Sukses

Tarif Impor Trump Bikin Toyota, Mazda, dan Honda Rugi Besar

Kebijakan tarif impor kendaraan sebesar 25 persen, yang diberlakukan oleh Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump menimbulkan kekhawatiran serius bagi industri otomotif Jepang

OlehArief AszhariDiperbarui 05 Mei 2025, 16:50 WIB
Diterbitkan 05 Mei 2025, 16:02 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Kebijakan tarif impor kendaraan sebesar 25 persen, yang diberlakukan oleh Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump menimbulkan kekhawatiran serius bagi industri otomotif Jepang. Langkah ini diperkirakan dapat menggerus pendapatan lima produsen mobil terbesar Jepang hingga US$ 25 miliar per tahun, dengan Toyota diprediksi menanggung separuh dari beban tersebut .

Disitat dari Asia Nikkei, Amerika Serikat merupakan pasar ekspor utama bagi mobil Jepang, menyumbang sekitar sepertiga dari total ekspor kendaraan negara tersebut. Tarif baru ini tidak hanya mengancam pendapatan perusahaan besar seperti Toyota dan Honda, Mazda, dan juga Nissan, tapi juga berdampak pada ribuan pemasok kecil yang bergantung pada rantai pasok global .

Dampak langsung dari kebijakan ini terlihat pada penurunan produksi kendaraan di Jepang. Data terbaru menunjukkan bahwa produksi industri Negeri Sakura menurun sebesar 1,1 persen pada Maret 2025, melebihi perkiraan pasar sebesar 0,4 persen.

Sementara itu, penurunan ini terutama disebabkan oleh turunnya produksi kendaraan bermotor sebesar 5,9 persen, termasuk penurunan produksi mobil penumpang sebesar 4,1 persen dan kendaraan kecil sebesar 23,2 persen.

Perusahaan seperti Nissan dan Honda, yang memiliki fasilitas produksi di Meksiko untuk memenuhi permintaan pasar AS, juga merasakan dampak signifikan. Nissan, misalnya, mengekspor sekitar 300.000 unit kendaraan per tahun ke Negeri Paman Sam dari pabriknya di Meksiko . Sementara itu, Honda mengirimkan 80 persen dari produksi Meksiko ke pasar negara Adidaya tersebut, dan telah mempertimbangkan untuk memindahkan produksi jika tarif ini menjadi permanen .

Pemerintah Jepang menyatakan keprihatinannya terhadap kebijakan tarif impor ini. Perdana Menteri Shigeru Ishiba menyebut, tarif tersebut sebagai sesuatu yang mengecewakan dan disesalkan. Pada 7 April, Ishiba berbicara melalui telepon dengan Presiden Trump untuk meminta pertimbangan ulang, namun tidak berhasil mendapatkan konsesi.

2 dari 3 halaman

Ancaman Kehilangan Pekerjaan

Selain dampak ekonomi, kebijakan tarif ini juga memicu kekhawatiran di kalangan pekerja dan masyarakat yang bergantung pada industri otomotif. Di kota Toyota, yang ekonominya sangat bergantung pada perusahaan otomotif, banyak warga khawatir terhadap potensi penurunan pendapatan dan lapangan kerja.

Analis memperingatkan bahwa meskipun perusahaan besar mungkin mampu menyerap sebagian biaya tambahan, pemasok kecil dan menengah bisa mengalami kesulitan besar. Langkah-langkah seperti memindahkan produksi ke AS atau mencari pasar alternatif memerlukan waktu dan investasi yang signifikan.

Sedangkan ketidakpastian kebijakan perdagangan AS, terus menjadi tantangan utama bagi stabilitas industri otomotif Jepang.

3 dari 3 halaman

Infografis Tarif Impor Ala Donald Trump

Produksi Liputan6.com