Sukses

66 Negara Dukung Pembebasan TKI Wilfrida

Migrant Care akan membawa dan memperjuangkan pembebasan Wilfrida Soik di PBB melalui UN High Level Dialogue on Migration and Development.

TKI Wilfrida Soik yang terancam hukuman mati di Malaysia akibat dugaan pembunuhan majikan, kembali mendapat dukungan pembebasan. Kali ini dukungan datang dari 66 negara.

"Hingga 21 September 2013 pukul 23.00 WIB, petisi #SaveWilfrida (www.change.org) telah didukung 10.769 signer dari 66 kebangsaan di seluruh dunia," ungkap Direktur Eksekutif Migrant Care Anis Hidayah, di Bundaran HI, Jakarta, Minggu (22/9/2013).

Antara lain negara yang memberikan dukungan pada Wilfrida adalah Australia, Brazil, Kambodja, Kanada, Chili, Ceko, Korsel, Taiwan, dan Amerika Serikat. Bahkan, ada pula masyrakat dari Malaysia yang memberikan dukungannya pada Wilfrida.

"Petisi ini akan terus disebarkan pada masyarakat luas dengan harapan bahwa bisa menyentuh rasa keadilan hakim yang akan menjatuhkan putusan sela pada 30 September mendatang," kata Anis.

Selain itu, Migrant Care akan membawa dan memperjuangkan pembebasan Wilfrida Soik di PBB melalui UN High Level Dialogue on Migration and Development, yang akan berlangsung di New York pada 30 September sampai 4 Oktober 2013.

Anis juga meminta pemerintah Indonesia dan Malaysia pro-aktif melakukan penyelidikan dugaan keterlibatan sindikat perdagangan manusia lintas negara, yang melakukan perekrutan terhadap TKI ke Malaysia.

Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Prabowo Subianto berupaya membebaskan Wilfrida Soik. Prabowo berjanji akan memberikan bantuan hukum dan akan mendampingi Wilfrida Soik menjalani sidang pada 30 September 2013 mendatang di pengadilan Malaysia. Sejak 2010, Wilfrida ditahan di penjara Kota Bharu, Kelantan, Malaysia.

Disiksa Majikan

Wilfrida yang kini berusia 17 tahun, atau pada saat kejadian usianya baru 14 tahun itu bercerita kepada Prabowo, bahwa ia tidak pernah sengaja atau berencana membunuh majikan perempuannya.

Wilfrida yang juga korban perdagangan anak yang kemudian dipekerjakan di Malaysia ini mengaku kerap disiksa majikannya. Demikian juga pada saat hari nahas kejadian, Wilfrida terus dipukuli majikannya. Tanpa sengaja, ia meraih pisau dapur dan entah bagaimana tahu-tahu pisau tersebut menusuk majikannya hingga tewas.

Kondisi Wilfrida sendiri menurut Prabowo cukup memprihatinkan, ia yang ditahan sejak tahun 2010, belum pernah ditengok oleh siapapun, baik itu pejabat Indonesia maupun oleh pihak kedutaan. Wilfrida yang tidak memiliki uang sama sekali, dan tidak mendapat pembelaan hukum yang optimal dan sempat berputus asa. (Ism)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.