Sukses

Ahok Unggah Konten Bahas Jakarta Dinilai Bentuk Cek Ombak Jelang Pilkada 2024

Ujang menjelaskan, kasus lama Ahok soal penistaan agama terkait pidatonya di hadapan warga Kepulauan Seribu pada 30 September 2016 silam menjadi cacatan negatif di benak warga Jakarta.

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta periode 2014-2017 Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok kembali aktif di akun YouTube pribadinya panggil saya BTP. Persoalan di Jakarta menjadi konten perdana yang diunggah Ahok di 2024.

Permasalahan Jakarta mulai dari banjir, kemacetan hingga penonaktifan Nomor Induk Kependudukan (NIK) warga Jakarta dibahas Ahok. Konten terkait Jakarta ini, ramai disebut sebagai kode Ahok bakal maju Pilgub Jakarta 2024.

Menanggapi hal tersebut, Pengamat Politik dari Universitas Al Azhar Ujang Komarudin menilai bahwa video itu merupakan cara Ahok cek ombak jelang Pilkada Jakarta 2024.

"Saya melihat itu kelihatannya cek ombak ingin melihat apa respon dari warga Jakarta terhadap dirinya begitu," kata Ujang kepada Liputan6.com, Senin (6/5/2024).

Menurut Ujang, wajar jika Ahok paham berbagai persoalan Jakarta karena pernah menjabat gubernur dan wakil gubernur Jakarta. Namun, Ujang bilang sulit bagi Ahok untuk maju di Pilkada Jakarta sebagai calon gubernur (cagub).

"Saya melihat bahwa itu ya hak Ahok untuk membuat konten YouTube, hak Ahok untuk bicara soal Jakarta, hak Ahok juga untuk bisa maju. Tetapi kalau maju sulit," ujar Ujang.

Ujang menjelaskan, kasus lama Ahok soal penistaan agama terkait pidatonya di hadapan warga Kepulauan Seribu pada 30 September 2016 silam menjadi cacatan negatif di benak warga Jakarta. Ahok, kata Ujang sulit diterima kembali warga Jakarta.

"Berat karena tadi punya catatan pidana penistaan agama dan warga Jakarta kalau Ahok maju lagi tidak akan memilih dan itu beresiko bagi Ahok dan bagi PDIP akan kalah," katanya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Ahok Unggah Konten Seputar Jakarta

Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok mengunggah konten seputar DKI Jakarta di YouTube pribadinya panggil saya BTP. Video itu bertajuk 'Episode 1 A3-Ahok Jawab Pertanyaan Netizen tentang Jakarta'.

Dilihat Liputan6.com, Senin (6/5/2024) video itu diunggah pada Kamis, 2 Mei 2024 dengan durasi 23 menit 56 detik. Sejumlah persoalan Jakarta pun dibahas dalam konten terbaru Ahok tersebut. 

"Episode perdana Ask Ahok Anything (A3) akan membahas isu-isu menarik tentang Jakarta berdasarkan pertanyaan yang disampaikan melalui akun media sosial Ahok, khususnya tentang kemacetan, banjir, kebijakan non-aktivasi E-KTP Jakarta, dan tata kelola," demkian informasi di laman deskripsi konten Ahok.

Rekaman video dimulai Ahok dengan menyampaikan tujuannya membahas persoalan Jakarta. Ahok berharap, hal-hal yang ia sampaikan bakal bermanfaat bagi gubernur yang memimpin Jakarta di periode mendatang.

"Melalui acara ini, saya mau sampaikan bahwa saya berharap siapapun yang bisa diberikan kepercayaan memimpin Jakarta, jadi gubernur tentu bisa memikirkan apa yang saya sampaikan bisa diterapkan atau tidak," kata Ahok.

Pasalnya, Ahok bilang hal-hal tentang Jakarta yang dia bahas pada konten YouTube-nya itu ialah program-program yang tak sempat dikerjakan pada saat menjabat gubernur Jakarta periode 2014-2017 silam.

 

3 dari 3 halaman

Singgung Penonaktifan NIK

Kemudian, video berlanjut dengan Ahok yang nampak menjawab pertanyaan terkait cara mengatasi kemacetan dan pembatasan kendaraan di Jakarta. Ahok menjawab pertanyaan tersebut dengan menceritakan mimpinya membangun superblock di tanah milik pemerintah provinsi (Pemprov). 

"Untuk apa superblock? Saya berpikir banyak sekali keluarga muda, pasangan muda, suami istri kadang anaknya masih kecil, mereka harus menghabiskan waktu 4-5 jam untuk kerja, pulang pergi ini membuang energi, membuat hubungan sosial juga tidak baik, anak juga tidak punya waktu bermain dengan orang tua," ujarnya.

Menurut Ahok, superblock bisa menjadi solusi. Pemprov Jakarta, kata Ahok bisa  menyediakan apartemen dengan harga sewa murah kepada para pekerja. 

"Dengan seperti itulah kita berharap kendaraan yang masuk bekerja di ibu kota selain kendaraan umum, kita tahu ada MRT, LRT itu bisa nol," kata dia.

Selain itu, Ahok juga turut mengomentari kebijakan penonaktifan Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang kini tengah digencarkan Pemprov DKI di bawah kendali Penjabat (Pj) Gubernur DKI Heru Budi Hartono.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.