Sukses

LIVE

Perintah Tegas Presiden Prabowo ke SPPG Usai Kasus Keracunan MBG

Sekadar diketahui, sampai 1 Oktober 2025 jumlah SPPG yang beroperasi mencapai 10.012.

Diterbitkan 06 Oktober 2025, 18:30 WIB
Share
Copy Link
Batalkan
Jadi intinya...
  • 6.000+ korban keracunan MBG dari 10.012 SPPG baru, jadi perhatian serius.
  • Presiden Prabowo janji atasi dengan Perpres dan SOP ketat dapur MBG.
  • Pemerintah akan terapkan sterilisasi UV, filter air, rapid test, dan sertifikasi.

Liputan6.com, Jakarta Gelombang kasus keracunan massal akibat Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi perhatian serius pemerintah. Hasil penyelidikan, menu yang menyebabkan keracunan dikelola satuan pelayanan pemenuhun gizi (SPPG) baru.

Sekadar diketahui, sampai 1 Oktober 2025 jumlah SPPG yang beroperasi mencapai 10.012. Sementera jumlah kasus keracunan mencapai 70-an dengan korban 6.000 lebih. Korban rata-rata langsung diperbolehkan pulang untuk rawat jalan meski beberapa di antaranya harus mendapatkan penanganan.

Presiden Prabowo Subianto menyikapi kondisi ini. Dia berjanji segera menyelesaikan, meski menurutnya rentetan kasus keracunan yang terjadi dalam kurun waktu sebulah terakhir hanya 0,0017 persen. Salah satu langkah yang dipersiapkan dengan menerbitkan Perpres Tata Kelola Makan Bergizi Gratis dengan harapan memperbaiki pelaksanaan program MBG. Selain itu, dia juga meminta dapur yang menjadi tempat menu MBG diracik dibuat SOP ketat.

Berikut sederet arahan tegas Prabowo dan pemerintah ke SPPG agar keracunan MBG tak terus berulang:

2 dari 6 halaman

1. Omprengan dan Alat Makan MBG Dibersihkan Pakai Alat Cuci Ultraviolet

Presiden Prabowo Subianto meminta standarisasi kebersihan dan keamanan dalam pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) diperketat. Salah satu caranya menggunakan alat-alat cuci ultraviolet untuk membersihkan ompreng MBG.

"Semua dapur nanti harus dilengkapi alat-alat cuci ompreng yang benar-benar kuat dengan UltraViolet atau dengan gas, atau dengan air yang sangat panas," ujar Presiden Prabowo saat menghadiri akad massal 26.000 KPR FLPP dan Serah Terima Kunci di Cileungsi, Kabupaten Bogor, Senin, 29 September 2025.

3 dari 6 halaman

2. Air yang Dipakai Menggunakan Filter

Prabowo juga mewajibkan SPPG memiliki filter atau penyaring air. Tujuannya mencegah masuknya zat-zat berbahaya ke makanan.

"Kemudian juga filter untuk air harus ada, kemudian test kit sebelum dikirim makanan harus ada. Ini segera kita benahi, semua dapur harus ada tukang masak terlatih," ucap Prabowo.

4 dari 6 halaman

3. Rencanakan Pakai Alat Rapid Test Cegah Keracunan

Salah satu upaya yang dipertimbangkan untuk mencegah keracunan dengan memanfaatkan alat rapid test. Alat itu dipakai untuk menguji makanan yang sudah dimasak. Selama ini, alat tersebut dipakai di SPPG milik Polri. Rencananya, alat ini akan diterapkan di SPPG lainnya.

Kepala BGN Dadan Hindayana mengatakan, Presiden juga telah memerintahkan agar setiap SPPG memiliki alat rapid test. Rapid test itu penting untuk menguji makanan.

"Pak Presiden sudah memerintahkan agar setiap SPPG memiliki alat rapid test yang bisa dilakukan untuk menguji makanan yang sudah dimasak sebelum diedarkan," kata Dadan.

5 dari 6 halaman

4. SPPG Harus Kantongi 3 Sertifikasi

Ada tiga sertifikat yang harus dimiliki SPPG untuk memastikan dapur higienis. Yakni Sertifikat Laik Higiene Sanitasi/SLHS, Hazard Analysis and Critical Control Points (HACCP) dan sertifikasi halal.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan ketiga sertifikat itu adalah standar minimum bagi SPPG.

"Nah ketiga proses sertifikasi ini akan ditambah satu lagi rekognisi dari BPOM. Jadi Kementerian Kesehatan dan BPOM dan BGN nanti akan bekerja sama untuk melakukan sertifikasi," kata Budi dalam konferensi pers usai rakor.

Sertifikasi HACCP bertujuan memastikan kualitas fasilitas pengolahan makanan, sementara SLHS adalah untuk sertifikasi sumber daya manusianya.

6 dari 6 halaman

5. Masak Menu MBG Pakai Air Galon

Selain menggunakan alat sterilisasi pada alat-alat masak dan makan, ke depan dapur MBG atau SPPG diminta memasak makanan menggunakan air galon sebagai upaya mencegah keracunan.

“Kita juga menyarankan untuk lebih meningkatkan sanitasi. Terutama untuk memasak, kita sudah instruksikan agar mereka menggunakan air galon," kata Kepala BGN, Dadan Hindayana saat Rapat Komisi IX DPR,

EnamPlus