Menguat di KIB, Erick Thohir Makin Serius Jadi Unggulan Partai

Liputan6.com, Jakarta - Menguatnya sosok Menteri BUMN Erick Thohir membuat Partai Amanat Nasional (PAN) konsisten memberikan dukungan maju sebagai calon wakil presiden (cawapres). Erick Thohir juga dinilai memiliki daya elektoral tinggi.

"PAN dianggap sebagai partai yang siap pasang badan untuk mendorong Erick sebagai cawapres di koalisinya," ujar Pengamat Politik Amir Faisal kepada wartawan, Selasa (7/3/2023).

Dia mengatakan, keseriusan PAN mengusung Erick Thohir cawapres sudah semakin terlihat. Hadirnya Erick Thohir dalam Rapat Koordinasi Nasional PAN kian membuat hal tersebut terwujud.

Karena itu membuat hubungan harmonis Erick Thohir dengan PAN makin mengental. Mantan presiden Inter Milan ini bahkan disodorkan PAN dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).

"Jika dibaca dari sisi partai politik, selain PPP, Golkar, PAN juga tampak semakin serius mengarah pada sosok Erick Thohir," kata Amir.

Hal demikian lantaran adanya sejumlah alasan, dia mengungkapkan, hubungan kuat Erick Thohir tidak hanya pada PAN namun juga Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Dia memandang kedekatan erat Erick Thohir dengan PAN kian menguatkan sinergi antarkeduanya. Menjadikan PAN sebagai garda terdepan mendorong Erick Thohir ikut bertarung pada Pilpres mendatang.

Wasekjen Partai Amanat Nasional (PAN) Fikri Yasin angkat bicara mengenai pernyataan Ketua Majelis Pertimbangan PPP Romahurmuziy alias Romi yang menyebut ada potensi perpecahan KIB. Fikri Yasin menilai Romi keliru memahami dunia politik

"Agak keliru cara pandangnya kalau melihat KIB ini jalan di tempat karena melihat sebuah koalisi partai politik nggak bisa seperti melihat pembangunan jembatan," kata Fikri pada wartawan, Selasa (7/3/2023).

Dia mengakui, pembahasan sosok capres dan cawapres cukup alot. Namun, ia menyebut panjangnya proses penentuan capres demi menjamin kemenangan di Pemilu 2024.

"Memang alot, tetapi alotnya itu lebih kepada kan ini untuk target kemenangan. Di sisi lain capres cawapres ini kan memimpin negara jadi nggak bisa kita asal-asalan gitu, hanya karena gengsi sektoral partai," tegas dia.