Sukses

Robin: Usai Dipukul Pakai Pistol, Polisi Tunjukkan Identitas

Robin mengaku dibentak dan dipukul saat minta polisi tunjukkan kartu pengenal. Kartu ID pun baru ditunjukkan setelah dirinya dipukul.

Insiden salah tangkap dan penganiayaan anggota Polsek Tanjung Duren, Jakarta Barat, terhadap Robin Napitupulu (26) yang diduga banyak terjadi pelanggaran perlahan-lahan mulai terkuak. Robin mengaku polisi yang salah menangkap dirinya tidak pernah menunjukkan tanda pengenal.

"Dipukul pakai gagang pistol, di situ dia baru tunjukkan ID-nya (kartu identitas)," kata Robin saat ditemui Liputan6.com di RS Pelabuhan, Jakarta Utara, Senin (14/10/2013).

Robin mengaku baru tahu orang yang menangkapnya adalah polisi saat diinterogasi di Pos RW. Ia sempat menanyakan identitas polisi. Namun, yang didapat justru bentakan. Kartu tanda pengenal polisi baru ditunjukkan saat Robin diinterogasi dan mendapat pukulan dari sang pelaku.

"Jangan banyak ngomong kamu, ini kartu anggota saya," ucap Robin menirukan ucapan polisi tersebut.

Usai menyadari sang polisi salah target, Robin mengaku masih harus menunggu anggota Polsek Koja, Jakarta Utara untuk dibawa ke rumah sakit. Saat itu kondisinya luka parah terutama di bagian kepala karena digetok dengan gagang pistol oleh pelaku. Ironisnya, Robin tidak dibawa langsung ke rumah sakit melainkan dibawa petugas ke Mapolsek Koja.

"Dibawa pakai mobil patroli Polsek Koja ke Mapolsek dulu dibersihkan pakai alkohol. Dari polsek baru ke RS Pelabuhan diantar Avanza," jelas Robin.

Hingga saat ini pun, Robin mengaku belum pernah melihat kembali polisi `koboi` tersebut. Permintaan maaf pun diwakilkan yang disampaikan Kapolres Jakarta Barat Kombes Pol Fadil Imran, Minggu 13 Oktober 2013 kemarin.

Polisi mengakui salah tangkap terhadap Robin. Ia disangka bagian dari komplotan pencurian mobil di Tanjung Duren, Jakarta Barat. Polisi sudah meminta maaf dan bersedia menanggung kerugian yang dialami Robin. Bagaimana peristiwa salah tangkap itu bisa terjadi? Berikut Kronologi versi korban dan versi polisi. (Adi/Ism)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini