Sukses

Tambora Rawan Kebakaran, Petugas Sweeping Listrik Warga

Sebanyak 300 personel gabungan dari Dinas Pemadam Kebakaran, Satpol PP, dan petugas PLN menyebar ke pelosok Tambora.

Sebanyak 300 personel gabungan dari Dinas Pemadam Kebakaran, Satpol PP, dan petugas PLN menyebar ke pelosok Tambora. Menyusuri gang-gang kecil, mereka merazia jaringan listrik warga. Siapa tahu ada yang mencuri listrik. Razia ini dilakukan demi mencegah korsleting listrik penyebab kebakaran yang sering mampir di daerah padat penduduk itu.

"Kegiatan ini memang rutin kami adakan. Tapi kali ini kami serempak sweeping listrik pada 11 kelurahan yang ada di Tambora," kata Wakil Camat Tambora, Ali Maulana, di lokasi, Rabu (3/7/2013).

Ali menuturkan, razia ini juga dilakukan untuk menyosialisasikan pemakaian listrik yang benar pada warga. Sehingga kebakaran yang diakibatkan korsleting listrik bisa dicegah. Sementara, mayoritas warga Tambora saat ini membeli listrik dengan alat meteran yang tidak berlabel Standar Nasional Indonesia (SNI).

 "Para warga ini terkadang tertutup untuk instalasi listrik. Untuk itu, kami mencoba menjelaskan kepada mereka," tuturnya.

Petugas mengingatkan warga untuk memasang instalasi listrik yang benar. Diakui ada oknum yang menjual meteran listrik dengan murah. "Sehingga barang tersebut tidak bagus. Itu bisa jadi penyebab korsleting listrik, nantinya bisa jadi kebakaran," ujar Ali.

Dalam melakukan sweeping ini, ratusan anggota gabungan menyusuri gang-gang sempit di 15 RT/RW 02, Duri Utara, Tambora, Jakarta Barat. Satu per satu petugas mengunjungi rumah warga untuk melakukan pemeriksaan meteran listrik, seperti penumpukan stop kontak.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sudah menyatakan, razia listrik ini akan dilakukan secara bertahap, yang dimulai dari wilayah Tambora. Dalam razia itu, warga yang suka mencuri aliran listrik akan dijaring. Namun, para warga yang hobi 'nyolong listrik' itu tidak akan dihukum secara pidana.

"Bukan mau dihukum, tapi dikasih tahu kalau seperti ini salah. Mau tidak mau, terus-menerus prinsip Pak Gubernur ngajarin orang, mau 3-4 tahun ngajarin," ucap Ahok 26 Juni lalu. (Ndy/Ism)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.