Sukses

Akhir Misteri Mr X Pembunuh Holly Angela

Mr X yang belakangan diketahui bernama El Riski Yudhistira itu tewas terpeleset saat hendak melarikan diri.

Teka-teki yang menyelimuti Mr X yang ditemukan tewas dalam kasus pembunuhan Holly Angela tersingkap sudah. Pria yang belakangan diketahui bernama El Riski Yudhistira itu ternyata komplotan pembunuh perempuan berusia 37 tahun itu.

Pada 30 September itu, El Riski rupanya dihinggapi nasib sial. Saat hendak melarikan diri, setelah mengeksekusi Holly, pria asal Lampung yang lahir di Karang Agung pada 30 Juni 1979 ini terpeleset hingga jatuh dari lantai 9. Mayatnya ditemukan di taman Apartemen Kalibata City.

"Diduga kuat saat satpam dan teman Holly mau mendobrak masuk ke kamar Holly, terjadi kepanikan. Pelaku (El Rizki dan 1 DPO) turun ke lantai 8 memakai handuk, 1 terpeleset dan terjatuh hingga meninggal dunia," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto di Jakarta, Kamis (10/10/2013).

Keterangan ini menyudahi dugaan selama ini yang menyebut El Riski tewas karena bunuh diri dengan terjun dari lantai 9 Tower Ebony. Polisi mendapat keterangan tersebut setelah membekuk AL dan S yang diduga terlibat dalam aksi keji Senin malam itu.

Saat olah TKP yang digelar selama 2 jam pada Kamis siang kemarin, polisi semakin yakin dengan keterangan tersebut. Dalam olah TKP di 4 unit yang berada pada 3 lantai Tower Ebony itu, polisi mendapat barang bukti yang mendukung keterangan ini.

Unit-unit yang diperiksa dalam olah TKP ini adalah kamar 090AT yang merupakan kamar Holly dan kamar E09AS. Kedua kamar itu berada di lantai 9. Sementara, dua unit lainnya adalah kamar E08AS di lantai 8 dan kamar E06BE di lantai 6.

"Kami ambil barang bukti yang sebelumnya belum kami ambil, yaitu 1 handuk yang tergelantung di kamar E09AS," kata Kanit V Subdit Jatanras Polda Metro Jaya Kompol Antonius Agus di Apartemen Kalibata City.

Pantauan Liputan6.com, handuk yang diambil polisi itu diikatkan di pagar balkon kamar samping kanan kamar Holly. Setelah mengambil handuk itu, penyidik bergegas menuju ke kamar lantai 8. Terlihat, pintu kamar E08AS itu rusak.

Setelah masuk ke kamar E08AS, kaca pintu balkon dalam keadaan pecah. Penyidik menduga, setelah menggunakan handuk untuk turun ke kamar tersebut, para pembunuh Holly memecahkan pintu kaca itu untuk kabur.

Selain handuk, polisi juga mengambil sejumlah barang bukti lainnya dalam olah TKP itu. Salah satunya adalah sebuah peti besar tempat menyimpan alat musik.

"Barang bukti di TKP ada sebuah peti alat musik, 2 gitar listrik, kopi dalam plastik, tali, dan kantong plastik hitam besar," ujar Rikwanto.

Ketika ditanyakan apakah kegunaan peti tersebut untuk menyimpan mayat Holly dan menggunakan kopi untuk menutupi baunya, Rikwanto enggan menjelaskan. "Nanti akan kita tanyakan pada tersangka S dan AL, jadi masih didalami," imbuhnya.

Berencana

Menurut Rikwanto, aksi pembunuhan Holly melibatkan 4 orang. El Riski yang berprofesi sebagai penagih utang sudah tewas. AL dan S sudah ditangkap. Sementara 1 lainnya masih berkeliaran. "Yang dikejar 1 ya, bukan 2," tegasnya.

Pembunuhan ini tidak spontan terjadi. Para pria jahanam itu diduga telah merencanakan pembunuhan tersebut jauh-jauh hari. Dua bulan sebelumnya, mereka telah mengincar Holly.

Empat pria tersebut bahkan menyewa 1 unit kamar E06BE, untuk memantau gerak-gerik Holly. "Untuk melakukan aksi tersebut, mereka sewa kamar di lantai 6, dari Agustus sampai 6 bulan ke depan," kata Rikwanto.

Di dalam kamar itulah, mereka menyusun rencana untuk menghabisi nyawa Holly. Fakta terbaru ini didapat dari keterangan S dan AL. Dalam aksi ini, S diduga merupakan otak kejahatan.

"Kita baru dapatkan pemimpin kelompok adalah S. Nanti kita dalami, apakah ada yang menyuruh dia lagi," ujar Rikwanto.

El Rizki dan 1 tersangka yang masih DPO, merupakan eksekutor Holly. Sebelum pembunuhan itu, mereka menunggu Holly masuk ke dalam kamar.

"Mereka masuk duluan dengan kunci palsu yang didapat. Waktu Holly masuk pintu, Holly masih dalam keadaan telepon ibu asuhnya. Melihat Holly, pelaku langsung menyekap, selanjutnya proses penganiayaan," terang Rikwanto.

Kini, jenazah Holly sudah dimakamkan di kampung halamannya, Salatiga, Jawa Tengah. Namun hingga kini, motif pembunuhan ini belum diungkapkan oleh polisi. Termasuk dugaan adanya aktor intelektual di balik pembunuhan ini. (Eks)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini