Sukses

Petisi Menentang Pelarangan Knalpot Aftermarket, Terjadi di AS

Dibanding Indonesia, pemerintah AS lebih agresif soal modifikasi kendaraan. Mereka bahkan melarang modifikasi untuk kendaraan balap.

Liputan6.com, Washington - Beberapa waktu lalu, wacana tentang pembatasan knalpot motor bising kembali mengemuka. Tapi, seperti yang sudah-sudah, menguap begitu saja. Nah, ternyata, problem serupa juga terjadi di negara maju sekalipun.

Baru-baru ini, Environmental Protection Agency (EPA) Amerika Serikat (AS), sebuah lembaga pemerintahan yang bergerak di bidang kesehatan manusia dan kelestarian lingkungan mengusulkan agar knalpot aftermarket dilarang.

Saat ini, sebagaimana dilaporkan Cycleworld, aturannya masih digodok. Yang agak mengejutkan, ternyata aturan ini tidak hanya ditujukan untuk kendaraan di jalanan, tetapi juga untuk semua kendaraan balap yang hanya mengaspal di sirkuit.

"Regulasi akan berdampak pada semua jenis kendaraan, termasuk mobil sport, sedan, dan hatchback yang umumnya hanya digunakan di trek balap," tulis pengumuman resmi mereka, dikutip dari Change, Kamis (24/3/2016).

Padahal, berdasarkan peraturan yang ada saat ini, mesin yang diproduksi khusus untuk balap tidak perlu mengikuti uji emisi. Kendaraan pun dapat dimodifikasi sesukanya tanpa persetujuan EPA. Jika ada aturan baru, maka EPA punya otoritas untuk menerapkannya pada semua kendaraan yang baru keluar pabrik.

Tentu, usulan ini mendapat banyak yang menentang. Pihak yang kontra mengatakan bahwa EPA telah melampaui batas dan tak tahu tradisi paling penting di AS: balap. Di negara itu, banyak orang yang bekerja keras hanya untuk dapat memodifikasi kendaraannya untuk diadu di arena balap.

Bahkan, inisiatif muncul dari Adam Parker. Ia membuat petisi online untuk menentang aturan yang disinyalir akan diresmikan pada Juli tahun ini. Sampai berita diturunkan, petisi telah ditandatangani 48 ribu orang lebih.

"Aturan ini akan menghancurkan ribuan usaha kecil, menghilangkan tradisi berharga, menghancurkan keluarga, dan mengubah banyak komunitas dan persahabatan yang dibangun dalam pembuatan mobil," tulis Parker dalam petisinya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini