Sukses

BNPB akan Ledakkan Batuan Besar Sisa Material Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi

BNPB dalam waktu dekat berencana meledakkan (demolish) batuan besar atau sisa-sisa material Gunung Marapi setelah banjir lahar dingin yang terjadi pada 11 Mei 2024.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam waktu dekat berencana meledakkan (demolish) batuan besar atau sisa-sisa material Gunung Marapi setelah banjir lahar dingin yang terjadi pada 11 Mei 2024.

"Dari pemantauan udara masih banyak batuan-batuan besar berdiameter lebih dari dua meter dengan berat mencapai ratusan kilogram, dan berserakan sehingga harus diledakkan," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dilansir dari Antara, Sabtu (25/5/2024).

Abdul Muhari menyampaikan, demolish diperlukan agar jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi di bagian hulu sungai, maka material batuan tadi tidak menyumbat aliran air. Berdasarkan hasil survei udara yang dilakukan BNPB menunjukkan masih terdapat titik-titik batuan besar yang berpotensi menjadi ancaman bagi masyarakat jika tidak segera ditangani.

Ia mengatakan, salah satu titik rawan yang akan dilakukan peledakan ialah 'batu tasangkuik' yang berada di Kecamatan Sungai Pua, Kabupaten Agam.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Agam Edi Busti mengatakan, masyarakat setempat setuju terkait rencana peledakan batuan besar tersebut demi kepentingan bersama.

"Peledakan batuan sisa material Gunung Marapi ini rencananya dilaksanakan minggu depan," ujar dia.

BNPB bersama Pemerintah Kabupaten Agam dan Pemerintah Kabupaten Tanah Datar telah menyurvei sejumlah lokasi-lokasi yang terdampak banjir lahar dingin lewat pantauan udara.

Untuk Kabupaten Tanah Datar survei udara dilakukan di wilayah hulu Batang Bengkawas, Batang Malana, Batang Kadurang hingga Batang Siritrit di lereng Gunung Marapi dan Gunung Singalang. Namun, pemantauan udara menggunakan helikopter tersebut belum berhasil mencapai kawasan puncak Gunung Marapi karena kondisi cuaca yang tidak mendukung.

Sementara di Kabupaten Agam, tim observasi memantau sumber terjadinya banjir bandang yang dimulai dari hulu hingga ke hilir lokasi terdampak bencana. Lokasi yang disurvei yakni Batang Katiak, Batang Kepala Koto di wilayah Gunung Marapi, dan satu titik di wilayah Gunung Singgalang yakni Batang Galodo.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Peringatan PVMBG: Waspadai Potensi Banjir Bandang Susulan dari Gunung Marapi

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi banjir bandang susulan di sekitar sungai yang berasal dari Gunung Marapi, Sumatera Barat. PVMBG telah melakukan penyelidikan awal terkait gerakan tanah di Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Agam.

"Pada saat musim hujan atau intensitas hujan tinggi, area sekitar sungai yang berhulu di Gunung Marapi masih berpotensi terjadi banjir bandang susulan," kata Kepala PVMBG Hendra Gunawan di Padang, Sabtu (25/5/204), yang dilansir dari Antara.

Pemerintah melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah menyiapkan langkah-langkah mitigasi, termasuk operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC), untuk mengantisipasi banjir bandang susulan. TMC diharapkan dapat memindahkan awan hujan dari lokasi terdampak bencana ke laut lepas.

PVMBG merekomendasikan beberapa langkah, yaitu masyarakat yang tinggal di sekitar sungai yang berasal dari Gunung Marapi segera mengungsi ke tempat yang lebih aman. Selain itu, pemantauan terhadap aliran bahan rombakan perlu dilakukan untuk mengetahui kondisi terkini, terutama di area sungai yang berasal dari Gunung Marapi.

Jika terjadi perkembangan aliran bahan rombakan susulan di jalur sungai, masyarakat diminta menjauh dari lokasi gerakan tanah atau aliran sungai. PVMBG juga menyarankan pembangunan sabo dam sebagai pengendali aliran sungai dari gunung api tersebut. Selain itu, perbaikan dan perbesaran gorong-gorong sungai, normalisasi sungai, dan perbaikan keairan di bagian hulu juga disarankan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini