Sukses

Susul Mitsubishi, Stellantis Berhenti Produksi Mobil di Rusia

Stellantis mengumumkan akan menghentikan sementara produksi mobil di pabrik Rusia

Liputan6.com, Kaluga - Stellantis mengumumkan akan menghentikan sementara produksi mobil di pabrik Rusia. Hal tersebut, disebabkan karena kesulitan terkait logistik dan sanksi yang dikenakan di Moscow.

Dilansir Reuters, Rabu (20/4/2022), produsen mobil terbesar keempat di dunia yang memproduksi dan menjual merek Peugeot, Citroen, Opel, Jeep dan Fiat di Rusia ini hanya menguasai 1 persen pasar mobil di negara tersebut.

Stellantis sendiri, memiliki pabrik yang membuat van di Kaluga, atau sekitar 201 km dari tenggara Moscow yang dimiliki bersama dengan pembuat mobil Jepang, Mitsubishi yang juga menghentikan produksi di fasilitas tersebut awal bulan ini.

"Mengingat peningkatan pesat setiap hari dalam sanksi silang, dan kesulitan logistik, Stellantis telah menangguhkan operasi manufakturnya di Kaluga untuk memastikan kepatuhan penuh terhadap semua sanksi silang dan untuk melindungi karyawannya," tulis Stellantis dalam sebuah pernyataan.

Pabrik Stellantis di Rusia ini, memiliki pekerja sebanyak 2.700 orang. Selain itu, perusahaan akan terus membayar gaji para karyawannya melalui skema downtime lokal, dan dengan menggunakan periode liburan yang diantisipasi. Stellantis mengatakan hal itu kepada Reuters.

Sementara itu, belum diketahui pasti, sampai berapa lama penghentian produksi ini akan berlangsung. Namun, pihak pabrikan menjelaskan bahwa prioritasnya saat ini, adalah keselamatan karyawannya dan kembalinya perdamaian.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Empat Tahun Mendatang, Mobil Keluaran Stellantis Tak Lagi Minum Bensin

Sebagai holding dari beberapa brand otomotif kenamaan dunia, Stellantis telah menetapkan target bahwa pada 2026 semua mobil yang diproduksi akan berbasis motor listrik dan tidak menggunakan mesin konvensional.

Hal tersebut didasari atas keinginan mereka untuk menyumbangkan virus positif dalam mengurangi kadar emisi yang dihasilkan dari kendaraan. Setidaknya, sampai 2030, Stellantis akan memangkas hingga 50 persen dari tahun ini.

Dilansir Autocar, CEO Stellantis, Carlos Tavares, menyebut sebanyak 14 merek yang berada di bawah naungannya akan mengeluarkan platform baru yang nantinya bakal membangun mobil listrik sebagai langkah pasti mereka terhadal kepedulian lingkungan.

"(Program) Dare Forward 2030 menginspirasi kami untuk menjadi lebih besar sebelumnya. Kami memperluas visi kami, mendobrak batas, dan merangkul pola pikir baru, yang berupaya mengubah semua aspek mobilitas untuk perbaikan keluarga, komunitas, dan masyarakat tempat kita beroperasi," beber Carlos Tavares.

Dengan diumumkannya langkah menyambut elektrifikasi, ia juga optimistis bahwa Stellantis bakal dapat mengurangi pencemaran udara lewat gas buang kendaraan yang kian parah.

"Stellantis akan menjadi juara industri dalam mitigasi perubahan iklim, menjadi nol bersih karbon pada 2038, dengan pengurangan 50 persen pada 2030. Mengambil peran kepemimpinan dalam dekarbonisasi, serta langkah maju yang menentukan dalam ekonomi sirkular, adalah tugas kami berkontribusi untuk masa depan yang berkelanjutan," tambah Carlos.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.