Sukses

Sebelum Pensiun, Kapolri Diminta Ungkap Pembom Vihara Ekayana

Jika para pelaku peristiwa tersebut dapat terungkap, tentunya hal itu menjadi kado bagi rakyat Indonesia.

Anggota Komisi III DPR Didi Irawadi Syamsudin, mengharapkan Kapolri Jendral Timur Pradopo untuk segera mengungkap pelaku penembakan anggota polisi dan pembom Vihara Ekayana, sebelum mengakhiri masa pensiunnya pada akhir Agustus ini.

Menurutnya, jika para pelaku peristiwa tersebut dapat terungkap, tentunya hal itu menjadi kado bagi rakyat Indonesia.

"Saya meminta Kapolri sebelum mengakhiri jabatan ini berilah hadiah bagi rakyat Indonesia dengan bisa mengungkap, mengusut tuntas dan menangkap pelaku-pelaku yang sangat biadab yang sangat berbahaya bagi keutuhan NKRI kedepan," kata Didi, kepada Liputan6.com Jakarta, Jumat (9/8/2013).

Politis Partai Demokrat ini mengungkapkan, jika kasus ini dibiarkan berlarut-larut, tidak menutup kemungkinan malah menambah keresahan di tengah masyarakat. Terlebih ketiga peristiwa teror itu terjadi dalam kurun waktu yang tidak lama.  

"Kejadian itu sudah sangat mengganggu rasa ketentraman dan ketenangan, ketertiban masyarakat disaat kita akan merayakan Idul Fitri," ujar Didi. Dituturkannya, hal itu terjadi di Indonesia yang merupakan negara muslim yang memiliki toleransi tinggi terhadap agama lainnya.

Didi mengungkapan, dirinya mensinyalir 2 kejadian beruntun itu dilakukan dari kelompok terlatih atau jaringan teroris yang pernah mengikuti pelatihan di luar negeri.

"Saya mensinyalir dan diduga ada yang ingin memeceah belah bangsa ini, bisa saja teroris atau kelompok garis keras, karena yang kejam, yang biadab biasanya teroris ya," ungkapnya.

Kedepannya, Didi berharap kinerja kepolisian intelejen dapat lebih ditingkatkan dalam mengendus gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibnas).

"Polisi harus terus bekerja lebih keras yang selama ini saya liat intelejen kepolisian ini cukup lemah dan kurang optimal, intelejen kepolisian ini harus mengevaluasi diri," tutur Didi. (Tys/Ein)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini