Sukses

Transmisi Matik Sebaiknya di D atau N Saat Menunggu Lampu Merah?

Sebuah video mengenai saran untuk menahan transmisi matik di D saat lampu merah sedang viral di kalangan komunitas roda empat.

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah video mengenai saran untuk menahan transmisi matik di D saat lampu merah sedang viral di kalangan komunitas roda empat.

Video tersebut menyebutkan terlalu sering berpindah ke dari N ke D dan sebaliknya bisa menimbulkan gesekan di bagian kopling yang berada setelah torque converter sehingga akan menambahkan partikel-partikel pengotor oli.

Menanggapi hal tersebut, Hermas selaku Teknisi Ahli Transmisi Worner Matic angkat bicara. “Transmisi matik itu dibuat untuk kenyamanan dan keselamatan. Tentu tidak nyaman jika menahan rem di lampu merah, selain itu saat menahan rem dan lalai bisa menimbulkan kecelakaan,” ucapnya.

Sebelum berbicara mengenai friksi yang dihasilkan, Hermas menyebutkan pentingnya memahami flow of power dan fluid management pada transmisi matik.

 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Flow of Power

“Saat mesin nyala, maka putaran mesin akan memutar drive plate. Drive plate ini terikat dengan turbin pada torque converter,” ungkap Hermas ke Liputan6.com.

Turbin tersebut bekerja memutar pompa oli transmisi matik, sehingga menghasilkan tekanan oli. Tekanan oli dari pompa salah satunya diteruskan untuk memutar impeller (kipas) dalam torque converter.

“Nah, yang perlu dipahami. Di transmisi matik ada yang namanya manajemen hidrolis. Di mobil modern sudah terdapat control modul. Misalkan saja, pada mobil matik modern. Saat mobil diam di posisi D dan pedal rem ditahan, mobil tidak akan memaksa maju. Karena tekanan oli direduksi, putaran tidak 1 banding 1. Jadi putaran mesin menunjukkan 800 RPM, namun tidak serta merta 800 RPM di torque converter. Bisa berkurang 200 RPM,” sambungnya.

Menyoal pelat kopling yang bergesekan, Hermas menyebutkan susunan kopling terdiri dari steel plate dan kampas, keduanya memiliki permukaan halus. Lalu ada celah di antaranya yang diisi oleh oli yang bertugas sebagai pendingan dan lubrikasi. “ Memang ada gesekan, tapi bukan kering ketemu kering. Jadi kopling basah. Jadi kalau ada gesekan tidak signfikan,” tegasnya.

Putaran dari input shaft 600 RPM saat idle, setara 10 putaran kampas per detik. Kecepatan kerja clutch karena tekanan oli yang menekan (kampas dan pelat) juga tinggi, sehingga efek friction-nya belum tentu 1 putaran kampas.

Karena kampas dan pelat berlumur oli, kalaupun terjadi gesekan 1 putaran per detik, tidak berefek signifikan pada kampas. 

3 dari 3 halaman

Transmisi Matik Awet Puluhan Tahun

Hasil riset Worner Matic menunjukkan, tanpa ada kegagalan sistem hidrolis, kampas kopling tidak akan terbakar meski gearbox matic sudah dipakai 25 tahun.

"Jadi nggak usah takut menggeser tuas dari D ke N atau sebaliknya saat kondisi jalan macet atau lampu merah," pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.