Sukses

Paylater Ubah Kebiasaan Gen Z Menggunakan Uang?

Paylater merupakan aplikasi bayar tunda yang yang memudahkan masyarakat atau konsumen dalam mendapatkan barang ataupun jasa dengan sistem tunda.

Liputan6.com, Jakarta - Paylater merupakan aplikasi bayar tunda yang yang memudahkan masyarakat atau konsumen dalam mendapatkan barang ataupun jasa dengan sistem tunda. Untuk pengajuan pun sangat mudah tanpa persyaratan yang merepotkan.

Perencana Keuangan dari ZAP Finance, Prita Hapsari Ghozie menyebut, paylater merupakan sistem pembayaran tunda tetapi dengan mendapatkan barang atau jasanya di awal. Penggunaan paylater dapat mengubah kebiasaan konsumennya.

"Hal ini sebetulnya (paylater) bisa berpengaruh terhadap kebiasaan atau mengubah money habit dari Gen Z itu sendiri. Nah apa yang diubah? Sebetulnya adalah kesabaran atau kemampuan untuk menunda kenikmatan," kata Prita kepada Liputan6.com.

Padahal menurut dia, satu satu keahlian dalam pengelolaan keuangan adalah kemampuan untuk bisa menunda kenikmatan tersebut. Atau masyarakat dimungkinkan untuk menabung ataupun berinvestasi terlebih dahulu sebelum dapat menikmati barang yang diinginkan.

"Nah dengan adanya paylater kemungkinan besar Gen Z akan berubah perilakunya, sehingga hal ini bisa mengancam kesuksesan financial planning dia di kemudian hari," ucap dia.

Sebelumnya, Kepala Eksekutif PengawasPerilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Friderica Widyasari Dewi, mengingatkan para milenial atau generasi agar tidak sembarangan mengambil pinjaman paylater.

Sebab, jika gagal melunasi pinjaman kredit paylater akan sulit untuk memperoleh kerjaan. Paylater merupakan layanan untuk menunda pembayaran atau berutang yang wajib dilunasi pada kemudian hari.

"Iyalah (pengaruh ke dunia kerja) saya aja daftar OJK pasti dicek juga. Saya banyak denger cerita dari temen, anaknya sambil nunggu wisuda ngajuin beli tab pakai paylater, dari utang berapa terus akhirnya berkembang banyak, akhirnya mau cari kerja malah susah," ujar Friderica kepada awak media di Senayan JCC, Jakarta Pusat, Kamis (24/8/2023).

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Masyarakat Diimbau Bijak Mengelola Keuangan

Friderica menjelaskan, saat ini data pinjaman nasabah kredit layanan paylater telah masuk ke dalam Sistem Layanan Informasi Keuangan Otoritas Jasa Keuangan (SLIK OJK). Sehingga, reputasi generasi muda maupun masyarakat lainnya dapat tercoreng jika masuk sebagai kategori kredit macet.

"Jadi, anak muda jangan main-main utang online, abis itu ganti nomor (merasa) udah gak bisa ditagih. Nggak gitu, karena akan masuk di SLIK kalau paylater," jelasnya.

Padahal, nominal pinjaman dari kredit paylater tersebut tidak lah besar hanya berkisar ratusan ribu rupiah. Namun, utang tersebut terus menggunung karena tidak mampu membayar cicilan.

"Mereka utang di paylater itu beberapa ratus ribu, tapi macet. Jadi sangat disayangkan lebih penting beli rumah dari belanja gak jelas itu," ucapnya.

Dia pun mengimbau seluruh masyarakat, terutama generasi muda untuk lebih bijak dalam mengelola keuangan untuk masa depan yang lebih baik. Antara lain dengan berupaya menghindari kredit yang bersifat konsumtif pada layanan paylater.

"Ini biar anak muda paham, mereka sudah (harus) bertanggungjawab atas catatan keuangannya sangat penting buat masa depannya," ujar Friderica.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.