Sukses

Penyesalan BMW Manfaatkan Budak Nazi saat PD II

BMW mendapat keistimewaan dari otoritas berwenang menggunakan budak tahanan Nazi.

Liputan6.com, Munich - Perang Dunia II jadi masa kelam tidak hanya bagi masyarakat Jerman tetapi juga industri otomotif di negara tersebut. BMW jadi pabrikan yang sempat merasakan pengalaman kurang menyenangkan kala perang meletus antara 1939-1945.

Dilansir Nypost, BMW menjadi pabrikan pemasok suku cadang sepeda motor dan pesawat terbang milik tentara Nazi. Dalam pembuatannya, pabrikan asal Munich tersebut juga mendapat keistimewaan dari otoritas berwenang menggunakan budak tahanan Nazi.

Tepat pada perayaan ulang tahun ke-100 yang jatuh pada Senin (7/3) kemarin, perusahaan otomotif ini menyatakan penyesalannya secara mendalam karena kesalahannya di masa lampau. Penderitaan yang sangat besar dirasakan oleh tenaga kerja yang merupakan para tahanan.

"Di bawah rezim Nasional Sosialis (Nazi) dari tahun 1930-40 an, BMW secara eksklusif ditunjuk sebagai pemasok industri senjata Jerman. Karena permintaan terhadap mesin pesawat BMW meningkat maka para narapidana, pekerja paksa, dan tahanan dari kamp konsentrasi direkrut untuk membantu manufaktur," ujar pernyataan resmi perusahaan.

Saat itu pemilik BMW yaitu Günther Quandt dan anaknya, Herbert memiliki hubungan dekat dengan Adolf Hitler. Mereka memanfaatkan Holocaust di mana para tahanan Yahudi yang dikirim ke kamp konsentrasi dijadikan pekerja.

Akibat sejarah kelam itu, para pejabat BMW di era modern harus mencuci dosa para pendahulunya. Sejak 1983 mereka mulai menghapus citra kelam yang mencoreng citra perusahaan terutama di mata masyarakat Jerman.

"Sejak 1990an BMW Group terlibat secara aktif dalam upaya untuk mempromosikan keterbukaan, rasa hormat, dan pemahaman antar budaya," lanjut pernyataan itu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.