Sukses

Prof Benyamin F. Intan Dikukuhkan Jadi Guru Besar Teologi Politik

Berdasarkan Surat Keputusan Kementerian Agama, Dosen Tetap sekaligus Ketua STT Reformed Injili Internasional, Benyamin F. Intan dikukuhkan menjadi Guru Besar Teologi Politik pada Sabtu 27 Mei 2023.

Liputan6.com, Jakarta - Berdasarkan Surat Keputusan Kementerian Agama, Dosen Tetap sekaligus Ketua STT Reformed Injili Internasional, Benyamin F. Intan dikukuhkan menjadi Guru Besar Teologi Politik pada Sabtu 27 Mei 2023.

Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Qoumas mengucapkan selamat atas pengukuhan guru besar Prof Benyamin sebagai Guru Besar Teologi Politik.

Menag menilai tema yang disampaikan Prof. Benyamin dalam orasi ilmiahnya yang berjudul "Pluralisme Agama. Teologi Politik Reformed, dan Kemaslahatan Bangsa" sangat relevan dalam dinamika kehidupan bangsa dalam menyambut tahun politik.

"Apalagi profesor merupakan jabatan tertinggi di dunia akademisi. Semoga beliau dapat memberikan sumbangsih dalam pemikiran politik dan praktis nya dan berkontribusi dalam dunia pendidikan, riset, dan pengabdian masyarakat," ujar Yaqut dalam keterangan yang diterima.

Dirjen Bimas Kristen Jeane Marie Tulung mengungkapkan rasa bangga dan bahagia bahwa salah satu dosen terbaik pada perguruan tinggi teologi telah berhasil meraih jabatan akademik tertinggi sebagai guru besar.

Jeane berharap setelah pengukuhan Prof Benyamin dapat melengkapi tradisi ilmiah yang lebih substantif dan strategis pada perguruan tinggi keagamaan Kristen sehingga makin berkembang lebih baik lagi.

"Bermutu tinggi dengan cakupan ilmu yang lebih bervariasi," ungkap Jeane.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Orasi Ilmiah

Dalam orasi ilmiahnya yang berjudul “Pluralisme Agama. Teologi Politik Reformed, dan Kemaslahatan Bangsa”, Prof. Benyamin melandaskan tesisnya: agama publik harus dikembangkan untuk menjadi tempat di mana peran publik agama-agama diakui dan ditingkatkan untuk menjadi kekuatan liberatif guna menyusun kehidupan sosial-politik yang demokratis.

Walau pada dirinya agama mengandung dua potensi paradoks, yaitu menumbuhkan kekerasan di satu pihak dan rekonsiliasi di pihak lain, tetapi revitalisasi agama publik dapat mengikis peran negatif agama untuk kemudian memaksimalkan peran positif agama-agama tersebut.

"Argumentasi tersebut dilatarbelakangi dari keprihatinan atas kondisi kebebasan dan toleransi beragama di tanah air," kata Prof Benyamin.

Sehubungan dengan pengakuan atas kepakaran di dalam teologi politik inilah, acara pengukuhan dihadiri oleh para tokoh yang berlatar belakang politik dan teologi, seperti Basuki Tjahaja Purnama, Panda Nababan, Putra Nababan, Laksamana TNI (purn.) Marsetio, Manahan Sitompul dan Cahya Harefa. Selain itu, Dr. (HC). KH. Yaqut Cholil Qoumas (Menteri Agama), Prof. Dr. Muhammad Ali Ramdhani (Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama), Dr. Jeane Marie Tulung, S.Th., M.Pd (Dirjen Bimas Kristen Kementerian Agama RI), serta tidak ketinggalan Pimpinan Sinode GRII Pdt. Dr. (HC) Stephen Tong memberikan sambutan hangat dan harapan ke depan.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini