Liputan6.com, Jakarta - Indonesia batal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 yang sedianya digelar pada 20 Mei - 11 Juni 2023. Keputusan ini dipastikan setelah badan otoritas sepak bola dunia (FIFA) memberikan informasi tersebut pada Rabu (29/3) malam WIB via laman resmi mereka.
Ketua Harian DPP Perindo TGB Muhammad Zainul Majdi mengatakan, batalnya pesta olahraga yang digelar di Indonesia ini harus menjadi pembelajaran yang sangat penting.
Baca Juga
Aldi Taher Akui Sudah Mundur dari Partai Bulan Bintang dan Fokus di Perindo untuk Dapil Jabar 6, Siap di Komisi Apapun Bila Terpilih
Aldi Taher Nyaleg Modal Bismillah, Pengin Baca Al Quran di Gedung Senayan Biar Dilihat Puan Maharani
Aldi Taher Trending Gara-gara Nyaleg dan Sebut: Semua Manusia di Bumi Bingung, Gak Bingung Kalau Udah di Surga
"Ya piala dunia U-20 sudah jadi masa lalu, artinya sesuatu yang memang gagal kita laksanakan. Itu menurut saya suatu pembelajaran penting bagi kita semua, dan sebagai bangsa yang besar, Indonesia ini kan bangsa besar yang populasinya besar di dunia, negara demokrasi terbesar di dunia setelah India dan Amerik," kata TGB kepada wartawan, Sabtu (1/4/2023).
"Negara muslim terbesar di dunia dengan demografi usia muda yang besar dengan prospek ekonomi yang sangat luar biasa," pungkasnya.
Dalam konteks ini, dirinya ingin agar seluruh masyarakat Indonesia harus jadi bangsa yang kredibel, bangsa yang dapat dipercaya serta bangsa yang dapat menjunjung komitmen terutama dalam hal-hal yang menyangkut dunia Internasional.
"Termasuk dalam hal misalnya partisipasi kita di organisasi-organisasi di Internasional, termasuk juga di organisasi olahraga. Jadi bangsa yang besar ini tidak boleh dilihat sebagai bangsa kurang kuat dari komitmennya, kemarin kita itu jadi pelajaran lah itu semua," ujarnya.
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, percaya bila pentas Piala Dunia FIFA U-20 yang bakal digelar di Indonesia bisa menjadi katalis kebangkitkan sepak bola nasional.
Singgung soal Politisasi
Lalu, saat disinggung batalnya U-20 ini karena diduga adanya politisasi. Hal itu pun tidak dipungkiri oleh dirinya.
"Ya apa sih yang tidak dipolitisasi hari ini. Tapi kalau Perindo lebih berpijak pada kepentingan bangsa ya. Karena itu, kita kan harus cermat melihat the whole picture atau gambaran keseluruhan," ungkapnya.
"Ada yang mengatakan, ya kalau pun kita tidak bisa menjadi tuan rumah tapi insya Allah Indonesia baik-baik saja. Bukan masalah ketuanrumahan itu saja, tapi ini kredibilitas kita sebagai bangsa. Kan ke depan itu kita juga berharap Indonesia bisa menghost banyak kegiatan-kegiatan internasional. Termasuk harapan kita menjadi host bagi olimpiade sekian tahun yang akan datang," pungkasnya.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Advertisement