Sukses

Nissan Kembangkan Jok Anti-Dehidrasi, Bagaimana Wujudnya?

Liputan6.com, London - Menurut Loughborough University dan the European Hydration Institute, pengemudi yang mengalami dehidrasi sama berbahayanya dengan mengemudi di bawah pengaruh alkohol alias mabuk.

Oleh sebab itu, salah satu pabrikan asal Jepang, Nissan, bekerja sama dengan studio desain Belanda, Droog, mengembangkan jok khusus dan roda kemudi yang bisa mendeteksi keringat dan dehidrasi. Hal tersebut untuk mendukung perkembangan terbaru untuk kesehatan dan keselamatan di jalan.

Melansir Autoexpress, Sabtu (7/10/2017), teknologi yang disebut Soak ini bekerja dengan mengubah warna jok, jika keringat dari tubuh pengemudi dengan tingkat kandungan garam yang tinggi, sebagai tanda dehidrasi.

Jika warna jok berubah menjadi kuning, artinya orang yang berada di balik kemudi mengalami dehidrasi. Namun jika biru gelap, pengemudi masih dalam keadaan normal.

Teknologi tersebut dikembangkan Droog, dengan merekayasa tekstil yang beraksi terhadap keringat.

Perkembangan ini merupakan reaksi terhadap penelitian yang dilakukan oleh Loughborough University dan European Hydration Institute di 2015, yang menemukan fakta jika pengemudi mengalami dehidrasi akan rawan melakukan kesalahan.

Teknologi SOAK ini akan dipasang di Nissan Juke, dengan tujuan demonstrasi. Namun, hingga saat ini masih belum ada rencana untuk menerapkannya di mobil-mobil lain secara massal.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Korban Kecelakaan Jangan Diberi Minum

Setiap orang pasti punya rasa sosial yang tinggi. Bila melihat kecelakaan dan melihat adanya korban, maka akan tergerak untuk melakukan pertolongan. Namun, banyak yang belum mengetahui bagaimana mengevakuasi korban kecelakaan. Namun, tak sedikit pertolongan yang justru keliru. Misalnya ketika meminta korban untuk meminum air. Meskipun tujuannya sekadar menenangkan.

Menurut CEO Safetycode, Adhi Nugroho, bagi korban kecelakaan yang mengalami cedera berat tidak disarankan mengonsumsi air. Sebab, kemungkinan korban memiliki cedera pada rongga badan. "Ketika menolong, kita sebaiknya memastikan dulu korbannya luka berat atau tidak. Kalau hanya ringan dan tak ada tanda-tanda luka berat tidak masalah.

"Tapi kalau lebih dari itu harus ada penanganan dari tugas medis," jelasnya. Apabila korban punya cedera serius, ia melanjutkan, perlu penanganan lanjutan seperti operasi. "Yang namanya prosedur operasi kan pasien harus dalam kondisi puasa. Jika di beri minum, cairan di dalam lambung dikhawatirkan akan mengganggu proses operasi," paparnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.