langsung ke bubur. Selain itu, diberi kecap dengan bumbu khusus. Kita pakai bumbu utama seperi ketumbar, merica, pala, dan lainnya," sebut Tata.

Rasa kanji rumbi gurih dan berkhasiat. Kandungan rempah-rempah di dalamnya dipercaya menjadi asupan yang bermanfaat bagi kesehatan.

Tidak sulit menemukan kanji rumbi pada saat bulan Ramadhan. Menu satu ini menjadi menu wajib yang tersedia di sejumlah menasah atau masjid provinsi berjuluk Serambi Makkah.

Memasaknya pun dilakukan secara bergotong-royong dan hanya dilakukan kaum lelaki. Kegiatan masak bersama di Aceh rata-rata memang dilakukan pria, seperti saat memasak kuah beulangong--salah satu kuliner legendaris dari provinsi paling barat--pada acara tertentu.

Setiap tempat memiliki rasa dan campuran yang berbeda-beda. Di beberapa kabupaten, kanji rumbi dicampur dengan udang serta diberi pelengkap berupa wortel atau kentang.

"Pasti berbeda. Dari bumbunya. Ada juga yang ditambah udang. Kita hanya dagung ayam," pungkas Tata.

Belum ditemukan manuskrip yang secara khusus membahas makanan yang digadang-gadang merupakan warisan sultan ini. Hanya saja, kanji rumbi berada di antara daftar kuliner legendaris khas Aceh, seperti pliek u, eungkot kayee, kuah beulangong, dan lainnya. 

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.